Jdar!
Petir kembali menyambar disusul derasnya hujan yang kembali membanjiri bumi. Sudah sekitar satu setengah jam hujan turun di luar sana membuat Arka meringkuk di balik selimut nyamannya sambil memeluk bantal guling motif bunga matahari kesayangannya.
Tapi Arka sedang kesal sekali dari tadi! Soalnya Arka tidak bisa tertidur. Padahal kalau sambil dengerin suara hujan kayak gini kan kalo kata orang, bakal lebih nyenyak untuk tidur. Tapi tidak tahu deh Arka sedang kenapa. Padahal tidur kan sudah menjadi passion-nya. Tapi kenapa Arka tidak bisa tidur juga? Atau mungkin karena ini baru jam setengah delapan malam, ya?
Huh, Arka jadi males kalau hujan membuatnya jadi tidak bisa tidur, padahal sebenarnya, ada satu hal yang cowok itu suka sekali dari hujan. Oke, mungkin ini terdengar sangat klise dan terkesan mendramatisir keadaan, tapi serius deh, Arka tuh suka sekali dengan petrichor-bau tanah yang bercampur dengan air hujan. Sumpah, Arka berani bertaruh kalau lebih dari sembilan puluh sembilan persen penduduk di bumi ini pasti menyukai aroma menenangkan itu. Soalnya, baunya tuh memang enak banget. Baccarat Les Larmes Sacrees de Thebes-merek parfum termahal di dunia-yang harganya senilai enam ribu delapan ratus dolar Amerika Serikat saja lewat.
Arka sampai heran dengan orang-orang yang tidak menyukai aroma itu-contohnya Rendy yang ngatain Arka alay seperti anak perawan yang suka hal-hal begituan. Kenapa coba mereka bisa tidak suka? Hidungnya ada masalah apa, sih? Atau jangan-jangan mereka psikopat kali, ya? Heran banget Arka tuh soalnya. Tapi, ya, bodoamat lah dengan itu semua, mau suka atau tidak juga kan hak mereka. Arka tidak bisa memaksa pun tidak peduli juga sebenarnya, cuman agak kesal dikit.
Oke, sudah cukup Arka cerita hal nggak jelas kayak gini. Saatnya cowok itu kembali mencoba untuk tidur-walaupun kemungkinan besar pasti akan tetap gagal. Dan ... benar saja. Belum ada lima detik dirinya memejamkan mata, suara notifikasi ponsel yang tergeletak di nakas di samping tempat tidurnya itu tiba-tiba berbunyi dengan sangat nyaring yang otomatis membuat telinganya terganggu. Awalnya Arka tidak mau memedulikan apa yang membuat ponselnya tiba-tiba berbunyi seperti itu, tapi yah, berhubung dirinya juga sedang tidak bisa tidur, tidak ada salahnya untuk mengecek apa yang masuk ke ponselnya.
Dan setelah melihat apa yang tertera sebagai notifikasi di layar ponselnya ... matanya sontak membulat seketika. Itu adalah Kyra yang mengiriminya pesan. Aduh, Arka bukannya tidak suka dengannya atau bahkan membencinya, tapi hubungan mereka kan tidak terlali dekat karena selama ini mereka hanya seperti orang asing yang tinggal di satu rumah. Bahkan mungkin bisa dihitung seberapa banyak mereka berbicara ke satu sama lain. Intinya ya, begitu. Mereka tidak seperti kakak-adik pada umumnya. Mereka seperti ... saling menghindar? Entahlah. Arka juga selama ini tidak ambil pusing dengan itu semua.
Oke, kembali lagi dengan pesan yang dikirimkan Kyra kepadanya. Arka sebenarnya berniat mengabaikan saja karena toh juga selama ini mereka saling tidak acuh satu sama lain. Tapi entah kenapa... ada sesuatu dalam diri Arka yang membuat cowok itu penasaran akan apa yang disampaikan Kyra lewat pesan yang dikirimkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Letter
Fiksi RemajaIni kisah Arka, Rayhan, Jevan, dan Rendy; empat orang sahabat yang dipertemukan semesta, dalam perjalanan mereka menuju dewasa. Tentang mereka yang mengejar mimpi, mencari cinta, dan mempertahankan persahabatan. Hingga mereka menemukan seseorang yan...