Arka celingukan, masih belum menyerah mencari sesosok gadis yang sudah lebih dari satu seperempat jam yang lalu ditunggunya untuk ia culik ke suatu tempat. Tapi sesosok yang Arka tunggu itu tak juga menampakkan batang hidungnya dari tadi, membuatnya tidak berhenti untuk mengumpat demi melampiaskan kekesalannya.
Sumpah ya, demi selai ubur-ubur Bikini Bottom! Arka bahkan sampai berjanji pada dirinya sendiri kalau nanti ketika si gadis yang ditungguinya sudah datang, bakal langsung Arka cincang saja untuk dimasukkan ke dalam adonan perkedel kentang! Biar mampus! Padahal tuh ya, bel tanda berhentinya kegiatan belajar mengajar di sekolah ini sudah berbunyi ketika Arka tepat menginjakkan kakinya di sana, tapi emang sesibuk apa sih, dia sampai semua pesan yang dikirimkan Arka kepadanya tidak dibaca olehnya?
Sok jual mahal banget. Untung sayang.
Menahan semua kekesalannya agar tidak meledak di tengah kerumunan bocah-bocah SMA yang sedang berbondong-bondong untuk pulang, Arka kembali mencoba menghubungi Shilla—si gadis yang sedang ditungguinya. Karena Arka tahu kalau mengirim pesan singkat ke gadis itu pasti akan sangat sia-sia dan justru membuang-buang tenaganya. Kali ini cowok itu mencoba peruntungannya yang lain, yaitu menelepon gadis itu biar cepat diangkat. Awas saja kalau kali ini juga tidak digubris, benar-benar minta dikasih pelajaran memang tuh bocil!
Baru saja Arka bersiap untuk kembali misuh-misuh karena teleponnya itu tak kunjung diangkat oleh seseorang di seberang sana, cowok itu sudah lebih dulu dibuat lega karena suara Shilla yang ngegas akhirnya menyambutnya juga.
"Apaan sih?! Berisik banget! Gue blok mau?!"
IDIH, APA-APAAN?!
"Heh anj—"
"Nggak usah ngomong kasar. Gue nggak suka."
Arka langsung terdiam. Huh, memang susah ya kalau sudah bucin, mau setidak suka apapun kalau yang nyuruh si mbak crush, pasti bakal langsung Arka turutin tanpa bisa protes. Memang bodoh sekali dia ini.
"Ada apaan sih, Arka Sayang? Spam banget chat lo, gue males baca. Gue lagi sibuk gibah sama temen-temen, tau!"
Ya Tuhan ... tahan, tahan.
Kalau saja Arka tidak ingat bahwa gadis itu adalah gadis yang—ekhm—Arka sayang, udah dia katain dari tadi pakai semua nama-nama hewan di kebun binatang! Dan, apa tadi?! Jadi dari tadi cowok itu yang udah kayak orang ilang sambil celingukan sampai diliatin pakai tatapan aneh dari orang-orang itu hanya karena nungguin Shilla yang lagi ngegosip sama teman-temannya? Sudah gila.
"Gue di depan," jawab Arka to the point. Biar cepet, soalnya kalau urusan yang melibatkan cewek modelan Shilla nih, pasti bakal lama.
"...."
"Heh, denger nggak?" lanjutnya ketika tidak ada respon yang diberikan Shilla kepadanya.
Hening cukup lama, membuat Arka makin bingung. Ini nggak mungkin 'kan, Shilla lupa matiin ponselnya gara-gara mau ghibah lagi sama temen-temennya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Letter
Teen FictionIni kisah Arka, Rayhan, Jevan, dan Rendy; empat orang sahabat yang dipertemukan semesta, dalam perjalanan mereka menuju dewasa. Tentang mereka yang mengejar mimpi, mencari cinta, dan mempertahankan persahabatan. Hingga mereka menemukan seseorang yan...