Taruhan

323 126 304
                                    

Gue benci  orang  bilang perempuan identik dengan lemah
~Reysya~


Pagi ini Reysa sudah berebut jalan dengan pengendara lain. Maklum suasana kota mulai padat ketika pekerja pabrik mulai berhamburan pulang.

"Hish, kenapa sekolah nya jauh banget sih! Jadi lama kan." gerutu Reysya tak sabaran.

20 menit kemudian ia sampai di sekolah barunya. 10 menit lebih lama dari biasanya.
Setelah menuruni BMW himat nya,Gadis itu mengedarkan pandanganya dan jatuh pada sosok tegap bertubuh atleetis yang berwajah tampan, beberapa meter di di depanya.
Anjir, cakep bener.

Lah, dia jalan ke gue? Tanya Reysya bermonolog.

Arjuna menunggu seseorang yang katanya akan segera datang ke sekolah nya.
Clingg
Suara notifikasi dari ponselnya.

Bang Batra
Reysa pakek BMW item.

Tak lama dari pesan itu datanglah BMW hitam yang asing di mata Arjuna. Ia yakini bahwa itu adalah gadis yang di maksud Batra.

Setelah ia mengamati gadis yang baru turun dari mobil. Ia sedikit tertegun. Tubuhnya yang tinggi semampai dengan bentuk tubuh yang ideal,paras yang rupawan dan tak lupa rambut yang dikucir kuda itu terlihat sempurna.
Langsung saja ia mengahmpiri gadis itu.

Arjuna berhenti 2 langkah di depan Reysya,lantas memperkenalkan diri.
"Arjuna Wira Dirgantara. Ketua OSIS Astina, dan temen Bang Batra" ucapnya seraya mengulurkan tanganya mengajak salaman Reysya.

Reysya terperangah sebentar dan cepat cepar ia menetralkan mimik mukanya.
Parah! Pantesan bang Batra berani taruhan.

Batra tau Reysya masih cewek normal. Hanya saja adik nya ini sedikit gesrek. Makanya ia tau kalau Reysya masih doyan cogan macam Arjuna ini.

"Lo tetep mau anggurin tangan gue?" Tanya Juna berhasil membawa kembali dunia Reysya yang sempat ilang bentar karena melamun.

Ish! Malu maluin banget kalo kepregok ngelamun,yatuhan.

"Gue emang ga berniat nyalamin lo balik,sih. Kita belum kenal. Takut tangan lo ada jampi jampinya" ucap Reysya songong. Lalu ia mendahului Arjuna masuk kedalam Koridor sekolah.

Gue ditolak di pertemuan pertama?
Pertanyaan itu terlontar untuk dirinya sendiri. Ia masih tak percaya yang dilakukan gadis tadi.

Songong juga. Pantesan Batra berani taruhan sama gue.
Batin Arjuna dengan senyum senyum tidak jelas.
Kegiatan tersebut tidak luput daru ketiga teman Arjuna.
" Woi,Pak KETOS!! Lo ngapain senyum senyum di situ?" Teriakan Ethan berhasil mengehtinkan kegiatanya. Ia mendengus lalu menghampiri ketiganya.

"Lo ngapain? Pagi pagi udah senyum senyum gitu? Sarap lo?" Tanya Romeo.

"Iya sarap." Jawab Juna singkat

"Ha? Serius lo Jun? Ngeri dah gua" histeris Samuel.

"Sarapp....An. ayo ah buru!" Ucap Arjuna dan medorong ketiga temanya menuju kantin untuk mengisi energi terlebih dahulu.

👑👑👑

Kring...kring...kring
Bunyi bel pelajaran pertama akan di mulai.
Kelas XI MIPA4 yang semula ramai menjadi hening karena Bu Laras walikelas sekaligus guru mapel pertama hari ini sudah tiba.

QueerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang