Hujan gerimis mengiringi sepanjang perjalanan Dory menuju rumah dengan membawa hatinya yang terluka. Masih jelas terbayang foto Fea tengah berada dalam pelukan Adit, seketika itu air matanya luruh lebur jadi satu bersama tetesan hujan.
Fea, apa yang kamu lakukan? Kenapa, Fe... kenapa kamu tega berbuat seperti itu. KENAPA?! jerit hati Dory.
Ingatannya pun terlempar saat awal mereka berdua mulai menjalin hubungan. Sama seperti malam ini, hujan tengah turun membasahi bumi tatkala keduanya berboncengan sepulang sekolah.
"Hujan, Fe. Kita nyari tempat berteduh dulu, ya. Saya kelupaan ndak bawa jas hujan tadi."
"Nggak usah, Dor. Kita lanjut aja."
"Tapi hujannya makin deras, nanti kamu sakit."
"Nggak, Dor. Aku lagi pengin hujan-hujanan."
Fea lalu merentangkan tangan ke udara seolah sedang menikmati dinginnya air hujan.
"Kamu ngapain, Fe? Pegangan, nanti jatuh!"
"Is okey, Dor."
"Iya, tapi saya takut kamu jatuh."
Gadis itu malah tersenyum. "Kamu tahu nggak Dor... aku suka banget sama hujan. Gemerisik suaranya bagiku sangat merdu, mampu mengusir kesepian yang selama ini jadi teman setiaku."
Dory memejamkan mata berusaha mengusir bayangan indah tersebut yang saat ini justru terasa makin menyiksa batinnya, namun justru kenangan lain bersama Fea kembali hadir.
"Satu hal kamu perlu tahu, aku sayang sama kamu apa adanya, Dor. Bahkan aku nggak peduli mau seperti apa kehidupan kamu, siapa orang tua kamu, aku pun nggak takut kalo harus hidup susah asal bisa terus sama kamu, Dor."
Untuk apa selama ini kamu berusaha meyakinkan saya kalau kamu juga memiliki perasaan yang sama, Fe... apa artinya janji yang pernah kamu ucapkan dulu kalau pada akhirnya kamu sendiri yang mematahkannya, ratap Dory sambil terus memacu motornya.
Bersama lukanya, Dory menerobos hujan yang makin deras, mengabaikan rasa dingin yang mulai menusuk pori-pori kulitnya. Hatinya kian hancur saat kenangan manis bersama Fea silih berganti menari-nari dalam benak seolah mengejeknya.
Hampir tengah malam Dory sampai di rumah. Dengan tubuh basah kuyup, menggigil kedinginan, dia mengetuk pintu. "Assalamu'alaikum. Dory pulang, Bu." Suaranya bergetar menahan dingin.
"Wa'alaikumsalam." Dengan tergopoh-gopoh Nur membuka pintu. Hatinya diliputi rasa cemas tatkala waktu kian beranjak malam, namun putranya tak kunjung pulang, ditambah hujan deras di luar makin memperparah kecemasannya.
"Ya Allah, Le... kenapa baru pulang? Dan ini badanmu basah kuyup seperti ini to, Le."
"Maaf, nggih, Bu... acaranya molor sampai Dory pulang selarut ini."
"Yo wes, ndak apa-apa, yang penting kamu selamat pulang sampai rumah, Le."
"Wes, sekarang masuk terus bersihkam badan sampai kering, Le. Ojo nganti masuk angin."
"Nggih, Bu," lirih Dory.
Tubuhnya sedikit menghangat sekarang, tapi tidak dengan hatinya. Luka yang terlanjur menggores hatinya membuatnya menanggung kesakitan yang luar biasa. Untuk pertama kali dalam hidupnya, hati Dory dipatahkan oleh gadis yang pertama berhasil mencuri hatinya.
Dory yang pada awalnya memiliki prinsip untuk tidak menjalin hubungan dengan seorang perempuan sebelum dia berhasil menjadi 'orang', akhirnya bertekuk lutut pada pesona seorang Fea Adisty--gadis yang kemudian mematahkan hatinya.
Lelaki itu meringkuk di atas pembaringannya, memeluk lututnya seolah menahan nyeri hebat yang sedang dirasakannya. Air matanya kembali luruh, dia tidak peduli jika semesta menertawakannya karena menjadi laki-laki cengeng hari itu. Dia hanya ingin menumpahkan laranya, berharap air mata mampu mengobati sayatan luka yang menggores hatinya.
Fe...
Bayangan buruk berkelebat dalam pikirannya, tentang apa yang dilakukan Fea bersama Adit malam itu sepulangnya mereka dari klub. Dibawah pengaruh alkohol, berduaan__ "Aaarrgghhhh," erangnya frustasi.
Dory buru-buru menggelengkan kepala mengenyahkan pikiran buruk itu dari kepalanya. "Ndak mungkin Fea akan berbuat sejauh itu," gumamnya sambil mengusap kasar wajahnya.
Dory kembali merasakan kedinginan di sekujur tubuhnya, dia menggigil... entah karena kehujanan tadi atau malah karena pikiran buruk yang baru saja melintas di kepalanya tentang apa yang bisa saja terjadi di antara Fea dan Adit malam itu.
Bersambung...
Update
Udahlah, speechless kalau melihat Dory sedih gini. Jadi ikutan mewek bawaannya.
😢😢😢
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Boy ✔
Teen FictionDory Saputro--cowok super kalem yang aku kenal di bangku SMA Angkasa. Ia murid baru pindahan dari kota Solo. Entah mengapa sosoknya yang berbeda dari kebanyakan cowok yang pernah dekat denganku justru mengusik hatiku untuk mengenalnya lebih jauh. Do...