24. Kiss?

1.4K 128 46
                                    

A/N: Ini dikit, baca pelan-pelan🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N: Ini dikit, baca pelan-pelan🤣

•••

"Bos, lo tau gak? Kemarin, gue lihat soulmate lo lagi berduaan sama cowok lain!"

Rega memutar tubuhnya ketika mendapati pekikan heboh dari mulut Candra yang benar-benar nyaring itu.
Baru saja diminta untuk membeli air mineral 10 menit, eh ketika kembali malah menjerit aneh. Hey! Rega tidak tahu siapa soulmate yang dimaksud Candra.

"Nilai bahasa Inggris merah, sok-sokan ngomong soulmate," timpal Satya. Jelas Satya tahu. Dulu, ketika kelas 10, Satya pernah satu kelas dengan Candra. Sungguh! Satu tahun, ditambah satu bangku dengannya, membuat masa-masa SMAnya kelam. Bagaimana tidak? Ada saja tingkah Candra yang mirip benalu pada inangnya, alias parasit. Diseret bolos, lah. Menyontek pekerjaan rumah yang ia kerjakan semalaman, lah. Dan yang paling parah, tidur di tasnya selama pelajaran berlangsung hingga meninggalkan jejak air liur yang sangat kentara. Iwwww ....

Candra memukul dadanya kuat beberapa kali, ditambah dengan ekspresi kesakitan. "Potek hatiku, Mas!"

"Najis gue,"

Rega tertawa mendengar penuturan Satya. Sepertinya cowok itu benar-benar risih, kentara sekali.
"Siapa soulmate gue, Can? Yang Raisa apa Isyana?" ujar Rega, mengalihkan topik, sekaligus berkhayal.

"Ini juga najis," timpal Satya lagi.

Rega menatap sinis ke arah Satya. Mengangkat tangan kirinya, mengambil gerakan memotong leher.

"Meira, Nyet!" kini Bimo angkat bicara.

Rega terlihat berpikir. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Apa harus melabrak Meira dengan cowok yang tidak diketahuinya, atau membiarkan dan mengikhlaskan saja? Aish! Mana mungkin Rega diam saja membiarkan mereka berduaan, tidak akan!

"Lo nggak ngibul, 'kan?" tanya Rega, memastikan.

Bimo menepuk pundak Candra, menggelengkan kepalanya iba. "Kita dikira bohong, Men!"

"Temuin, Ga! Potong titit cowok itu! Sialan emang!" sahut Rehan tak terima. Sebagai cowok fakboy, Rehan tahu bagaimana rasanya tersakiti, walaupun ia lebih banyak menyakiti.

Rega menggeram tertahan. Tangan cowok itu terkepal kuat. Mana mungkin, ia membiarkan bocah kecilnya berduaan dengan cowok yang bukan muhrim! Hei, Meira itu masih bocil, tidak boleh!

Rega berjalan cepat keluar dari kelasnya. Dengan bodohnya, ia percaya-percaya saja dengan penuturan Candra dan Bimo tanpa tahu kebenarannya. Cowok itu terlihat tergesa-gesa berjalan menuju ruang OSIS yang sebelumnya sudah diberi tahu Bimo.

Satya melirik ke arah Candra. "Lo yakin Meira berduaan sama cowok?"

Candra yang sedang meneguk air mineral menghentikan aktifitasnya, kemudian mengusap bibirnya yang sedikit basah. "Yaiyalah! Yakali mata tajam setajam silet gini salah lihat!"

Regaska (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang