Bab 7 : Double kesialan

27 10 0
                                    

•••

"One day for two events".

~Layla yang lelah dengan harinya~

•••


____________________

Temenin ema-ema arisan, sama dengan sama-sama menyebalkan saat menemani Ezra.

Layla menoleh ke orang di hadapannya, Mila. Gadis yang bernasib sama sepertinya. Dan sialnya hanya mereka berdua yang menjadi manusia paling sial hari ini. Di boyong oleh sang mamah untuk ikut keacara arisan yang menurut Layla tak ada faedahnya sama sekali.

Layla berkali-kali melafalkan seluruh do'a yang dia ketahui untuk menulikan telinganya dari suara ibu-ibu yang tengah saling menyahuti tak mau kalah satu dengan yang lain, topik yang mereka bahas adalah 'mengagungkan anak'.

"Tante Fara semangat banget ngomongin anaknya yang baru lulus dari Harvard". Sindir Mila sambil melirik sekilas ke meja ibu-ibu yang berjarak sekitar 10 meter dari meja mereka. Sebenarnya, tanpa melirik pun seluruh pengunjung disini dapat mendengar jelas suara ibu-ibu yang sungguh merdu minta di tutup mulutnya. Bahkan suara alunan musik yang di putar di restoran ini kalah dengan suara kebisingan mereka. Bener-bener.

Layla melirik tante Lika - ibu Ezra yang juga ikut hadir disana sebagai anggota. Tante Lika lebih tenang dari yang lain. Jelas! tak perlu di agungkan karna sudah agung, anaknya udah jadi orang terkenal, siapa yang gak kenal Ezra di 2 tahun terakhir ini? Kalau ada dipastikan orang tersebut tidak punya televisi sampai nama dan wajah Ezra tak pernah terlihat olehnya. Layla melirik ke sisi tante Lika, mamahnya yang justru terlihat begitu bar-bar menyahuti. Layla mengercap mata sambil meringis horor.

Amit-amit, jangan sampe gua begitu.

Layla menggaruk kepalanya tidak gatal, bisa ketombe-an Layla jika terus disini, menatap lagi Mila yang kini sedang mengaduk-aduk makanan tanpa minta. "Kabur aja yuk ke Stoberi. Bisa mati duduk gua begini terus".

Ya bukan apa-apa. Demi nama baiknya yang sebentar lagi sang mamah agungkan, demi kepala yang mau pecah mendengar suara ibu-ibu mereka, dan demi kian Layla langsung menarik Mila tanpa menunggu persetujuan, melesat pergi dari sana.

Layla menghela nafas lega saat mereka sudah masuk kedalam toko Stoberi, nama toko yang menjual aksesoris wanita seperti ikat rambut dan lain-lain. Sambil mengitari rak-rak kaca bertingkat setinggi kepala, Layla mengusap pelan telinganya yang terasa pengang karna kejadian di restoran.

"Lu mau beli apaan La?". Tanya Mila yang sedang melihat-lihat jepitan di salah satu rak kaca. Layla yang berjalan di depan sontak menoleh kebelakang. Dengan mengangkat bahu tanda tidak tahu, Layla mendekati Mila. Ikut melihat-lihat jepitan disana.

Tlinggg

Layla mengangkat panggilan telpon tanpa melihat siapa nama yang menelponnya. Masih asyik melihat-lihat jepitan bersama Mila.

"By, kita dapet barang couplean buat endorse, buru ke lokasi syuting. Hari ini harus di post sama orang yang nge-endorse".

Welcome double kesialan.

•••


Ezra berdiri dengan rasa gembira, merentangkan kedua tangan saat Layla sudah sampai dihadapannya dengan wajah masam. "Sini peluk, kangen".

Ingin rasanya Layla menendang manusia satu ini, jika dirinya tak melihat situasi bahwa ruangan ini ramai.

Dengan terpaksa, Layla menyambut pelukan Ezra. Hanya 3 detik, dan Layla langsung melepaskan diri dari dekapan Ezra. Masih dengan wajah berbinar nya, Ezra menuntun Layla ke pojok ruangan tepat dimana manajer dan asistennya berada.

Layra | DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang