Seven

590 71 5
                                    

Sebulan telah berlalu dan Hari ini adalah hari wisudanya Jongin, Sehun berserta kedua orang tua Jongin akan menghadirinya. Jongin menjadi lulusan terbaik kampus dan mendapat penghargaan, Sehun sangat antusias ingin menyaksikan Jongin berdiri di podium dan memberikan pidatonya. Walau kondisi tubuh Sehun kurang sehat hari ini namun ia tetap ingin menghadiri acara wisudanya, ia sampai berbohong pada Jongin dan orang tua Jongin bahwa ia sehat-sehat saja.

Sehun bahkan memakai riasan wajah agar menyamarkan wajahnya yang pucat. Ia tak boleh ketahuan oleh Jongin atau pria itu akan melarangnya untuk ikut menghadiri acara wisudanya, lagipula Sehun merasa ia masih cukup kuat walau tubuhnya merasa sakit dan lemas.

Selama beberapa jam Sehun dan orang tua Jongin berada di aula kampus bersama para orang tua mahasiswa lain yang menghadiri acara wisuda hari ini, Sehun menunggu dengan sabar giliran Jongin naik ke podium dan menerima penghargaan dari pihak kampus.

Sehun merasa kondisi tubuhnya semakin melemah, kepalanya terasa sangat sakit, nafasnya bahkan terasa panas dan sesak. Namun sebisa mungkin Sehun menahannya, orang tua Jongin bahkan berkali-kali menanyakan keadaannya.

Kini giliran Jongin naik ke podium, pria itu sempat menatap Sehun dan memberikannya senyuman. Sehun membalas senyuman Jongin seceria mungkin agar tidak ketahuan bahwa dirinya sedang menahan sakit, Sehun dengan bangganya menyaksikan Jongin berdiri dengan gagah di depan semua orang dan memberikan sedikit pidatonya.

"Sehunnie, kemarilah..." Ucap Jongin lewat pengeras suara memanggil Sehun agar naik ke podium, Sehun tentu terkejut dan tak menyangka Jongin akan memanggilnya. Sehun merasa malu dan menggelengkan kepalanya menolak keinginan pria itu untuk mengampirinya, namun orang tua Jongin menyakinkannya untuk pergi pada Jongin.

Dengan menahan rasa malu Sehun berdiri dari duduknya, semua orang menatap kearahnya. Sungguh ia sangat malu dan canggung, Sehun tak bisa menjadi pusat perhatian dan ia akan menjadi gemetaran. Apalagi kondisi tubuhnya sedang tidak sehat dan semakin memperburuk saja, namun Sehun tetap melangkahkan kakinya menghampiri Jongin dengan langkah perlahan. Ia tak mau mengecewakan Jongin dengan menolak keinginan pria itu dihari bahagianya ini.

Jongin tersenyum dan Sehun membalas senyumannya, namun tiba-tiba langkah Sehun terasa berat dan penglihatannya perlahan memudar dan menjadi tidak jelas. Kepalanya terasa semakin sakit seolah berputar dan nafasnya tersengal, hingga akhirnya Sehun tak mampu lagi menopang tubuhnya.

"Sehunnie!" Teriak Jongin dengan panik di susul teriakan terkejut orang-orang saat melihat Sehun terjatuh dan tak sadarkan diri. Padahal tinggal sedikit lagi Sehun tiba di tempat Jongin berdiri, Jongin dan orang tuanya berlari menghampiri Sehun dan memeriksa kondisinya.

"Sehunnie, bangun! Bangunlah, Sayang!" Jongin mencoba membangunkan Sehun, ia sangat panik dibuatnya.

"Kita bawa Sehun ke rumah sakit sekarang." Titah Tuan Kim. Tanpa banyak bicara Jongin segera menggendong Sehun dan membawanya keluar aula meninggalkan acara wisudanya yang belum selesai, orang tua Jongin meminta maaf pada pihak kampus atas kejadian yang baru saja terjadi lalu menyusul Jongin yang sudah lebih dulu meninggalkan keluar gedung kampus.

Jongin dan orang tuanya membawa Sehun yang tak sadarkan diri ke rumah sakit. Jongin panik setengah mati, ia bahkan tak bisa mengemudikan mobilnya dan untunglah Ayahnya menggantikannya mengemudikan mobil. Jongin hanya bisa memeluk Sehun dan mencoba membangunkannya yang tak sadarkan diri, wajah Sehun pucat pasi dan suhu tubuhnya dingin.

Dalam lima belas menit mereka tiba di rumah sakit. Sehun sesegera mungkin di tangani oleh tim dokter yang memang selama ini menangani penyakit Sehun, Jongin dan orang tuanya menunggu di ruang tunggu dengan harap-harap cemas. Tuan Kim menyuruh Jongin untuk duduk karena sejak tadi putranya terus saja mondar-mandir dengan wajah cemas, Jongin duduk bersama Nyonya Kim yang berusaha menenangkannya sedangkan Tuan Kim berusaha menghubungi seseorang lewat ponselnya entah menghubungi siapa.

THE GREAT LOVE | KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang