You must believe in good things, and remember that nothing in the world is impossible.
________
Pagi hari yang cerah ini para pelayan keluarga Park terlihat menatap kearah Sooyun yang tengah tersenyum dengan mata yang berbinar. Meskipun mereka tidak mengetahui alasan apa yang membuat Nyonya Park tersenyum cerah seperti itu, tetapi mereka seakan mampu merasakan kebahagiaan yang tengah dirasakan oleh wanita paruh baya tersebut. Sooyun menyimpan ponselnya diatas meja, menatap beberapa pelayan yang kembali bekerja setelah tertangkap basah tengah memperhatikannya. Sooyun tidak peduli lagi jika para pelayan menatapnya aneh, karena pagi ini ia memang sangat bahagia.
Jaehyun menuruni anak tangga, menyapa beberapa pelayan yang tengah bekerja. Setelah itu ia menatap kearah sang Ibu yang kini tengah duduk di sofa ruang tamu. Tanpa pikir panjang, Jaehyun segera menghampiri sang Ibu.
"Selamat pagi, Bu."
Sooyun mendongak lalu tersenyum cerah, membuat Jaehyun mengernyit karena merasa aneh. Tidak seperti biasa Ibunya tersenyum cerah seperti itu dipagi hari. Biasanya wanita paruh baya itu memasang raut yang sangat datar, terkadang juga tidak menyapa beberapa pelayan yang bekerja. Semua orang sangat mengetahui bagaimana sifat wanita paruh baya itu. Park Sooyun adalah wanita yang dingin dan angkuh. Ia hanya bersikap hangat kepada beberapa orang saja, seperti suami dan kedua putranya. Dia mansion mewah ini tidak ada satu pelayan pun yang berani melakukan kesalahan, karena mereka mengetahui bagaimana sifat Nyonya Park yang sebenarnya.
Jaehyun duduk di hadapan Sooyun. Ikut tersenyum karena melihat senyum cerah yang masih terpancar di raut sang Ibu.
"Tidak biasanya ibu bersikap seperti ini. Ada apa, Bu?"
Sooyun terdiam sekilas, masih menatap kearah putra kesayangannya.
"Chanyeol baru saja menghubungi Ibu dan mengatakan bahwa Jisoo tengah mengandung," jeda Sooyun, ada nada antusias dalam perkataannya. "Ibu akan segera memiliki cucu, Jaehyun."
Jaehyun sangat terkejut, tidak menyangka dengan apa yang baru saja Ibunya katakan. Namun, detik berikutnya pria muda itu ikut tersenyum cerah. Ini adalah kabar yang sangat membahagiakan, karena ia tahu jika kakaknya pasti sudah menantikan hal ini sejak lama. Meskipun Jaehyun lama berada di luar negeri, namun ia selalu mengetahui semua hal kecil yang terjadi di keluarga Park.
Jaehyun mengetahui jika hubungan Ibunya dan Jisoo tidak pernah baik-baik saja, dan ia yakin itu karena sifat yang ibunya miliki. Kakak iparnya adalah wanita yang baik, ia pasti merasa tertekan dengan keadaannya. Namun, kini Jaehyun merasa bahagia karena kakak iparnya itu tidak perlu lagi merasa bersalah karena belum mampu memberikan seorang cucu. Jaehyun hanya berharap kabar bahagia ini akan membuat hubungan Ibu dan kakak iparnya menjadi membaik.
"Aku senang mendengarnya, Bu."
Jaehyun beranjak, membuat Sooyun mendongak untuk menatapnya. "Aku akan pergi ke mansion Chanyeol hyung. Aku ingin memberikan ucapan selamat."
"Tunggu, Jaehyun."
Jaehyun menghentikan langkah, berbalik untuk menatap kearah Ibunya. Wanita paruh baya itu masih terdiam di tempatnya.
"I—Ibu ingin ikut bersamamu," ucap Sooyun, ada nada keraguan di dalam suaranya. "Ibu juga ingin menemui Jisoo."Jaehyun tersenyum haru. Ini adalah hal yang luar biasa. Sebelumnya, Sooyun tidak pernah menginjakkan kaki ke mansion milik Chanyeol semenjak kakaknya itu menikah dengan Jisoo. Sungguh, Jaehyun merasa bahagia karena Ibunya mulai berubah dengan perlahan.
"Aku senang jika Ibu ingin ikut bersamaku."
Sooyun tersenyum lalu beranjak untuk menghampiri putra kesayangannya. Wanita paruh baya itu yakin jika ini adalah waktu yang tepat untuk ia memperbaiki hubungannya bersama sang menantu. Memang sudah seharusnya hubungan mereka baik-baik saja, apalagi kini menantunya itu tengah mengandung cucu pertamanya. Sooyun tidak mampu lagi mendeskripsikan kebahagiaan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Growing Pains
FanfictionI can love you with all my heart, I can give up my world to you, I can give you whatever you want, but one thing that I can't do. It is accepting a betrayal. -Kim Jisoo- In this life we must have made a mistake, and the only mistake I regret the...