12

10 3 0
                                    

Khan dan ubis update....
Maaf ya aku baru up lagi😆
Semoga masih tetap setia pada dua sejoli ini
😍😍😍

***

"Nah Selin.... Ini sekarang jadi kamar kamu, gimana suka ga?" Yuliya bertanya pada gadis kecil yang terlihat sembab dan malu-malu itu dan hanya dijawab dengan anggukan.

"Makasih ya tante, udah mau nerima aku sama adik aku di rumah tante. Terima kasih banyak tan." Silsilya tak tahu mau merasakan apa lagi, disaat bapaknya pergi meninggalkan dia dan adiknya dan juga diterimanya dia di keluarga Anindya.

"Gapapa sayang... Anggap ini sebagai rasa tanggung jawab kami karena kelalaian mandor dari proyek yang sedang dibangun oleh suami tante hingga menyebabkan bapak kamu meninggal. Yaudah sekarang kamu sama adik kamu masuk dan istirahat ya."

"Iya tante, sekali lagi makasih."

Yuliya hanya menganggukkan kepalanya dan pergi dari sana menuju ruang keluarga yang sudah ada Rahadi suaminya dan anaknya Anindya.

Baik Anindya maupun Rahadi langsung menegakkan posisi duduknya saat melihat Yuliya menuruni tangan dan menghampiri keduanya. "Gimana bun Silsilya sama adiknya?"

"Mereka sepertinya masih berkabung tapi bunda rasa mereka sudah lebih baik kok Ubis."

"Syukurlah jika mereka sudah lebih baik. Ayah sempat khawatir pada adiknya yang tak berhenti menangis semenjak ayah sampai di rumahnya hingga pemakaman tadi." Sahut Rahadi lega sambil sedikit memijat keningnya dan Yuliya pun langsung mengusap punggung suaminya untuk menenangkan begitu pun Anindya.

Iya setelah mengetahui runtutan peristiwa kematian Rahmat, bapaknya Silsilya dan menyelesaikan segala perkara seperti pemakaman dan lain-lain. Akhirnya dengan banyak pertimbangan dan bujukan dari Anindya dan ayahnya, Silsilya mau menerima ajakan Rahadi untuk tinggal bersamanya setidaknya sampai mereka lulus sekolah dan Silsilya bisa menghidupi adiknya. Aditya pun turut serta membantu proses pemakaman itu dan perpindahan Silsilya ke kediaman keluarga Rahadi.

Setelah kemarin sudah melewati hari yang begitu panjang, kini hari pertama di hidup nya Silsilya benar-benar merasa sendiri ah tidak-tidak, masih ada Serin adiknya. Pagi ini dia tengah bersiap bersama adiknya untuk pergi ke sekolah. Setelah memastikan bahwa adiknya sudah bersiap Silsilya pun bergegas turun menuju ruang makan yang ternyata sudah diisi oleh Anindya dan kedua orang tuanya.

"Selamat pagi om, tante, kak Anin?!"

"Eh kalian udah siap? Gimana tidurnya nyenyak?"

"Iya tante, kita tidurnya nyenyak kok."

"Iya bunda Selin juga tidurnya nyenyak.... Banget, kalau ga di bangunin sama mbak pasti aku ga bangun-bangun hehe.." Celetukan Selin membuat seisi ruangan tiba-tiba menghentikan aktifitasnya.

"Adek.... Panggilnya tante Yuliya ya jangan bunda, ini bundanya kak Anin." Seakan mengerti dengan keadaan, Silsilya mencoba memberitahu adiknya secara halus.

"Ekhm....! Gapapa kok Selin, bundanya aku juga bisa jadi bundanya Selin... Selin juga boleh panggil aku mbak Anin." Ucap Anin menghibur Selin yang mulai murung karena perkataan kakaknya.

"Iya... Selin boleh kok panggil om dengan Ayah dan tante dengan Bunda, kamu juga Silsilya. Sekarang kita ini keluarga." Rahadi ikut menyanggupi apa yang di ucapkan puterinya yang juga diangguki oleh Yuliya.

"Makasih a-ayah dan bun-da."

"Iya! Yaudah ya sekarang kita lanjut makan lagi." Yuliya mengakhiri pembicaraan di meja makan pagi itu.

***

Pagi ini, Silsilya berangkat bersama Anindya dan Aditya sedangkan Selin diantarkan oleh Rahadi. Namun karena ada rapat OSIS membuat Anindya berpisah dengan Aditya dan Silsilya di lorong kedua itu. Namun belum lama berpisah dengan Anindya baik Aditya maupun Silsilya tak akan menduga jika mereka akan berpapasan dengan nenek sihir di sekolah ini. Oop! Maksudnya Eloni Raesalonso.

"Hi Aditya! Lo baru sampai ya, udah sarapan belum? Kita sarapan bareng yuk!" Eloni sudah bersiap hendak menggaet tangan Aditya namun sebelum itu, sang empu lebih dulu menghindar. "Iiiih Adit kenapa siiiiih?!" Kesal Eloni.

"Mh.... Aku duluan aja ya kak, permisi."

"Tunggu Sil!" Aditya meraih pergelangan tangan Silsilya. "Lo di sini dulu biar gue anterin ke kelas siapa tahu nanti lo di ganggu nenek sihir satu ini."

"Dan... Ekhm! Lo nenek sihirnya SMU BUDI BHAKTI, maaf ya gue udah sarapan." Setelah mengatakan itu Aditya langsung menggiring Silsilya pergi dari situ meninggalkan Eloni sendiri.

"Awas ya lo anak kecil! Gue pastiin lo ga akan pernah nyaman sekolah di sini. Lo udah buka kandang singa lo sendiri." Ucap Eloni berbisik pada diri sendiri setelah kepergian mereka.

Sekarang belajar mengajar sedang berlangsung hampir di semua kelas termasuk kelas XI IPA1 ya itu adalah kelas yang di huni oleh Anindya, Adi dan kawan-kawan. Kelas ini memang tercetus sebagai kelas unggulan namun tidak dengan sikap mereka, ya mereka memang pandai dan berprestasi tapi sikap mereka? Hampir sama dengan anak pada usia taman kanak-kanak. Dan itu akan semakin di dukung jika keadaan kelas lengang seperti sekarang. Jam kosong!

"Masuk pak ekoooooo!" Gelak tawa kembali membuncah setelah Endrawan, salah satu teman dekat Adi yang otaknya setengah ke bawah itu.

"Kau pikir hidup ini cuma makan batu, kau pikir anakmu tak butuh susu...-"

"Woyy! Tuyul aja butuh susu ya ga Walu! Hahahaha."

"Yoi Weng! Bwahahaha!"

Tak habis-habis gelak tawa yang mereka keluarkan apalagi jika Tania sudah bernyanyi pasti Endrawan -Weng- dan juga Egar Waluya Gandhi -Walu- langsung meracau tak jelas untuk membuat Tania marah dan juga teman sekelas mereka yang bahagia. Iya iya mereka bahagia di atas kemarahan Tania.

Halo-halo hai...
Semangat Pagi! Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya😍
#staysafe
#dirumahaja❤

Beautiful MessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang