#6 Cewek Aneh

57 6 5
                                    

Follow dulu sebelum membaca

.

Thx ya🙏

.

HAPPY READING
🌜🌜🌜

.


🎶 Sunday Best - Surface

Hari Minggu.

Hari yang disenangi anak-anak lainnya sama halnya dengan Gladys. Terlepas dari siksaan dan bullyan di sekolah, mungkin ia dapat menikmati hidupnya yang tenang di hari libur.

Tidak ada mager-mageran atau pun rebahan bagi Gladys. Karena hari libur menjadi peluangnya dalam bekerja.

Memakai pakaian sederhana yang penting rapi, gadis itu beranjak dari cermin depan meja riasnya menuju keluar kamar.

Mengucapkan salam kepada Hanum dan pergi dari rumahnya.

Gadis bertubuh mungil itu membawa tas selempang pink nya, berjalan menelusuri jalanan aspal.
Melewati beberapa tikungan di jalan sempit, hingga keluar dari gang yang bertuliskan Gg. Pelita .

Ia memasuki sebuah minimart untuk  membeli sesuatu.

Seperti biasa, saat bertemu orang- orang gadis itu menundukkan pandangannya.
Meminimalisir wajahnya saat bertemu dengan manusia lain.

Setelah membayar, ia keluar dari tempat itu.

Gladys berhenti di sebuah tepi jalan sebuah gang lain jauh dari keramaian. Ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya  dan melepas suatu barang dari wajahnya.

Tak disangka, sepasang mata abu-abu tengah memperhatikannya sekarang.

Namun perhatian Gladys teralih ke ponselnya yang berbunyi. Ia segera mengangkatnya.

"Lo dimana?" Tanya laki laki itu di telepon.

"Aku lagi di jalan Kak." Jawab Gladys.

"Gue tadi kerumah lo, rumah lo kosong. Bi Hanum kemana?" Lanjut laki laki itu.

"Kayanya ke pasar deh Kak. Tadi malam ada bilang ke aku, katanya mau beli jarum dan benang." Jelasnya "Aku udah mau nemenin, tapi katanya ga usah." Lanjutnya.

"Oh yaudah. Lo mau kemana? Mau gue antar aja?" Tanyanya lagi.

"Ga usah Ka, Makasih banyak." Tolaknya dengan halus.
Laki laki itu pun menutup panggilan itu.

"Kamu udah banyak bantu aku, makasih banyak Kak Gilang." Batinnya.

***

"Morning sayang." Sapa Hellena kepada putra tunggalnya yang sedang turun dari tangga. Dibalas dengan anggukan dan senyuman dari cowok itu.

"Mau kemana?"

"Jogging, ma." Jawabnya singkat. Menjawab perkataan Mamanya lalu melirik sekilas kepada Papanya yang sedang menikmati sarapan.

"Kafe, Studio aman kan?" Laki-laki yang sedang sarapan itu membuka suara gagahnya. Tentunya seorang Gibran yang perkasa itu diturunkan oleh Papanya.

"Aman Pa." Jawabnya singkat. Ia lalu pamit pergi dari keduanya.

Mood Gibran sangat hancur pagi ini. Sudah dari beberapa hari yang lalu. Ia  berharap dengan keluar sebentar, bisa mengembalikan mood nya itu.

Meraih ponsel yang ada di saku dan menghidupkan data selulernya. Mendiamkan sebentar dengan keadaan notifikasi diheningkan, karena 100% banyak sekali notifikasi yang masuk.

GLADYS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang