14

11 3 1
                                    

Heyyo kalian ... apa kabar? Khan dan Ubis kambek nih!
Ada yang kangen engga?
Skuy lah di baca dan jangan lupa tinggalkan jejaknya ok!
❤💕

"Ekhem!!"

Suara deheman itu sontak membuat Fandy dan Anindya menghentikan kegiatan mereka dan menengok ke arah sumber suara.

"Eeh Adi, Tania! Kalian kok udah ke kantin aja? Bukannya belum istirahat ya?" tanya Anindya linglung.

"Udah istirahat Nin" jawab Adi sedikit.... Cuek?

"Hah yang bener? Lah terus tadi kelas gimana? Ada guru yang masuk ga?" tanya Anindya lagi khawatir.

"Heh! Lo aja yang terlalu asik sama ini cowo ga jelas! Sampai lupa waktu. Untung aja tadi jam kosong sampai istirahat." cecar Tania pada Anindya dan menatap Fandy sinis, kemuadia ikut duduk di meja yang sama dengan Anindya dan Fandy yang diikuti oleh Adi.

"Maaf ya kalau gue udah bikin temen kalian ini jadi keadilan di luar" timpal Fandy setelah tadi diam mendengarkan perdebatan tiga teman itu.

"Oh iya kenalin ini Fandy dia anak baru looh...!"

"Hai kenalin gue Fandy Saputra biasa dipanggil Fandy. Gue baru pindah hari ini" timpal Fandy seraya mengulurkan tangannya pada Adi dan Tania.

"Gue Adi Rifandi, panggil aja Adi. Gue ketua OSIS di sini dan lo bisa hubungi gue kalo ada perlu apa pun."

"Gue Tania Syagiel Van, panggil aja Tania. Gue sahabatnya Anindya." tak seperti Adi yang memperkenalkan diri dengan ramah, sikap cuek malah ditunjukkan oleh Tania.

Setelah perkenalan itu pun Anindya melanjutkan acara ngobrolnya dengan Fandy yang ditambah Adi dan Tania. Ok ralat! Tania hanya numpang makan tanpa peduli apa yang di bicarakan ketiga orang itu.

***

Akhir-akhir ini entah kenapa Anindya lebih terlihat dekat dengan Fandy dari pada dengan Aditya. Semua yang sadar akan hal itu pun sibuat bingung terutama Aditya, Adi, Tania dan juga Silsilya. Keakraban di antara Anindya dengan Fandy dianggap tak wajar bagi orang terdekatnya. Bagaimana tidak? Seorang Anindya yang tidak mudah bergaul dengan laki-laki bisa begitu asik bertukar suara dengan yang namanya Fandy itu.

Hal ini pun memancing rasa tak suka yang timbul dari hati dua laki-laki yang begitu mencintai Anindya ya siapa lagi jika bukan Aditya dan Adi. Apalagi ketika Fandy yang dengan sengaja menghampiri Anindya di kelasnya karena ya... Fandy memang ada di kelas yang berbeda.
Contohnya seperti hari ini, Anindya dan Fandy janjian untuk bertemu dan jalan-jalan bersama. Tujuan utama mereka adalah timezone. Ternyata keduanya sama-sama menyukai tempat bermain ini, hampir semua permainan dimainkan dari mulai street basketball, Dance-dance revolution, Monster drop, Maximus tune  dan yang terakhir adalah claw machine atau biasa disebut mesin capit boneka.

Fandy yang berusaha mendapatkan boneka pinky bear itu harus mengeluarkan tenaga dan kesabaran yang super ekstra, karena ya hingga sekarang mereka masih belum mendapatakan hasil apapun

"Ayo dong Fan... Gue mau boneka itu." ucap Anindya manja

"Iya Nin, ini juga gue lagi usaha. Doa in aja supaya gue bisa dapet dan kasihin ini buat lo."

"Yeeeay.... Ayo Fan semangat! Fandy! Fandy!..." teiak Anindya heboh menyemangati Fandy hingga sang punya nama tersenyum senang.
Akhirnya Fandy pun mencoba beberapa kali lagi agar bisa mendapatkan boneka itu dan hasilnya? Tetap nihil. Fandy mengacak rambutnya kasar sebab kesal tak bisa mendapatkan boneka dari mesin sialan itu sedangkan Anindya yang setia menunggu pun akhirnya kecewa namun masih sempat menampilkan senyum tidak apa-apanya pada Fandy.

Tapi Fandy tak habis akal, ia pun memanggil satu orang pegawai di timezone dan memintanya untuk membobol mesin itu lalu mengambil boneka pinky bear yang tinggal sisa satu itu. Awalnya penjaga itu tidak mau karena bagaimana pun itu tidak di bolehkan oleh pihaknya.

Sampai disitu, belum habis juga akal si Fandy dan dia pun membisikkan sesuatu pada pegawai itu dan tanpa sepengetahuan siapa pun, Fandy menyerahkan beberapa lembar uang warna biru pada pegawai itu secara diam-diam. Nah... Selesai bukan! Pikir Fandy saat itu dan setelah pegawai itu berhasil membobol mesin capit itu lalu memberikan bonekanya pada Fandy yang juga langsung Fandy berikan pada Anindya.

Respons Anindya? Gadis itu tertawa melihat aksi Fandy yang rela minta tolong pada salah satu pegawai Timezone hanya agar Anindya bisa memeluk boneka itu.

Akhirnya Anindya pun bisa memeluk boneka itu tapi tunggu! Fandy menahan langkahnya dan langkah Anindya ketika mereka sedang berjalan keluar dari timezone.

"Kenapa Fan?"

"Denger sesuatu ga Nin?"

Anindya mengerutkan dahinya bingung. "Suara apa?"

Fandy memegang tangan Anindya dan membawanya ke dada Fandy. "Suara jantung gue yang detaknya lebih cepat dari biasanya karena ngelihat senyum manis lo." canda Fandy mendramatisir.

Fandy tak sadar membuat Anindya blushing dan salah tingkah, membuat Anindya langsung menarik tangannya dari dada Fandy. "A-apa... Apaan sih Fan! Ini tempat umum ga baik tau!"

Fandy tergelak mendengar nada bicara Anindya yang tak mau menatap ke arahnya. "Hahaha becanda kali Nin, gue laper nih yuk cari makan dulu." setelah mencari makan, akhirnya Fandy mengajak Anindya untuk pulang karena hari sudah sore.

Saat sampai di depan rumah Anindya, Fandy memutuskan untuk segera pulang tanpa turun dari mobilnya. Begitu memasuki pekarangan rumah Anindya melihat Aditya yang tengah mengobrol bersama dengan Silsilya di teras. Hal itu pun lantas membuat Anindya kesal hingga tak sadar meremas boneka pinky bear dalam pelukannya itu.

Silsilya yang menyadari kehadiran Anindya pun bangun dari duduknya merasa salah tingkah sekaligus kaget. "Eh kak Anin baru pulang ya?"

Mendengar ucapan Silsilya membuat Aditya memfokuskan pengelihatannya namun detik itu juga memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Iya Sil, kak Adit udah lama?" tanya Anindya setelah menjawab pertanyaan Silsilya.

Aditya tak juga menjawab pertanyaan Anindya hingga akhirnya Silsilya yang membuka suara. "Kak Adit udah dari habis dzuhur di sini nungguin kakak. Em... Yaudah kalau gitu aku masuk dulu ya kak... Permisi."

Setelah kepergian Silsilya pun mereka berdua tak juga membuka suara hingga hening terkesan menyelimuti mereka. Karena merasa tak nyaman dengan situasi seperti ini membuat Aditya akhirnya mengalah dan lebih dulu membuka suara.

"Lo berubah Anindya!"

Eh kok gitu? Kira-kira Khan sama Ubis kenapa ya?...
Jangan bosen bosen ya buat pantengin terus kisah dua sejoli ini

See gaes❤💕

Beautiful MessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang