𝑷𝒂𝒓𝒕 9 [ 𝑭𝒆𝒆𝒅𝒃𝒂𝒄𝒌 ]

371 184 111
                                    

Umpan Balik

***

Incheon International Airport,
South Korea


Akhirnya kami seluruh awak pesawat Royal Air Maroc di bawah pimpinan Kapten Abdussalam mengucapkan terima kasih telah terbang bersama kami, dan sampai jumpa di lain penerbangan lain waktu. Terima kasih.

Tujuh pemuda berpakaian serba hitam berjalan ke lobi bandara setelah pendaratan.

"Bagaimana itu terjadi." Reg yang masih tidak percaya dengan penipuan yang mereka alami.

"Sudahlah, lupakan itu." Alniron mengambil bagian untuk menahan emosi adik bungsunya itu. Sejak dulu Reg sangat dekat dengan Alniron sehingga Reg akan mematuhi segala perintah kakak tertuanya itu.

"Siapa orang itu?" Tatap curiga Geu pada orang yang juga berpakaian serba hitam dengan 7 rangkaian bola warna biru dan merah yang menyerupai gugusan bintang ditangannya.

"Dia juga menumpangi pesawat yang sama dengan kita tadi." Jelas Key yang juga ikut menatap serius kearah orang itu.

"Apa dia orang yang sama saat itu." Alta menyambungkannya dengan kejadian sabotase pesawat Etihad Air yang mereka tumpangi beberapa waktu lalu.

"Dia menggunakan masker saat ini." Gamma membuka suara.

Taka yang sejak tadi diam mengambil tindakan dengan berjalan kearah orang yang sedang berdiri didekat tiang lobi bandara.

"Jangan gegabah." Alniron berjalan kearah Taka dan menarik tangan adiknya itu.

"Kita tidak bisa seperti ini terus." Taka terus berjalan maju dan tidak menghiraukan himbauan Alniron.

Kelima yang lain hanya bisa menatap heran kearah kakak mereka yang biasanya sangat sabar.

"Apa yang anda pegang itu?" Taka memulai percakapannya dengan orang yang dicurigai itu.

"Bintang." Orang itu menjawab singkat pertanyaan Taka. Disaat yang sama Taka menyadari bahwa 7 rangkaian bola itu adalah gugusan bintang yang membentuk rasi bintang milik mereka, Orion.

Orang mencurigakan itu langsung pergi ketika menyadari Taka menatap dalam kearah barang yang dipegangnya itu.

"Anda mau kemana?" Taka berusaha mengejar orang itu yang lari keluar kawasan bandara. Taka bersama keenam saudaranya ikut mengejar orang itu.
.
.
.

500 meter dari Incheon International Airport...

"Berhenti!" Reg yang lari lebih cepat berhasil menahan tangan orang itu.

"Lepaskan aku." Orang itu berusaha melepaskan cengkraman kuat dari Reg.

"Anda orang yang sama." Ucap Key saat membuka masker yang sejak tadi menutupi wajah orang itu.

"Kenapa menundukkan kepala?" Ucap Gamma yang berusaha melihat kejujuran di mata orang itu.

"Jangan bergerak." Pekik seseorang yang berdiri 50 meter dari mereka dengan pistol jenis Colt 1911 ditangannya.

"Keamanan 20!" Alniron menginstruksikan kepada saudara-saudaranya agar mengeluarkan senjata mereka, pistol jenis Glock 20.

Beberapa detik kemudian orang bersenjata api Colt 1911 itu bertambah jumlahnya dan membuat lingkaran yang mengelilingi mereka berdelapan.

"First Trigger Pull!" Geu mengisyaratkan keenam saudaranya untuk waspada dengan serangan lawan.

"Siapa kalian dan apa yang kalian inginkan?" Alniron mencoba berbicara dengan mereka. Bukannya dijawab, pertanyaan Alniron itu malah dibalas dengan lemparan tembakan salah satu dari mereka yang berdiri sejajar dengan Alniron.

𝙾𝚁𝙸𝙾𝙽 𝙰𝚁𝙼𝚈 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang