Rahasia Kak Woong

93 15 5
                                    

Sudah seminggu aku di rumah sakit, seminggu pula pemuda itu bolak-balik. Sekali, membawa kawannya---yang tampak senang melihatku.

"Namaku Lee Daehwi!" Sapanya riang. Aku tak begitu paham, jadi hanya mengangguk pelan dan mencoba ramah.

"Im Hyunmi... salam kenal."

"Tampaknya kau lebih muda? Woongie hyung! Umurnya berapa?"

"Natal nanti dia 18 tahun!" Woong---nama pemuda itu, "Sudah, jangan mengganggunya, kau tahu kenapa aku membawamu."

Daehwi merengut, "Iyaaa~," nadanya yang tak ikhlas membuatku menghangat. Dengan bibir mengerucut, ia menghampiri Woong yang sibuk di depan laptop.


~Pine Tree~


"Aku sempat melihat dokumen di ransel, alamatmu di Seoul?" Woong melipat tangan,

"Aku kabur," ucapku ringan, "niat menyelesaikan urusan di Busan, lalu ke Daejeon dan mencari kamar sewa murah."

"Dan... tampaknya kau terjebak?" ia mendudukkan diri. Aku sudah boleh pulang, Woong baik hati membayar biayaku. Dan aku harus membayarnya balik---entah jumlahnya berapa.

"Aku memang harus bertemu dengannya, tapi... kakak tahu...," tak niat melanjutkan. "semuanya berjalan buruk."

Woong menghela nafas. "Daehwi sempat menawarkan untuk membawamu ke rumah,"

"Iya?"


~Pine Tree~


"Hyunmi-ya~," seorang gadis menghampiriku, memeluk ramah, "Choi Yuna, panggil Kak Yuna. Woong bilang, kau lebih muda."

"Oh? Selamat datang...," seorang lain menyapaku, "hei... manis sekali, Im Hyunmi?"

Mengangguk pelan. Woong di belakangku, "Bertambah satu lagi tak masalah, kan?"

Aku sempat khawatir, namun mereka tersenyum ramah. Bahkan bersedia mengulurkan tangan untukku. "Namaku Im Hyunmi, salam kenal... maaf akan merepotkan kalian selama keberadaanku di sini."

"Oh, sayang... kau di terima di sini." Gadis cantik lainnya menyodorkan tangan, "Namaku Park Sooyoung, lebih tua darimu. Dan yang itu Lee Byounggon, berkat orangtuanya, kita semua bisa bertahan hidup."

"Tampaknya kau belum menyelesaikan sekolah?" ia memindaiku,

"I-iya...,"

"Bagaimana kalau besok?" Byounggon menatapku, "Hey, Markeu! Bisa membawanya tidak?"

Pemuda bertudung oranye itu meneguk minumnya, "Memangnya dia sudah boleh beraktifitas?"

"Lebih baik istirahat dulu, sehari atau dua hari." Kak Yuna mengusap bahuku, "Kalian sama-sama manis."

"Terima kasih."

"Aku tidak sedang membicarakanmu, Yoon Hyunsuk."


~Pine Tree~


Hal yang mustahil jika mendaftar sekolah dengan jarak 5 bulan sebelum kelulusan. Tapi entah bagaimana, Mark mampu membuatku melakukannya. Entah apa yang ia katakan.

"Aku juga di sana, kelas A." Renjun membereskan ranselnya. "Dan kau, berhenti mencari kerja, lebih baik kau mengurusi Woongie hyung dan kami semua."

Pine Tree || Pacadong/YoungdongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang