𝑷𝒂𝒓𝒕 23 [ 𝑷𝒆𝒕𝒂𝒌𝒂 𝑶𝒎𝒐𝒏𝒈 𝑲𝒐𝒔𝒐𝒏𝒈 ]

172 97 67
                                    

"Ketika sentuhan angin adalah penenang mu dan ledakan meriam adalah penyemangat mu, disitulah letak perjuangan sesungguhnya."

-OrionArmy

***

"Apa hukuman yang pantas untuk perbuatan asusila di area gedung biru?" Kim Yesung menatap bergantian Reg dan Yeraa.

"Maaf pak-"

Belum sempat Reg menyelesaikan perkataannya Kim Yesung langsung menyambar, "Surat pemberhentian dan pemutusan hubungan kerja sudah disiapkan, silahkan pergi!" Menatap sinis.

Reg hanya diam sambil tertunduk tapi disaat yang sama darahnya seperti ingin menyembur akibat kelewat mendidih.

"Pintu keluar ada disana!" isyarat Kim Yesung agar kedua remaja yang baru dewasa itu segera pergi.

"Ini adalah kegagalan pertamaku, aku harus apa?" batin Reg yang darahnya mendidih semakin jadi sampai-sampai telinga dan wajahnya berubah warna jadi merah.

•°•°•°

"Siapa Kim Yeraa? Apa dia juga penguntit? Kalau dia memang penguntit kenapa Gamma tidak mendeteksinya sejak awal?" Key tak kuasa bertanya tanpa jeda.

"Kemampuanku membaca pikiran orang ketepatannya hanya 50% dan selebihnya bisa saja salah," tanggap Gamma memperjelas.

"Dari gerak-geriknya aku yakin kalau Kim Yeraa tidak mempunyai maksud lain, hanya saja dia terlalu terobsesi dengan adik bungsu kita," jelas Taka yakin.

"Ya Taka benar, gadis remaja itu hanyalah gadis polos yang belum bisa mengontrol dirinya sendiri," kata Alniron setuju.

"Dan, yang harus kita pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya agar kita tidak kehilangan mata rantai di gedung biru," lanjutnya.

"Hanya Key yang tersisa," sambar Gamma dengan wajah pasrah.

•°•°•°•

Aturan di gedung biru memang tidak main-main hanya saja beberapa orang didalamnya memiliki jiwa 'rakus' yang tinggi. Aturan kedisiplinan moral disana benar-benar membuat Reg dan Yeraa harus keluar dari gedung resmi pemerintah itu, ditambah lagi nama Jeon Jungkook dan Kim Yeraa terkena blacklist sekarang.

Dan sekarang Reg yang masih bersama Yeraa hanya berdiri diam dibawah pohon besar yang berjarak 50 meter dari gedung biru sambil merasakan sentuhan angin yang lama kelamaan menusuk tulang karena hari sudah semakin larut.

"Jungkook-ah aku tidak mau pulang ke rumah orang tuaku, aku tidak ingin membuat mereka sedih karena ini," kata Yeraa yang matanya bengkak karena terlalu banyak menangis.

"Itu adalah salahmu," respon Reg singkat tak lupa pula dengan ekspresi yang sangat-sangat kesal.

"Mianhae, Jungkook-ah!" kata Yeraa yang tampak menyesal.

"Dia membuat Orion Army kehilangan harapan, baru saja 2 orang suruhan itu datang, tapi sekarang? Arghhh," batin Reg kesal seraya menatap lurus kedepan tanpa berkedip.

"Aku ikut denganmu, ya? Aku mohon jangan tinggalkan aku sendiri," ucap Yeraa memelas.

"Tidak bisa!" tegas Reg.

"Jungkook-ssi, ayo!" pekik seseorang yang ternyata adalah Key. Sebelumnya Reg telah mengkonfirmasi agar dijemput karena satu dan lain hal.

Menoleh kesamping kanan lalu berkata, "Aku pergi, jaga dirimu baik-baik dan jangan melakukan segala sesuatu tanpa berpikir terlebih dulu." Begitulah kata Reg.

𝙾𝚁𝙸𝙾𝙽 𝙰𝚁𝙼𝚈 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang