hot and cold

6 2 2
                                    

"What do you mean some part of your body and your freedom?"

He stares at me deeply and smile sheepishly. IDK why he did that but then he answered, "I lost my kidney, he sold it,"

Gue terdiam dan gak bisa berkata-kata. Tetapi dia masih melanjutkan ceritanya.

"Mereka ngambil ginjal gue. Mereka ngelakuin operasi di tempat yang gak layak dan dengan peralatan yang gak layak. Gue masih beruntung gue masih hidup Frey. Setelah gue ditemuin gue segera dilariin ke rumah sakit terdekat dan ternyata selain ginjal gue yang hilang, paru-paru gue pun terinfeksi dan usus gue meradang. Semenjak itu gue langsung sakit-sakitan, Frey. Gue butuh pendonor tapi selama ini gue belum bisa nemuin pendonor yang tepat buat gue. Sekalipun ada pendonor, organ gue yang lain udah rusak, Frey," dia terdiam dan memandangi langit-langit rumah sakit, "Saat itulah gue gak bisa menjalani hari gue selayaknya anak pada umumnya, gue udah kehilangan kebebasan gue dan akhir-akhir ini semua makin parah. Gue gak tahu sampe kapan bisa bertahan bahkan gue gak mau mengharapkan itu,"

"That's why you're acting as if you'll die tomorrow,"

"So I won't have any regrets," dia terdiam sejenak dan melanjutkan, "You know, I found something lately,"

"Apa?"

"Actually, die is way easier than dying. Dying is seriously hard and tiring," pertama kalinya gue melihat Herza tersenyum lebar tetapi tidak ada rasa bahagia yang terpancar dari senyumnya itu,

"Well...... Anyway, jadi ternyata lo masih idup?" Gue mengusap semua air mata yang masih setengah terbendung di mata dan seluruh ingus yang sudah menyumbat hidung ini. Yes this is so disgusting but it's a common things that come out from our nose  after we're crying right?

"Tadi aja lo nangis-nangis sama Thaya gara-gara gue masuk UGD, gak pernah jujur lo," He said that annoyingly but still giving me some tissue.

Gue mengambil tissue itu perlahan dan memperhatikan mukanya beberapa detik. Mukanya pucat tetapi itu masih lebih baik daripada sebelumnya. He has those gentle expression on him. Dia tidak mengatakan apapun dan hanya menatap balik. Dia hanya ikut menatap dan berusaha mencari tahu apa yang sedang gue pikirin detik ini. Seluruh pertanyaan mulai menderu, sebenarnya siapa dia? Apa yang sebenarnya terjadi? Orang seperti apa sebenarnya dia? Why are you always running around on my mind lately Herza Bimantara Pratama?

Ditengah kalutnya semua pikiran itu, sebuah tangan mendarat lembut dan mengusap kepala ini, "Gue udah gak kenapa-kenapa dan semua itu bukan salah lo. Gue kambuh pas lagi keadaan kayak gitu, waktunya aja yang gak pas. Lo gausah nyalahin diri sendiri,"

"Tapi,"

"Frey, please. Kali ini aja lo gausah ngedebat sama gue," Gue pun menghembuskan napas panjang dan kembali menatap mata cokelatnya. 

"Then, tell me Herza,"

Then he just respond me with a little hum. For once, he's not acting all cocky and not being an asshole. He's just... nice and warm.

"What happened this morning?"

"I think that's enough for today," and all those nice and warm vanished in second. He just answer it coldly and I think I made some mistakes.

"At least I need some explanation about this morning,"

"No,"

"Herza stop being such an asshole,"

"Apa cuman karena gue gamau cerita kehidupan pribadi gue lebih dalam, lo berhak nyebut gue an asshole?"

"You're being mysterious and that's annoying!"

"Oh really? That's annoying?"

"You build yourself up to something you are not and expect other people to actually believe that! and that's- and that's... what makes you annoying,"

"What about you? Take a look at mirror Frey,"

"Gak perlu muter balik keadaan dan nyerang gue sekarang!"

"Lo selalu aja nuntut orang untuk berjalan sesuai kemauan lo Frey tapi disaat orang lain nuntut lo sesuatu, lo selalu lari! Dunia gak selalu berputer di lo!"

"GUE TAU, GUE TAU DUNIA GAK SELALU BERPUTER DI GUE. Lo gak perlu ngomong itu ke gue pun gue udah tau. Dunia emang gak selalu berputer di gue, bahkan dunia udah gapernah berputer lagi di gue, herza. Dunia gue udah lama berhenti," tanpa sadar air mata mulai turun lagi. Tanpa sadar kami sudah saling berteriak dan suster mulai berdatangan ke arah kamar ini. Tanpa sadar kami sudah terdiam, mencoba mencerna hal yang telah saling dilontarkan. Kami hanya berdiri berhadapan disamping tempat tidur. Sedikit terengah karena perdebatan tanpa henti. Herza segera merespon beberapa suster yang masuk dan memastikan bahwa kami baik-baik saja agar suster itu segera keluar dari ruangan.

Gue segera duduk, entah kenapa lutut ini bergetar dan terasa sangat lemas. Herza masih berdiri dan menatap lantai dengan tajam, seakan-akan lantai itu bersalah dan ia sedang memakinya dalam hati.

"Maaf," ucapnya pelan.

Gue kembali menatapnya dan ia sudah tidak menatap kearah bawah lagi. Sekarang ia menatap kearahku dengan... entah ekspresi apa yang tengah ia buat,

"Gue kebawa,"

"Gue juga, sorry," lalu diam. I'm getting tired of this hot and cold thingy we had.



mendungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang