kebencian.

3.3K 282 5
                                    

°LABUHAN TERAKHIR°

Aku tidak membutuhkan harapan,karena dengan harapan aku akan kecewa pada akhirnya nanti..

_____________________________

Setelah acara selesai Humaira langsung pulang ke rumahnya untuk mengambil barang-barang yang harus dia bawa ke rumah suaminya. Humaira masih tidak percaya bahwa sekarang statusnya sebagai istri.

Entah apa yang akan di katakan mama nya jika mama nya tau dia sudah menikah tanpa memberitahukan.

"Assalamualaikum ma." Panggil Humaira dan mengetuk pintu.

Tidak ada balasan akhirnya humaira membuka pintu dan ternyata pintu itu terbuka tanpa terkunci. Humaira melihat-lihat dan  tidak menemukan ibu tirinya.

Saat Humaira ingin melangkah,ibu tirinya datang dari arah dapur dan membawa piring. Humaira tersenyum tapi senyuman itu dibalasan dengan tatapan tajam dan akhirnya apa yang tidak Humaira fikir kan terjadi.

Prang!

"Dasar anak tidak tau diri kamu!"

Ibu tirinya membentak dan melemparkan piring ke arah wanita yang sedari tadi hanya menunduk dan menangis.

Kakinya terkena pecahan piring,sehingga darah segar membasahi lantai. Hari ini Humaira datang ke rumah nya untuk mengambil barang-barang yang perlu dia bawa tapi bukannya mendapatkan sambutan yang menyenangkan Humaira mendapatkan kemarahan dari sosok ibu.

Tidak heran jika Humaira diperlakukan seperti itu karna itu sering terjadi padanya bahkan setiap hari.

Meskipun ibu tiri Humaira sangat menyayangi nya seperti ibu kandungnya tapi herannya ibu tirinya itu selalu memperlakukan dirinya layaknya pembantu dan selalu melakukan kekerasan.

Hanya dia dan Tuhan yang tau,betapa menyedihkan hidupnya. Tapi Humaira masih bersyukur karna dia masih bisa dikasih kesempatan untuk hidup oleh pemilik dunia beserta isinya.yaitu Allah.

"Kenapa kamu tidak memberitahukan kalo kamu sudah menikah, bodoh!" Bentak ibu tiri nya penuh kemarahan.

"Ma..maaf,mah. Huma--"

"Hentikan!"

"Saya tidak mau mendengar apapun dari mulut kotor mu itu,sekarang mendingan kamu pergi dari sini" ucapnya dan mendorong Humaira keluar hingga membuat Humaira tersungkur ke tanah.

"Ingat! Kamu tidak boleh membawa apapun dari rumah ini. Silakan pergi!" Ucapnya dan menutup pintu dengan keras.

"Astaghfirullah,sabar Humaira kamu harus kuat."

Hanya itu yang menjadi penyemangat Humaira. Tidak ada yang bisa membantu dirinya hanya Allahlah yang selalu membantu. Semua orang yang disayangi nya perlahan-lahan pergi meninggalkan Humaira sendiri hidup di dunia yang begitu kejam.

Bertahun-tahun Humaira tersiksa, tertekan, selalu disakiti.tapi Humaira masih bisa bertahan karna ibu nya selalu mengajarkan bahwa hidup tidak boleh menyerah apalagi putus asa karna itu sifat yang tidak disukai oleh Allah.

Humaira tau pasti mama nya melihat berita karna pernikahannya di siarkan langsung di televisi. Humaira tidak sempat untuk memberitahukan kepada mama nya karna
Humaira hanya memberitahukan paman nya .

Awalnya paman tidak percaya bahwa Humaira akan menikah tapi saat pamannya datang betapa terkejut nya bahwa benar Humaira akan menikah dan menjadi wali untuk Humaira.

Labuhan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang