8

33 7 4
                                    

Tak terasa sekarang sudah lewat dua hari setelah acara penutupan MPLS. Para siswa baru yang sudah resmi pun kini sudah bisa menikmati segala fasilitas yang ada di SMU Budi Bhakti, tak terkecuali Silsilya yang tengah duduk di pojokkan ruang baca itu. Saat sedang asyik membaca tiba-tiba ada yang menyenggol lengannya membuat Silsilya terkejut.

"Aduh maaf ya gue enggak sengaja."

"Eh kak Anin ya? Iya kak gapapa kok aku cuma kaget aja tadi, kakak sendiri gapapa?." Tanya  Silsilya pada orang yang menyenggolnya itu yang tak di sangka adalah Anindya.

"Enggak, gue juga gapapa santai aja ngga perlu formal gitu. Yaudah gue duluan ya sekali lagi maaf."

"Eh tunggu kak!." Anindya pun berhenti saat namanya dipanggil oleh Silsilya

"Iya kenapa Sil?." Anindya kembali bertanya.

"Ada yang mau gue tanyain ke kakak, boleh?."

"Iya ada apa Sil?."

"Em.... begini kak. Kemarin saat apel penutupan MPLS gue ngelihat kak Anin ada bawa jepit rambut warna merah muda kakak dapat dari mana ya?."

Sekilas Anindya tampak mengingat jepit rambut yang dimaksud oleh Silsilya. "Oh itu... gue dapat itu di dekat tong sampah dan jepit rambut itu punya gue, emangnya kenapa Sil?."

"Maaf kak tapi jepit rambutnya sama kaya punya kak Adit yang hilang tempo itu. Jadi gue kira itu punya kak Adit yang udah kakak temukan."

Seketika Anindya teringat pada Khan. Pasalnya jepit rambut itu buatan bundanya sendiri jadi tidak mungkin jika ada yang menyamainya, lagi pun hanya dia dan Khan yang memiliki jepit rambut itu. Apa mungkin....

"Tunggu! Apa lo tadi bilang itu sama kaya punya kak Adit?." Silsilya menggerakkan kepalanya setuju. "Apa lo yakin itu Sil?." Anindya kembali memastikan dan jawaban Silsilya masih sama yaitu mengangguk.

"Maaf ya Sil, gue ada urusan mendadak nanti kita lanjutkan mengobrolnya ya. Maaf." Setelah berpamitan Anindya langsung melesat keluar dari perpustakaan entah menuju ke mana yang jelas saat ini dia ingin menemui Aditya.

Silsilya yang ditinggal begitu saja hanya bisa pasrah dan juga bingung dengan perubahan Anindya yang bisa secepat itu setelah mendengar pertanyaannya mengenai jepit rambut milik Aditya. Anindya masih bingung mencari sosok Aditya yang berperawakan tinggi namun kenapa sesulit ini mencari keberadaannya.

Saat masih sibuk mencari tiba-tiba suara bel pulang terdengar menggema di penjuru sekolah membuat Anindya menghentikan langkahnya. "Kenapa pulang cepat? Ya ampun iya gue lupa! Sekarang kan kepala sekolah mau rapat sama komite sekolah. Aduh sial banget sih gue, mendingan gue balik ke kelas dulu buat beresin buku baru lanjut cari kak Adit."

Secepat kilat Anindya membereskan buku-bukunya.
Sekarang Anindya kembali sibuk mencari-cari keberadaan Aditya, lalu lalang siswa/i yang berebut pulang cepat menambah kesulitan Anindya saat ini.

Akhirnya Anindya berinisiatif menuju tempat parkir dan memilih menunggu Aditya di sana dan dewi fortuna masih berpihak padanya karena motor milik Aditya masih terparkir gagah di sana.

Sedangkan  yang ditunggu kini masih berjalan santai menyusuri tiap lorong sekolah sambil bersenandung kecil dari mulutnya. "Kak Adit!!."

Beautiful MessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang