Siapa sebenernya cowo itu? Mukanya ganteng banget! Kenapa gue baru tahu ada cowo seganteng itu yang pindah ke sekolah ini. Pokoknya gue harus dapetin dia gimanapun caranya. Eloni hanya mampu membatin setelah kepergian Aditya.
☆☆☆
"Lo itu gimana sih? Lo itu tadi hampir aja di tampar tapi lo diem aja." Sesampainya di taman, Aditya langsung mencecar Silsilya dengan pertanyaan tak perduli dengan gadis itu yang masih shock dengan kejadian tadi.
"A-ak-aku ga tau. Tadi aku lagi jalan sendirian dan ga sengaja nambrak kakak itu." Silsilya baru sadar tangannya masih di genggam oleh Aditya saat membawanya ke sini setelah Silsilya mengatakan tadi dan langsung menarik tangannya menjauh.
"Makasih kak udah bantuin aku dan m-maaf kak soal jepit rambut itu.... Aku masih belum nemuin padahal ini udah hampir sebulan aku belum juga nemuinnya."
"Udah ketemu kok! Bahkan sekalian sama yang punyanya juga. Thanks ya! Berkat lo semuanya jadi lebih mudah. Sekali lagi makasih ini karena lo." Selain ucapan terima kasih, Aditya juga memberikan elusan di puncak kepala Silsilya.
"Yaudah gue pergi dulu, kapan-kapan gue traktir lo daaah." Aditya pun pergi dari sana meninggalkan Silsilya yang kembali shock karena perlakuan Aditya yang menurutnya tak biasa.
Sambil menatap kepergian Aditya, secara perlahan tangannya bergerak naik mengusap kembali puncak kepalanya yang tadi diusap oleh tangan besar Aditya dan tiba-tiba sebuah senyum terbit di wajah Silsilya.
Suara bel pulang menggema di sekitar SMU BUDI BHAKTI membuat semua penduduknya berhamburan keluar menuju rumah masing-masing. Di kelas 10 IPA-1 masih tersisa satu siswinya yang tengah mencatat materi di papan tulis karena tadi dia terlambat mencatat.
"Akhirnya.......... Huuuft selesai juga ini materi aku catat." Saat setelah selesai mencatat materi dan membereskan alat tulis yang masih berserakan di atas mejanya, Silsilya menatap jam pada tangan kanannya dan nampak terkejut.
"Ya ampuuuun! Udah jam 3. Aku harus cepat-cepat pulang kasian Selin dia pasti udah nunggu sendirian lama, hari ini kan bapak pulang telat." Silsilya segera mempercepat langkahnya dan kembali melupakan kehati-hatian saat berjalan karena tak melihat ke arah depan.
Dan karena ketidak hati-hatian itu juga menyebabkan Silsilya kembali menabrak seseorang di depannya hingga menyebabkan keduanya jatuh tersungkur.
"Adduuuuh!" Pekik keduanya.
"Ubis!! Lo gapapa?" Tanya Aditya sedikit panik dan cepat-cepat membangunkan Anindya, ya orang yang tersungkur bersama Silsilya itu adalah Anindya yang tengah berjalan bersama Aditya di sampingnya.
"Lo?!" Aditya sempat menjeda ucapannya karena ternyata yang menabrak Ubisnya adalah gadis yang sama yang tadi pagi menabrak Elona.
"Lo sebenernya kenapa sih? Hobi nabrak atau emang sengaja?!" Tanpa sadar Aditya meninggikan suaranya yang juga membuat kedua gadis di sampingnya itu terkejut. Apa lagi Silsilya yang merasa begitu kaget karena perubahan sikap Aditya.
"Udah kak, Silsilya pasti ga sengaja kok." Anindya mencoba menengahi keduanya.
"Iya ga bisa gitu dong Bis, dia..-"
"Maaf!." Silsilya mulai bersuara dalam merunduknya. "Maaf aku ga sengaja kak."
"Iya gapapa kok Sil, kamu sendiri ga kenapa-napa kan?"
"Iya kak Anin, aku gapapa kok."
"Udah Ubis! Sekarang kita langsung pulang aja." Aditya menarik tangan Anindya namun kembali di tarik oleh Anindya.
"Tunggu dulu kak."
"Kamu juga mau pulangkan Sil? Bareng aja yuk!" Ajak Anindya.
"T-tapi kak..."
"Udahlah tinggal ikut aja, di ajakin ini." Kali ini Aditya yang bersuara dan langsung melenggang pergi diikuti Anindya dan Silsilya di belakangnya.
Akhirnya setelah perdebatan kecil itu, Silsilya memilih ikut dengan dua seniornya itu. Selama perjalanan pun Silsilya hanya menjadi pendengar setia kedua seniornya yang asik berbincang seperti tak menganggap keberadaannya hanya sesekali Aditya bertanya arah rumahnya di mana selebihnya ia kembali terdiam di jok belakang.
"Ekhm! Sil ini beneran rumah lo kan? Kok kayanya ramai banget?" Mendengar pertanyaan Aditya membuat Silsilya segera turun dari mobil diikuti Anindya dan Aditya.
"Iya Sil, rumah kamu kok di kerubungi banyak orang gitu?" Suara Anindya ikut memperjelas.
Tak sempat menjawab Silsilya lebih memilih menuju rumahnya yang ramai oleh tetangganya dan mencoba menerobos kerumunan. Sedangkan Aditya dan Anindya memilih bertanya pada beberapa orang di sana.
"Permisi pak, bu! Maaf sebelumnya ini ada apa ya?"
"Oh ini neng, bapaknya neng Silsilya jatuh saat kerja di proyek bangunan dan meninggal, itu orang yang punya proyeknya juga ada di dalam. Kasian neng adeknya neng Silsilya masih kecil, nangis terus dari tadi." jawab salah satu ibu-ibu di sana.
Sempat saling pandang sebentar, akhirnya Aditya dan Anindya langsung ikut masuk dan melihat keadaan. Sangat memilukan di sana terlihat Silsilya dan adiknya Selin tengah menangis di samping mayat bapaknya.
Anindya tak kuasa menahan air matanya menyaksikan hal pilu itu hingga ia membenamkan wajahnya di lengan milik Aditya dan Aditya pun sama terkejutnya dengan Anindya Namum dia hanya bisa menenangkan Ubisnya itu.
Di sela tangisan pilu itu, terdengar suara yang mengintruksikan orang-orang di dalam untuk melihat ke arahnya. "Maafkan saya nak, gara-gara saya bapak kamu jadi meninggal. Tapi tenang saja, saya pasti bertanggung jawab padamu dan adikmu ini. Saya yang akan membiayai kalian hingga kalian lulus sekolah. Sekali lagi maafkan saya."
Anindya yang tadi menangis kini mengangkat kepalanya karena merasa kenal dengan suara itu dan betapa terkejutnya dia ternyata orang yang berbicara itu adalah Rahadi, ayahnya.
"Ayah?!"
***
Halo-halo hai.... jumpa lagi sama Khan dan Ubis.... gimana-gimana rindu tak?😆😆
Maaf ya sebelumnya karena aku baru update. Sebenarnya sih stok udah ada cuma males aja😂😂
Ok deh jangan lupa tinggalkan jejaknya ya❤❤❤💞💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mess
Teen FictionSetiap wanita tak ada yang ingin apa yang menjadi miliknya terbagi dengan wanita yang lain, lalu bagaimana dengan takdir yang mempermainkannya? Ubis, nama yag biasa orang terdekatnya ucapkan. gadis manis yang menantikan teman kecilnya yang biasa dia...