16.

679 97 0
                                    

Happy Reading💞

-

Brian tersenyum menatap perempuan didepannya. Salut dengan semua keberanian yang dia keluarkan.

"Makasih liv" Ucap Brian yang sukses membuat Oliv mendongakkan kepalanya menghadap Brian.

Sejenak Oliv terheran, apa yang telah Oliv lakukan? Kenapa Brian berterimakasih kepada Oliv?

"Hah?"

"Makasih udah berani bilang ke gue tentang perasaan lo"

Demi apapun Oliv merasa sangat bahagia. Meskipun hanya kebahagiaan sejenak tapi terasa sangat nyata.

"Tapi maaf, bukan gue yang seharusnya menjadi orang yang lo suka. Ada orang yang lebih pantas untuk menerima semua cinta dari lo liv"

Ucapan Brian kali ini berhasil membuat Oliv terpaku. Diam sambil menatap didepannya dengan tatapan kosong. Apakah Brian menolak Oliv? Sudah pasti.

Meskipun pernyataan dari Brian sedikit membuat Oliv sakit hati, perempuan itu justru tersenyum melihat laki-laki itu yang dengan jantannya menolak Oliv dengan kata-kata manisnya.

Brian bangkit lalu beranjak duduk disebelah kursi Oliv. Mengikis jarak antara mereka berdua lalu larut dalam pelukan. Menangis bersama bukanlah hal yang aneh antara mereka.

Brian tau, perempuan didepannya ini hanya sekedar kagum padanya. Brian tau itu. Brian merasakannya. Oliv hanya suka kepada Brian karena memang Brian terlalu sempurna di mata Oliv.

Menurut Oliv, Brian tidak pernah membuatnya risih, Brian tidak pernah membuatnya marah, bahkan Brian sering meminjamkan bahunya untuk Oliv menangis. Sangat sempurna seorang Brian untuk Oliv.

Tapi Oliv sadar, Oliv paham posisi.

Sebuah kerikil kecil hanya bisa mengagumi bulan dari kejauhan.

Kini semua perasaan itu hanyalah angan untuk Oliv. Oliv sadar, bukan Brian orang yang ditakdirkan bersama Oliv. Begitu juga Brian.

Brian merenggangkan pelukannya dengan Oliv. Tempat umum malah dibuat nangis pelukan berdua. Heran.

"Liv, habis ini move on ya" Brian tersenyum dan dibalas anggukan lemah dari Oliv.

Anehnya, Oliv merasa tidak kecewa sama sekali setelah mendapat penolakan dari Brian. Kenapa sebenarnya Oliv?

Apa memang seharusnya Oliv tidak menaruh perasaan lebih ke Brian?

"Kak, kenapa sih jatuh cinta sama lo nggak bikin gue sakit hati"

Brian tersenyum-manis sekali. Detik selanjutnya Brian tersadar, "Karena cinta lo nggak seharusnya buat gue Liv"

Oliv terheran untuk yang kesekian kalinya, "Terus? Maksud lo?"

Lagi lagi Brian tersenyum, someone bantu Oliv biar dia nggak diabetes setelah melihat senyumnya Brian.

"Akan ada saatnya lo paham liv, ayo gue anterin pulang"

Oliv pasrah, pikirannya sudah terpenuhi pertanyaan-pertanyaan dari semua ucapan Brian. Apa maksudnya?

Disepanjang jalan, Oliv masih saja diam. Ia memilih bungkam dan membuang muka kearah jendela masih dengan pikiran tentang pernyataan dari Brian.

Ucapan Brian memang terdengar biasa saja tapi makna dibaliknya sungguh membuat Oliv penasaran.

Ingin sekali Oliv menyerang Brian dengan semua pertanyaan yang ada di kepala Oliv.

I Loved You • Jae Park [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang