30.

6.6K 419 2
                                    

Sudah tiga kali Avara bolak-balik ruang ganti, mencoba tiga macam gaun mewah dengan warna putih bersih. Namun, setiap keluar dari ruangan itu Avaro hanya menggelengkan kepala.

Gaun pertama terlalu panjang, gaun kedua terlalu pendek, gaun ketiga terlalu ramai dan ribet. Hufft.. lalu gaun apa yang kau inginkan, Avaro? Pikir gadis itu kesal.

"Avaro, bagaimana dengan yang ini?" Tanya Avara lelah. Ini adalah gaun keempat yang Avara coba.

Avaro terlihat mengamati gadis itu dari ujung kepala hingga ujung kaki, sesekali pria itu mengangguk-angguk dan diselingi dengan gelengan kecil, agaknya pikiran pria itu sedang berdebat.

"Ck, tidak" ucap Avaro.

Avara yang mendapat pernyataan itu untuk yang keempat kalinya menatap horor calon suaminya, lalu memutar bola mata kesal. Ia merenggut dan sedikit menghela nafas.

"Avaro.. aku sudah keluar masuk ruang ganti sedari tadi dan-"

"Itu terlalu terbuka di bagian perutnya, Avara" ucap Avaro dengan memotong kalimat Avara.

"Tapi aku rasa.. ini sangat indah" elak Avara.

"Tidak! Aku tidak mau jika seluruh tamu undangan, terutama tamu undangan yang laki-laki menatap perutmu!" Tegas Avaro yang dibalas dengusan kesal dari Avara.

"Berikan aku desain gaun yang ada" pinta Avaro pada sang pemilik butik yang masih kenal dengan dirinya.

Pemilik butik itu segera menyerahkan sebuah album yang berisi berbagai macam desain gaun. Avaro segera melihat-lihat desainan itu hingga sampai pada sebuah gaun yang menurutnya sangat-sangat cocok untuk gadisnya. Ia masih tetap untuk memerhatikan dengan detail desain gaun itu.

Sedangkan Avara hanya mendudukkan tubuhnya pada sofa tepat disamping Avaro. Ia meletakkan kepalanya pada bahu sebelah kiri calon suaminya itu. Jujur, ia bosan dengan kondisi seperti ini.

"Avaro.." panggil gadis itu.

"Hm?" Jawab Avaro dengan gumaman.

"Avaro.."

"Iya, ada apa Avara?"

"Avaro.."

"Apa, honey?"

"Avaro.."

"Kau panggil aku sekali lagi, akan aku buat bibir ranum milikmu itu membengkak karena ulah bibirku, Avara" ancam Avaro kesal tanpa menatap Avara yang kini tengah cekikikan karena membuat pria itu kesal.

"Maafkan aku" gumam Avara disertai dengan kekehannya. Sedangkan pemilik butik yang ada di dekat mereka hanya tersenyum dengan kelakuan Avara.

"Coba gaun yang ini" ucap Avaro dan menyerahkan album tersebut.

"Baiklah, akan saya ambilkan dahulu" ucap pemilik butik tersebut dengan sopan dan ramah.

*****

"Avaro, bagaimana dengan yang ini?" Tanya Avara dengan tatapan berharap.

Berharap akan Avaro yang setuju dengan gaun kelima yang ia coba itu. Ia rasa gaun ini sangat-sangat cocok untuk tubuhnya.

Avaro mengalihkan tatapannya kearah Avara, dan ya.. Avaro terkesiap. Manik matanya terus saja menatap Avara dengan sesekali menelan salivanya.

Gaun yang ia pilihkan untuk calon istrinya itu ternyata tepat sasaran, sangat cocok pada tubuh Avara. Hingga sebuah senyum terbit dengan jelas pada kedua sudut bibir pria itu.

"Oh.. you look so beautiful, honey" gumam Avaro dan beranjak mendekati Avara.

"Oke, sayang.. kau terlihat sangat berbeda dengan gaun ini, sangat-sangat cocok" puji Avaro.

"Benarkah?" Tanya Avara memastikan.

"Iya, Avara" ucap Avaro dan mengecup pelipis Avara.

Cup,

"Sekarang kau berganti pakaian kembali, aku akan urus pembayaran terlebih dahulu" kata Avaro yang segera diangguki oleh Avara.

*****

Terlihat Avaro menarik lembut tangan gadisnya untuk masuk pada sebuah pusat perdagangan berbagai macam dessert. Avara yang ditarik hanya diam dan terus saja mengikuti pria itu.

Hingga sampai di dalam toko tersebut, manik mata Avara berbinar-binar kala mendapati banyak macam dessert dan yang lebih menarik minatnya adalah dessert box tiramisu. Namun, Avara masih bingung dengan Avaro yang tiba-tiba menariknya untuk kesini.

"Avaro, kenapa kau malah mengajakku kemari? Seharusnya kita pulang, bukan?" Tanya Avara dengan mengedarkan pandangannya. Sedangkan Avaro hanya menatap gadisnya, menunggu gadis itu untuk menatap dirinya.

"Avaro.." panggil Avara dan menatap wajah pria disampingnya itu.

"Saat di Indonesia.. kau tidak jadi untuk makan dessert, bukan? Jadi.. aku mau mengganti moment yang saat itu dengan mengajakmu kemari" ucap Avaro.

"Benarkah? Oh.. terima kasih, Avaro" ucap Avara dan memeluk erat tubuh pria itu.

"Tidak masalah.. selama itu untuk bahagiamu. Ayolah, sekarang kita pesan dulu" kata Avaro dan merangkul pinggang Avara saat pelukan gadis itu terlepas.




TBC

Ada yang suka sama rasa tiramisu juga? Kalo ada.. kita satu komplotan guys😂

Ada yang gak sabar dengan bagaian cerita Avara dan Avaro menikah? Tenang.. sebentar lagi kok, ehehehe🤭 stay tuned ya😉🥰

Love semuaaaa❤️

Romantic But Psychopath(End')Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang