"Aku membencimu. Aku berbohong ketika aku bilang aku mencintaimu."
"Tak bisakah kau mengakatannya? Katakan kalau kau mencintaiku."
Nayeon terbangun dari tidurnya begitu kalimat-kalimat itu singgah dalam alam sadarnya. Pukul tiga pagi. Ia merasa gila karena hampir setiap hari ia terbangun akibat kalimat-kalimat itu. Hah, sial.
Nayeon memandang sekelilingnya. Tak ada apapun. Ia menghela nafasnya.
Lima tahun berlalu begitu saja dan Caracas menjadi tempat baru untuk Nayeon memulai kehidupannya. Sebuah kota yang indah yang berada di Venezuela. Kota indah yang membuat hidupnya jauh lebih baik.
Nayeon memandang pemandangan indah setiap pagi dari jendela dapurnya. Ia menyukai suasana kota itu di pagi hari. Menyukai udara segar yang selalu menyapa kulitnya.
"Eomma~ apa hari ini bibi Dahyun libur?"
Nayeon menoleh ke arah anak kecil yang baru saja terbangun dari tidurnya. Sambil mengantuk, ia berjalan mendekat ke arah Nayeon. Nayeon tersenyum ke arah anak laki-laki itu sambil berjalan mendekat.
"Ne. Dia sedang perjalanan ke sini. Jadi kau bisa main sepuasnya dengan bibi Dahyun."
"Jinjja?"
Melihat antusiasme anak itu, Nayeon tak dapat menghentikan senyum lembutnya. Ia mengangguk untuk menjawab anak itu. Ia juga membelai lembut surai hitam anak itu.
"Ye... Kalau begitu aku akan siap-siap sebelum bibi Dahyun menjemputku."
Nayeon menatap anak yang berlari menuju kamarnya sambil melipat kedua tangannya didepan dada. Ia benar-benar senang juga bersyukur. Satu-satunya hal berharga yang ia miliki bisa ia lindungi.
Anak laki-laki usia lima tahun dengan surai hitam yang lembut. Bergigi kelinci dengan senyuman kotak yang manis. Anak penuh dengan semangat dan keceriaan.
Kim Young Soo namanya. Nama yang sudah dipilihkan oleh Taehyung itu, entah mengapa tak bisa di tinggalkan oleh Nayeon. Seperti sudah melekat dan memiliki kenangan tersendiri untuk Nayeon. Dan pada ahkirnya ia tetap memilih Kim Young Soo sebagai nama anak laki-lakinya.
Kicauan burung menemani dirinya yang sedang menyiapkan dua bekal. Satu untuk anaknya dan satu untuk sahabatnya, Dahyun. Ya, Dahyun menjadi salah satu alasan untuk dirinya berada Caracas.
Ia juga meminta tolong Dahyun untuk mencarikan sebuah rumah untuk ia tinggali. Beruntungnya, ada seorang teman Dahyun menjual rumahnya. Rumah itu cukup nyaman untuk di tempati. Dengan desain kuno dan berada di kota membuat Nayeon langsung jatuh cinta pada rumah itu, yang kini ia tempati.
Tak selang lama, ia juga membeli sebuah bangunan kecil yang berada di seberang rumah sakit tempat Dahyun bekerja. Disana ia memulai kehidupannya dengan membuka sebuah toko yang menjual berbagai macam minuman dan makanan dengan olahan kopi. Perlahan-lahan usaha semakin merangkak naik dan membuat Nayeon sudah nyaman dengan kehidupannya saat ini.
Bel rumah milik Nayeon berbunyi dan di sambut dengan antusias oleh Youngsoo. Ia berlari ke arah pintu untuk membukakan pintu sang tamu. Tanpa Nayeon bertanya pun, ia tahu siapa yang sudah menekan belum rumahnya.
"Eomma, bibi Dahyun sudah datang."
Nayeon ahkirnya mengalihkan fokusnya setelah ia menutup kedua kotak bekal yang sudah ia siapakan. Youngsoo berlari menuju kamarnya lagi dan Dahyun berjalan santai kearahnya.
"Morning." Sapa Dahyun.
Pagi itu sahabatnya nampak cantik dengan busana yang ia kenakan. Sederhana namun elegan. Kaos lorak-lorek dengan dipadukan jaket denim serta rok hitam dan sepatu berwarna kuning. Polesan tipis membuatnya tak menghilangkan kecantikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
💎 Say You Love Me 💎 [EnD]
Fanfiction"Dan satu lagi, saat kau membenci hal yang mengingatkan kau pada dirinya, sebenarnya saat itu juga kau merindukan moment saat kau bersamanya." "Kamu itu ibarat kelopak bunga sakura ini. Kamu telah ditakdirkan oleh Tuhan untuk singgah dalam pikiran...