15. Tetangga

1.5K 137 25
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Ra, ke kantin, yuk?" Kali ini dia-Sirius Alamanda menarik-narik lengan seragam Meira dengan antusias guna menarik perhatian Meira. Cewek itu juga berteriak nyaring di telinga Meira. Staminanya berapa, sih? Kuat bener!

"Gue udah bawa bekal," jawab Meira malas.

Sirius mengerucutkan bibir sebal. Tak habis akal, ia kembali membujuk Meira. "Gue traktir semau elo, deh. Gimana?" Rayunya.

Mata Meira mengerjap beberapa kali. Meira benar-benar lemah dalam hal ini. Sudah diputuskan! Meira akhirnya mengangguk lambat. "Oke," jawabnya singkat. Lumayan, loh! Bisa makan enak sesekali!

Sirius tersenyum lebar. Menggandeng tangan Meira seperti kembarannya dengan raut wajah senang. Meira yang digandeng seperti itu hanya menerima dengan ikhlas, menghargai Sirius. Walaupun ini seperti bukan seorang Meira Amarissa.

Sepanjang perjalanan, hampir semua orang menatap pandang ke arah keduanya. Lebih tepatnya pada Sirius. Cewek itu terlihat menonjol dengan kulit putihnya. Apalagi sedari tadi ia tersenyum pada semua orang yang menatapnya, membuat mereka membalas senyum Sirius. Walaupun ia murid baru, tetapi banyak yang merasa tak asing dengan wajahnya. Sedangkan Meira, gadis itu hanya memandang semua orang dengan tatapan datar. Hanya dilirik Meira itu sudah bagus, apalagi ditoleh! Apalagi senyum! Hal inilah yang membuat perbedaan keduanya semakin menonjol.

"Lo mau pesen apa, Ra?" tanya Sirius ketika sudah sampai di kantin. Cewek itu memilih duduk di pojok kantin pada meja yang paling besar.

Meira terlihat menimbang-nimbang. Matanya melihat atas. "Terserah lo, deh," jawab Meira akhirnya.

Sirius tersenyum lebar (lagi). Ia berjalan meninggalkan Meira untuk memesan makanan. Beberapa menit setelahnya, ia malah kembali dengan tangan kosong. Namun, ketika Meira melirik belakang Sirius, ternyata sudah ada penjaga kantin-Mbak Lala. Gadis berusia 20 tahun itu membawa dua nampan yang penuh makanan dan minuman. Lala bahkan terlihat kewalahan dengan nampan yang dibawanya.

Meira tak tahan. Membiarkan seseorang kesusahan seperti itu di depannya membuat Meira menghampiri Lala lalu mengambil satu nampan dan membawanya pada mejanya sendiri. Sirius hanya mengedikkan bahu, acuh tak acuh.

Lala tersenyum manis. Tak menyangka dibalik sifat Meira yang terlihat judes dan tidak peduli, ternyata gadis itu punya hati yang baik. "Makasih, Mbak!"

Meira tersenyum tipis, sangat tipis. Senang sekali rasanya ketika bisa membantu orang lain. Menabung untuk akhirat! Kalau bisa ia juga ingin membantu beberapa petugas kebersihan sekolahnya dengan cara menyapu!

Kini, diatas meja sudah ada dua porsi nasi goreng, dua mangkok soto ayam, satu piring mie goreng dan tiga gelas jus mangga. Ini mau ngadain jamuan mbak?

Meira yang melihatnya terheran-heran. Disini hanya ada dua orang, loh! Memangnya siapa yang akan menghabiskan semuanya?

"Ini semua kebanyakan, Us,"

Regaska (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang