18. Tak terima

1.3K 138 39
                                    

Jeng jeng jengg! Ada yang baru tuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeng jeng jengg! Ada yang baru tuh. Ngerasa yang sebelumnya jelek kelewat banget, akhirnya aku mau ngedit dan jadilahhh ....
Maklumin kalau itu juga jelek ya🤣

Happy reading 😣

•••

SMABA CAMP

Menikmati kebersamaan dengan tema back to nature.

Hanya Rp. 400.000,- per orang!

Segera daftar dan lakukan registrasi pembayaran pada koordinator OSIS!

Meira memandangi selebaran di tangannya. Kertas yang disebarkan kepada seluruh murid SMA Bangsa oleh para anggota OSIS dengan poster menarik itu membuat hati Meira juga tertarik.

Kebanyakan murid akan bersorak girang menantikan acara tahunan ini, tapi, Meira malah sebaliknya. Bukannya ia tak menyukai acara kemah, tetapi ia tidak punya cukup uang untuk membayarnya. Di tahun sebelumnya, ia sangat berharap bisa mendapatkan dispensasi pembayaran oleh pihak sekolah. Tapi sekali lagi itu hanya harapan belaka.

Empat ratus ribu. Empat ratus ribu, loh. Terlalu mahal! Bukankah lebih baik uang sebanyak itu ia gunakan untuk membayar uang sekolah atau ia simpan saja untuk berjaga-jaga ketika ada hal mendesak?

Berbeda dengan Meira, gadis disebelahnya terlihat amat sangat senang. Dia-Sirius Alamanda-tampak mengamati kertas itu tanpa berkedip.

"Ra, camping cuma bayar empat ratus ribu itu dapat fasilitas apa? Jangan-jangan cuma makan nasi bungkus lagi?!" tanyanya setengah berteriak sembari menyenggol siku Meira.

Meira tersenyum kecut. Nasi bungkus itu enak, lho! Lalu bagaimana dengan Meira yang sehari-hari memakan nasi kecap? Atau ketika tidak ada kecap, ia hanya memakan nasi dengan garam? Apa Sirius pikir selama kemah, ia akan disajikan steak dan milkshake?

"Nggak tahu, tahun lalu gue nggak ikut," jawab Meira sabar.

Mata Sirius memicing. Setahunya, ini adalah acara wajib di SMABA-akronim dari SAMA BANGSA. "Kenapa nggak ikut? Tahun lalu sakit, ya?" tebaknya.

Meira menggeleng pelan. "Enggak, kok. Gue cuma nggak bisa bayar," ucapnya kelewat jujur.

Mata Sirius membulat. Ia kira Meira ini anak orang kaya, karena tubuhnya yang putih, bersih, dan cantik. Terlihat seperti sering ke salon. "Jadi, lo orang miskin?" tanyanya blak-blakan.

Meira tersenyum, kali ini bukan senyuman kecut. Ia memaksakan bibirnya untuk tersenyum manis, kemudian mengangguk. "Bukannya keliatan jelas kalau gue orang miskin, ya? 'Kan dulu pas pertama lo masuk sekolah, lo bilang baju gue udah kuning,"

Regaska (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang