16

45 5 0
                                    

Feby merasakan kepala nya sangat sakit ,perlahan lahan ingin bangkit dari lantai dingin itu ,tapi tubuhnya seakan susah untuk di gerakan.

"Apa apaan ini "kata Feby dengan panik saat  melihat tangan dan kakinya di ikat dengan kuat dengan tali tambang yg cukup tebal .

Feby berusaha membebaskan dirinya berharap tali tali yg mengikatnya  itu bisa lepas dari nya .

Belum lagi tempat yg saat ini dia berada , tempat itu remang remang karena minimnya cahaya , dan tempat ini seperti layaknya gudang karena sangat sangat berantakan , tapi tempat itu sangat bau amis ,bukan ,lebih tepatnya  seperti bau  darah .

.
.
.

"Pembunuh itu , Ying ,mati di tangannya , "kata Feby yg sudah  mengingat apa yg terjadi sebetulnya dengannya .

.
.

"Ying , sini gue bawain tas Lo ,pasti berat tuh ,Lo bawa buku Lo aja "kata Feby

"Nggak usah kak , lagian gue juga kuat "kata Ying sambil tersenyum pada Feby
"Tapi kak ,Yarra sama kak Radha mana "

"Mereka nyuruh kita duluan ,katanya nanti juga nyusul kok,biarin aja "kata Feby sambil tersenyum

"berhenti kalian berdua "

Ying dan Feby melihat orang yg ada di depan mereka saat ini ,keringat dingin mulai bercucuran dan muka Ying juga Feby menjadi pucat pasi ,seorang pembunuh berdarah dingin telah menanti mereka dan menunggu mereka untuk di jadikan santapannya hari ini .

"Mundur Ying , berlindung di belakang kakak "kata Feby sambil  menarik Ying untuk bersembunyi di belakang nya .

"Kak ,kita harus lari ,"kata Ying dengan nada gemetar dan takut .

"Dia bisa saja menyerang juga kapan saja yg dia mau Ying ,sebaiknya Lo  lari duluan ,nanti kakak menyusul Lo  "kata Feby

"Nggak,gue nggak mau kakak kenapa Napa ,apapun yg terjadi kita harus tetap bersama ,kalau pun mati ,kita juga harus sama sama kak."kata Ying dengan lirih di kata kata terakhir nya .

"LARI KAK "teriak Ying

"AKHHHHHH "

Ying kaget karena tubuh Feby ambruk di depannya

"Tepat sasaran"kata pembunuh misterius itu sambil memainkan kayu yg penuh dengan paku itu ,benda itulah tadi yg menghantam belakang Feby dengan sangat keras .

"Lari Ying"katanya  dengan lirih

Ying binggung sekarang ,apakah harus mencari bantuan atau menolong Feby yg kesakitan karena serangan pembunuh itu .

"TIDAK "teriak Ying saat pembunuh itu ingin kembali memukulkan kayu balok nya ke arah Feby yg tidak berdaya .

Dengan sigap Ying memegang kayu itu dengan sekuat tenaga nya .

"Penghalang "kata pembunuh itu dengan geram

Tangan Ying sudah beberapa kali terkena paku  tajam yg menancap di kayu besar  itu sehingga tangannya banyak mengeluarkan darah segar , tapi dia tidak menyerah asalkan bisa menyelamatkan temannya ,dia rela melakukan hal ini ,baginya sekarang tidak ada waktu lagi untuk mencari bantuan kepada orang lain ,karena dia sendiri yg harus melawan dan melumpuhkan pembunuh itu sendiri .

"Lo udah bunuh temen temen gue ,mau Lo itu apa sih ,HAH ,APA ",teriak Ying dengan keras

"Tidak perlu ikut campur , "

TEROR : Dendam Di Pulau Rintis 🔪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang