I Loved You • Jae Park [✓]

13.

Happy Reading 💞

-

"Lo udah denger cerita versi Oliv belum?" Brian bertanya ke Jae yang sudah bisa dipastikan bahwa Jae belum mendengarkan penjelasan apapun dari Oliv.

'Buat apa?' - Pikir Jae.

Brian menghembuskan nafas panjang. Sahabatnya itu pasti belum tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Bang Jae, buang semua pikiran jelek lo ke Oliv, ini semua bukan kayak yang lo bayangin"

Jae menoleh ke arah Brian seketika setelah Brian menyelesaikan kalimatnya, "Maksud lo apa? Gue yang salah?"

Brian yang awalnya santai menanggapi semua jawaban Jae kini mulai terkejut sekaligus takut jika sahabatnya itu menjadi seseorang yang diluar kendali.

"Bang, bukan begitu maksud gue. Disini pasti ada beberapa sudut pandang. Lo harus dengerin semuanya, bukan bermaksud nyalahin lo. Tapi yang lo kira benar itu belum tentu bang. Jangan sampai lo kehilangan kesempatan buat minta maaf bang, gue pergi dulu!"

Sebelum suasana semakin mencekam, Brian langsung pamit dan bangkit meninggalkan kediaman Jae sambil berharap Jae mendengarkan kata-kata Brian.

"Apa iya gue harus dengerin cerita Oliv?" Jae bertanya ke dirinya sendiri.

Memang seperti ini, sudut pandang berbeda akan membuat semua cerita berbeda.

Terkadang kita akan menjadi antagonis di cerita orang lain.

"Halo?"

"I-iya Halo"

"Sibuk?"

"Eh, eum enggak sih"

"Ayo ketemu"

"Hah?"

"Sekarang"

"Hah? Sekarang? Eum-dimana?"

"Di cafe deket rumah lo"

"I-iya otw"

"Gue jemput"

"Eh?"

"Buruan siap-siap"

"I-iya"

Setelah memutuskan panggilan telepon, mereka berdua bersiap-siap untuk bertemu satu sama lain.

Mungkin akan sangat canggung, tapi masalah yang tidak segera diselesaikan akan membuat suasana menjadi lebih canggung.

-

"Ayo!"

Oliv berjalan dengan tatapan aneh kepada orang didepannya. Apa mungkin ini mimpi?

Oliv yakin dia masih berada di dunia nyata sebelum kedatangan satu laki-laki yang sekarang menggiringnya menuju mobil putih miliknya.

Park Jaehyung. Cowok ini lagi-lagi membuat Oliv harus berpikir keras. Dengan segala perilakunya yang selau tiba-tiba dan misterius, Oliv tidak bisa menebak apa yang akan terjadi.

Selama perjalanan, tidak ada bahan obrolan sama sekali. Sesekali jari-jari tangan Jae bergerak dan membuat suara-suara kecil di setir mobilnya.

Oliv yang benar-benar tidak tau harus bagaimana memutuskan untuk memandang pemandangan perjalanan luar jendela.

Duduk berdampingan dengan seseorang yang membuat Oliv menangis mungkin akan aneh dan menjengkelkan. Tapi, mau bagaimana lagi.

"Ice Americano 2 ya"