Tujuh Belas

11.2K 668 37
                                    

"Hah? Mana mungkin?" Citra terdiam. Sudah hampir dua tahun berumah tangga, mereka tidak pernah bersentuhan. Apa mungkin, tiba-tiba saja Nicholas sembuh? Bukankah hal seperti itu sulit disembuhkan, kenapa tiba-tiba Nicholas ingin menidurinya.

"Apa aku salah?" Nicho memberikan tatapan yang selama ini diinginkan Citra. Bukankah ini bagus. Tapi, saat ini, di hati Citra hanya ada Axel.

Citra menggeleng pelan. Ia tidak bisa menolak, ketika Nicho melepaskan lingerienya. Mereka mulai berciuman lembut. Citra pikir, ia tidak akan merasakan getaran apa pun. Tapi, baru saja bibir mereka bersentuhan, ia sudah menginginkan tubuh Nicho memasuki dirinya. Wanita itu sempat berpikir kalau Nicho tidak akan ahli dalam urusan ranjang dengan lawan jenis. Tapi, dari ciuman dan sentuhannya, bukankah itu begitu lembut dan menggairahkan.

"Nic tidak akan bisa menegang,"pikir Citra. Dia akan mengikuti permainan suaminya. Citra akan melihat, sejauh apa, pria itu bertahan.

Tubuh Citra berdesir lembut. Tidak ada desiran hebat, seperti yang ia rasakan saat bersama Axel. Nicho membalikkan badan Citra, menindihnya dari belakang, memberikan kecupan-kecupan hangat di punggung. Citra mulai merasakan 'panas' di tubuhnya. Nicho menarik bokongnya ke atas. Citra sempat berpikir, kalau Nicholas akan memasuki lobang anusnya, seperti yang dilakukannya pada sang kekasih. Jika Nicho melakukan itu, Citra akan dengan cepat menendangnya. Tapi, Citra salah, Nicho memasuki dirinya. Tepat pada daging lembut dan hangat itu. Mata Nicho terpejam, menikmati setiap pergesekan yang terjadi. Tubuhnya bergetar perlahan. Ia berhenti sejenak, sempat membuat Citra heran dan berpikir Nicho sudah menyemburkan cairan.

Namun, tiba-tiba saja tangan Nicholas menggerakkan tubuh Citra. Berlawanan dengan tubuhnya. Citra memekik, kaget dengan rasanya. Setiap orang memiliki cara bercinta yang berbeda. Yang dilakukan Nicho memang tidak sama dengan Axel, rasanya juga berbeda. Tapi, nikmatnya tetaplah sama. Nicho tidak pernah mengganti posisi bercintanya sampai selesai. Namun, Citra merasa tidak ingin berakhir. Ia sudah tidak bercinta selama dua minggu terakhir karena menstruasi dan kesibukan Axel.

"Arghh!" Nicho mengerang dan ambruk menimpa Citra. Napas keduanya tersengal. Citra cukup takjub, Nicho mampu melakukannya.

"Setelah ini, kamu nggak boleh ketemu Axel!"bisiknya.

Citra terbelalak."Kenapa? Dia itu kekasihku, Nic!" Kenapa semuanya berubah aneh. Nicho sudah mulai melarangnya bertemu dengan

"Pokoknya nggak boleh! Kita berdua sedang program kehamilan!"katanya dengan tegas.

"Apa!" Citra terperangah."Bagaimana kamu yakin kalau aku akan hamil anakmu? Sementara aku juga berhubungan dengan Axel!"

"Aku tahu, kamu baru aja selesai menstruasi. Jadi, jangan coba-coba temui Axel untuk sementara." Nicho bangkit dan pergi membersihkan tubuhnya.

"Sialan!"sungut Citra, "kupikir, dia tertarik dengan Perempuan. Ternyata, cuma untuk punya anak! Pantes aja mainnya dari belakang, kalau dari depan, burungnya nggak akan berdiri!"

Citra masih berbaring di tempat tidur. Merasa malas untuk bangun dan membersihkan diri. Nicho keluar dari toilet dengan handuk melingkar di pinggangnya. Citra menatap suaminya, sebal.

"Kita pergi besok."

"Ke mana?"

"Keliling Eropa!"

Citra mengerutkan kening."Ngapain? Apa ada kerjaan?"

"Nggak, cuma liburan aja." Nicho meraih air mineral di atas nakas, lalu meneguknya.

"Oh..." Citra mengangguk-angguk."Siapa aja yang ikut?"

"Kita berdua saja."

"Apa?" Citra semakin merasa aneh dengan perubahan sikap Nicho. Semalam, mereka sudah tidur bersama. Faktanya, Nicho bisa memuaskan dirinya di atas ranjang. Sekarang, mengajaknya liburan. Bukankah ini aneh. Bagaimana dengan hubungannya dengan sang kekasih. Bukankah Nicho gay atau mungkin sebenarnya dia adalah bisexual.

Pria SimpananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang