#9 Ditabrak

62 6 4
                                    

Status gue sebagai anak baru di sekolah ini bukan alasan buat gue membiarkan mereka semua menghina dan berbuat seenaknya.

- Jocelyn R

.

HAPPY READING
😜😜😜

.

"Permisi. . .!" Dibalik pintu minimalist dengan sinar yang terang, berasal dari cahaya matahari pagi itu, mendarat masuk ke dalam rumah, setelah pintu itu terbuka.

Cewek tinggi yang cantik, dengan pakaian seragam yang rapi, berdiri dibalik pintu, memberikan senyuman hangatnya, disambut dengan manis oleh Hanum.

“Silahkan masuk Nak, Bibi panggilkan Gladys ya.”

Gadis dengan pakaian yang tak kalah rapi serta wajah yang tak kalah cantik, mengurungkan niatnya untuk kembali ke ruang makan. Mengintip dan mendengarkan pembicaraan Hanum dengan cewek yang kemarin datang kerumahnya. Ia masih berdiri dengan membawa secangkir air putih di depan kulkas.

“Aku ga masuk deh hari ini Bi, mendadak perut aku sakit!!” Adu nya kepada Hanum yang terkejut menemukannya ada di dapur, ketakutan.

Mengulas tawa kecil lalu menarik gadis itu keluar. Ia Terpaksa mengikuti tarikan itu.

Jocelyn sangat kagum saat melihat kedua mata bening coklat itu sedang memperhatikan mobilnya yang terparkir diluar. Sepertinya Gladys tidak menginginkan mobil itu ada di rumahnya.

Yang benar saja, kedua mata indah itu sangat mempesona, jujur.

Seperti baru diciptakan, tanpa ada goresan, luka, ataupun tangisan di sana.

Perlu operasi mata buat orang yang bilang lo itu jelek.

“Lo tenang aja, kita berangkat ga pakai mobil kok. Mobilnya boleh aku titip di sini gak?” Kata cewek itu menanyakan kepada mereka. Gladys menatap sebentar kepada Hanum kemudian menunduk lagi.

“Boleh banget. Nak Jocelyn tidak keberatan kalau jalan kaki?” Tanya Hanum kepada Jocelyn. “Dengan senang hati Bi.” Balasnya.

Gladys mengambil tangan Hanum lalu menciumnya, mengucapkan salam dan keluar dari rumah itu. Jocelyn melakukan hal yang sama lalu bergegas menyusul Gladys yang mendahuluinya.

Jalan nya beriringan, Jocelyn selalu memperhatikan gadis yang sama sekali tak acuh kepadanya.

“Dari mana gue tau rumah lo?” tanya Jocelyn berniat untuk memancing reaksi gadis disebelahnya.

“Kayanya lebih mudah komunikasi dengan makhluk astral deh dibandingin lo.” Ia tidak mendapatkan respon apa-apa.

“Lo tau ga, gue itu pengen banget pergi ke Swiss. Apalagi kalau pergi sama pacar! Wah seru banget hahhaah." Jocelyn tertawa menampilkan deretan gigi-giginya.

"Kalau lo mendingan cari negara yang lain aja, Mesir contohnya. Jangan ke Swiss!! Ntar yang ada lo tambah dingin lagi. Kalau ke Mesir kan, lumayan es nya ga beku-beku lagi wkwk!" Jocelyn menjelaskan panjang lebar.

“Doain gue ya, semoga gue cepet ditembak sama pdktan gue! Coba lo bayangin deh, udah setahun gue digantung tapi ga ada kepastian. Udah ldran lagi, sakit banget! Dan yang paling gue ga suka itu ka-“

GLADYS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang