VIANOLA ~ 25

28 9 2
                                    

▶ Diperjalanan mereka bercanda. Namun saat ditengah tengah bercanda entah kenapa Andra merasa dirinya lemas sekali. Netranya rasanya berat sekali,namun dia tahan. Ketika itu juga motor Andra oleng,tapi masih bisa ditahannya.

"Ati-ati dong dra,lo kenapa?" tanya Karin.

"Gak tau rasanya badan gue lemas."

"Mending berhenti dulu deh biar gue yang boncengin lo." khawatir Karin.

"Berhenti disana aja ya gue pengen sambil sendenan." ucap Andra sambil menunjuk kursi yang berada diseberang jalan.

"Oke hati hati ya kalau nyebrang." ucap Karin. Andra pun menyebrang dengan hati hati agar mereka selamat. Akhirnya mereka sampai di bangku itu. Dengan cepat Karin turun dan menuntun Andra yang sudah lemas itu duduk di bangku.

"Lo duduk sini dulu ya gue mau beli minum. Nanti kalau ada apa apa telfon saja gue." ujar Karin.

"Oke hati hati." Karin mengangguk dan pergi meninggalkan Andra. Karin langsung pergi ke minimarket terdekat. Disana ia langsung mencari minuman. Ia tidak lupa membeli kopi untuk Andra agar waktu perjalanan ia tidak tertidur. Sesudah itu Karin langsung membayar ke kasir. Lalu ia keluar dari minimarket,saat keluar ia bertemu dengan Rinda perempuan yang tadi memberikan makanan ke Karin yang sudah diberi racun.

Rinda yang melihat Karin disana ia terkejut dan ia pun membalikkan badan.Lalu Rinda akan melangkahkan kakinya untuk pergi,namun tangan Rinda langsung di pegang Karin.

"Tunggu tadi lo kenapa ngasih makanan beracun ke gue?" pertanyaan Karin tidak dijawab,Rinda berusaha melepaskan tangan Karin dari tangannya. Namun Karin malah tambah erat memegangnya agar Rinda tidak kabur.

"Lo kenapa ngasih makanan beracun ke gue?! disuruh siap?!" karin mengulang pertanyaannya dengan nada yang meninggi. Tangan Rinda dipegang lebih erat oleh Karin agar tidak kabur.

Beginilah Karin orang yang tidak bisa marah namun sekalinya marah pasti akan meledak.

"Jawab gue!!"

"Gastra!puas lo!" ucapan Rinda membuat Karin tak habis pikir dengan Gastra. Kenapa dia sejahat itu ntah apa salahnya kepada Gastra.

"Lepasin tangan gue." Karin langsung melepaskan tangan Rinda. Rinda pun langsung pergi dari sana.

Rasanya Karin ingin nangis saja dia tak habis pikir kenapa Gastra sejahat itu. Jika makanan tadi ia makan pasti sekarang ntahlah nyawanya akan hilang. Atau mungkin jika tadi ia makan makanan itu pasti dia sudah berada di rumah sakit. Saat Karin berpikir kenapa Gastra melakukan itu telfonnya berbunyi.

drtttt drttttt drtttt

Karin dengan cepat mengambil hpnya dan saat ia melihat bahwa yang menelfonnya adalah Andra. Ia langsung mengangkatnya.

"Iya Dra lo gpp kan?"

"Karin to--long." ucap Andra dengan suara lirih.

"Lo kenapa dra?"

tidak ada jawabban dari Andra. Dengan cepat Karin berlari menuju Andra,jika terjadi sesuatu dengan Andra dia tidak akan memaafkan dirinya sendiri. Karin berlari dengan air mata yang sudah mengalir deras. Sebenarnya jarak minimarket dengan tepat Andra itu agak jauh sedikit. Saat Karin berlari ia tersandung karena tidak melihat bahwa ada batu di depannya.

Karin merintih kesakitan,darah mengalir di kakinya. Namun dia tidak peduli. Karin langsung bangkit dan berlari dengan kaki pincang. Saat dalam jarak dekat dengan bangku itu. Ia melihat Andra yang sudah tergeletak di jalan. Dengan badan terluka di kepala dan kaki. Kerane terkejut barang yang ia beli itu jatuh. Lalu Karin dengan cepat pergi ke arah Andra.

•VIANOLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang