4. Still Love You

990 156 23
                                    

I hate the fact that I still love you even though you hurt me.

_____

Jaehyun mengedarkan pandangan, mencari kehadiran seseorang yang sangat ia nantikan. Pria tampan itu meminum espresso yang ia pesan sambil sesekali menatap ke arah jam tangan yang melingkar. Jaehyun menghela napas, sudah hampir setengah jam menunggu, tetapi seseorang itu tak kunjung datang. Jaehyun mulai menyerah, mungkin memang seseorang itu tidak ingin bertemu lagi dengannya.

Jaehyun hendak beranjak, tetapi pergerakan itu terhenti ketika matanya tidak sengaja menangkap sosok cantik yang berada diambang pintu cafe. Jaehyun kembali pada posisinya, dengan mata yang terus mengikuti langkah anggun itu yang semakin mendekat. Senyum cerah kini menghiasi wajah rupawan milik Jaehyun, saat wanita itu telah duduk di hadapannya.

Jaehyun sempat menahan napas sejenak, merasakan pasokan udara di sekitarnya yang mendadak berkurang. Jaehyun tidak menyangka jika wanita itu akan terlihat lebih menawan dari empat tahun yang lalu. Jaehyun menghela napas, merasa gugup karena jantungnya kini berdetak dengan cepat. Sungguh, tidak ada satu hari pun yang Jaehyun lewatkan tanpa mendambakan sosok wanita cantik itu. Kecantikan yang ia memiliki seolah membekukan tubuh dan kinerja otak seorang Park Jaehyun.

"Maaf membuatmu menunggu lama."

Jaehyun terdiam ketika suara lembut itu menyapa indra pendengarannya. Berhasil menenangkan perasaannya saat itu juga.  Jaehyun bersumpah jika suara lembut itu selalu ia rindukan selama empat tahun ini. Dan apa wanita cantik itu baru saja meminta maaf kepada Jaehyun karena menunggunya lama? Demi apapun, Jaehyun siap menunggu wanita itu seberapa lamanya. Jika mencintai wanita itu selama bertahun-tahun saja sanggup Jaehyun lakukan, maka tidak ada masalah untuk Jaehyun harus menunggu kehadirannya selama beberapa menit lamanya.

"Tidak apa-apa," jawab Jaehyun.

Wanita itu—Krystal Jung—tersenyum lalu menyimpan tas miliknya di atas kursi. Krystal menatap Jaehyun dengan kagum, tidak menyangka jika sosoknya akan terlihat lebih menawan seperti ini.

"Kau banyak berubah, ya," canda Krystal.

Jaehyun tersenyum canggung. "Kau juga banyak berubah. Kau terlihat—lebih menawan."

Krystal menanggapi dengan santai, sangat berbanding terbalik dengan Jaehyun. Pria tampan itu tengah mati-matian menormalkan detak jantungnya.

"Kau sudah pesan makanan?" tanya Krystal.

"Belum, aku menunggumu."

Krystal hanya tersenyum manis lalu memberi isyarat kepada seorang pelayan. Tak lama kemudian pelayan itu menghampiri mereka dan siap mencatat makanan yang akan dipesan.

"Kau ingin pesan apa?" tanya Jaehyun.

Krystal terdiam seperti berpikir. Wanita itu masih membuka daftar menu makanan, mencari makanan yang akan ia pesan.

"Apa kau masih menyukai pancake dan matcha latte?"

Krystal seketika menghentikan kegiatannya, menatap ke arah Jaehyun dengan raut terkejut lalu tersenyum manis. "Kau masih mengingat makanan kesukaanku?"

Jaehyun tersenyum miris. Bagaimana bisa ia melupakan sosok Krystal jika hal-hal kecil yang berkaitan dengan wanita cantik itu saja masih ia ingat dengan jelas dalam pikirannya. Karena sampai kapan pun, Jaehyun tidak pernah bisa melepaskan bayang-bayang seorang Krystal Jung dari dalam hati dan pikirannya.

"Baiklah, aku pesan pancake dan matcha latte. Kau ingin pesan apa Jaehyun?"

"Sama sepertimu," jawab Jaehyun.

Growing Pains Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang