Sejak pulang dari pantai beberapa waktu lalu, Diva jadi sulit ditemui. Dalam kurun waktu itu, tidak sampai lima kali Rayhan berjumpa dengan sang pujaan hati. Pertemuannya pun memang murni hanya bertemu, sebatas basa-basi, bukan seperti makan bersama, pergi ke suatu tempat, atau bahkan kencan.
"Boro-boro pacaran, dia bisa ditemuin aja udah syukur," ujar Rayhan saat tiga sahabatnya mempertanyakan mengapa si cowok paling bucin itu lama tidak terlihat berkencan dengan cewek kesayangannya.
Bohong kalau Rayhan tidak merasa ada yang aneh dengan kelakuan gadisnya. Sebelum jatuh sejatuh jatuhnya kepada seorang Radiva Afshin Nabila, pemuda itu pernah dicap sebagai playboy bermantan segudang. Oleh karena itu, Rayhan tahu persis kalau gerak-gerik Diva menunjukkan bahwa ia sedang menghindarinya. Laki-laki itu masih ingin berbaik sangka, tetapi kelakuan Diva seakan menyangkal semua prasangka baik dalam benaknya.
Ia mulai merasa ada yang janggal saat Diva selalu membalas pesannya berjam-jam setelah pesan itu terkirim. Sudah begitu, balasannya singkat-singkat pula. Ditambah lagi, panggilan dari Rayhan pun kerap diabaikan. Pokoknya, Diva seperti meminimalisir adanya kontak dengannya.
Rayhan semakin yakin ada yang tidak beres saat cowok itu sengaja bertandang ke rumah Diva tanpa mengabari terlebih dahulu. Bukannya disambut pelukan atau setidaknya senyuman hangat seperti yang Rayhan bayangkan, pacarnya itu malah terlihat lesu. Diva bahkan tidak mengajak Rayhan masuk ke rumahnya dan hanya mengobrol sebentar di kursi beranda.
"Iya, aku masih capek banget gara-gara liburan sama sepupuku kemarin, jadi gini, deh," ujar Diva saat Rayhan menanyakan alasan di balik wajah gadis itu yang tampak kuyu.
Jawaban itu membuat Rayhan akhirnya mengurungkan niat untuk mengajak gadis itu pergi. Ia juga tidak jadi bertanya mengapa Diva akhir-akhir ini bersikap tidak seperti biasanya. Pemuda itu memutuskan untuk pulang.
"Ya, udah. Aku pulang aja, ya? Biar kamu istirahat dan bisa cepet fit lagi," pamitnya.
Sebelum beranjak, cowok itu sempat mengusap sebelah kepala Diva. "Kasian banget pacar aku jadi mirip panda gini," guraunya sambil pura-pura cemberut.
Biasanya, Diva akan merespon, "Biarin. Panda, kan, imut." Namun, hari ini ia hanya tersenyum simpul, membuat Rayhan semakin penasaran apa yang sedang bersarang dalam pikiran gadisnya.
Ketika liburan akhir semester ganjil berakhir, Rayhan masih belum berhasil menemukan alasan di balik anehnya tingkah Diva. Kalau kata Adel, kemungkinan Diva sedang tidak dalam mood yang baik sehingga gadis itu butuh waktu untuk sendiri. Awalnya, pemuda itu mengelak karena tidak biasanya Diva bad mood sampai sebegitunya, tetapi akhirnya ia memberi waktu untuk gadis itu menenangkan pikirannya sendiri.
Rayhan benar-benar sudah tidak tahan diabaikan terus seperti ini. Cowok itu pikir, jika suasana hati Diva masih belum membaik setelah me time-nya, ia harus berusaha menghibur gadis itu. Nyatanya, Diva punya seribu satu alasan untuk tidak mengiakan ajakan Rayhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Letter
Teen FictionIni kisah Arka, Rayhan, Jevan, dan Rendy; empat orang sahabat yang dipertemukan semesta, dalam perjalanan mereka menuju dewasa. Tentang mereka yang mengejar mimpi, mencari cinta, dan mempertahankan persahabatan. Hingga mereka menemukan seseorang yan...