•••
"Nyebelin, tapi sayang".
•••
______________Drrrtttt
Drrrtttt
Layla mengambil handphone nya yang berada di nakas dengan malas. Setelah kejadian kemarin di mall, Layla belum sama sekali keluar kamar. Layla menatap layar handphone dengan perasaan sebal. Dari kemarin Ezra tak hentinya menyepam handphone nya dengan chatt dan telfon masuk.
Layla tak memiliki mood untuk membalas bahkan membaca chatt yang masuk atas nama Ezra. Dari kemarin seolah lonceng di kepalanya memberikan tanda bahwa Ezra harus dia hindari dulu untuk saat ini.
Tapi, namanya juga Ezra. Tak akan pernah lelah untuk membujuk, bukan bukan. Memaksa Layla agar merespon Ezra.
Drrrtttt
Baru saja ingin mematikan handphone nya, chatt masuk yang baru saja muncul membuat Layla ingin mengumpat sejadi-jadinya.
From : Ez🖤
Buka pintu kamarnya. Aku ga harus nge dobrak kan?Layla membanting handphone nya ke kasur, dengan perasaan dongkolnya melangkah menuju pintu. Menghembuskan nafas gusar saat pertama kali pintu terbuka Ezra sudah di hadapannya, lengkap dengan t-shirt putih dan jeans hitam andalannya. Dengan senyum yang mengembang tanpa rasa bersalah sedikitpun menatap Layla.
"Pagi tuan Putri". Sapa Ezra dengan suara khasnya.
Layla mencekik bibirnya sebal. Menyandarkan bahunya ke pintu dengan mata menatap kesal Ezra. "Udah siang".
Ezra cemberut. Merauk wajah Layla dengan kelima jarinya gemas. "Cuek banget sih, ayo jalan".
"Ezra, bisa gak hari ini Layla me time?". Tanya Layla dengan nada memohon.
Ezra menggeleng kuat. " Aku gak mau berantem tuan Putri. Buru mandi, Siap-siap. Aku tunggu di bawah". Ezra membelai pipi Layla dan langsung membalikkan badan tanpa menunggu jawaban Layla.
•••
"Kamu lagi berantem sama mamah?". Layla mendengus sebal kepada Ezra yang sedari tadi tak hentinya bertanya. Untung saja Ezra tak menanyainya tentang chatt yang tidak di balas dari kemarin."Layla".
Layla menghembuskan nafas gusar. "Gak".
Ezra yang tengah menyetir melirik sekilas Layla. "Yakin?".
Bagaimana Ezra tidak curiga, Layla bukan lah tipikal orang yang suka mengabaikan walaupun Layla dongkol sekali pun. Dan tadi, Ezra melihat sendiri bagaimana Layla tak menyapa Mamahnya. Benar-benar mencurigakan.
"Balik aja deh, bete".
Ezra mencekik bibir sebal. Mengutuk sikap Layla hari ini yang benar-benar menguji kesabaran nya. Ezra tak bertanya lagi hingga mobilnya sampai di tempat tujuan.
"Ngapain kesini? ". Tanya Layla saat Ezra membukakan pintu untuknya.
Ezra menatap Layla. "Kulineran dong. Kita makan sepuasnya disini". Ezra langsung menarik Layla.
'Selamat datang di alun-alun Kota' menyambut mereka sebelum memasuki area yang padat. Ezra mengarahkan Layla menuju bangku plastik yang di sediakan di alun-alun.
"Ngapain malah duduk?". Tanya Layla keheranan.
"Diskusi dulu lah, biar teratur kulineran kita". Dan Layla lupa bahwa punya pacar yang sebelah duabelas dengan mamahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Layra | Doyoung
FanfictionLayla Tamalia, benar-benar tak bisa mendeskripsikan bagaimana rasanya memiliki pacar seorang aktor ternama ibu kota yang punya fans segudang, Ezra Bannerick. Kejadian demi kejadian terus mewarnai perjalanan percintaan mereka berdua. Tapi, apakah Lay...