Temen,jangan?

244 125 200
                                    

Ternyata mengekspresikan lebih menyenangkan daripada memendam
~Arjuna~

Reysya rindu teman teman nongkrong nya. Sudah lama ia tak mengunjunggi mereka. Tapi Reysya masih gemess juga dengan mereka. Bisa bisanya mereka mempercayai berita hoax?

Ya, sebenarnya ia sudah memaafkan nya, sih.
Tapi ia tetap malas jika harus bertemu dengan mantan pacarnya yang pasti tak pernah absen dari tongkrongan.

Malam ini Reysya berniat untuk tidur cepat. Karena ayahnya sudah berada di rumah. Maklum peraturan di rumah Bimantara salah satunya adalah tidur sebelum pukul 21.30.

Jika melanggar akan terima konsekuensi yaitu push up 100x dan membersihkan kandang kelinci.

Terlihat kejam mungkin,namun didikan Bima ini dirasa dapat menumbuhkan sikap disiplin dan bertanggung jawab bagi kedua anaknya.

Maklum lah anak panglima. Peraturan nya saja sudah sebelas duabelas dengan peraturuan militer.

Namun sebelum  memejamkan mata Reysya mendemgar sesuatu dibalik pintu balkon.

Kresek..keresek..kresek..

Daripada ia diselimuti rasa penasaran yang berkrpanjangan, ia memutuskan untuk menghampiri pintu tersebut.

Ia berjalan dengan mengendap endap seperti maling. Lalu membuka pintu itu cepat. Betapa terkrjutnya Reysya

"Nakula!" Pekiknya.

"Kok kamu disini sih,sayang?"

Bersamaan dengan kalimat itu ayah Reysya membuka pintu kamarnya. Dan mendekati putrinya.

"Sayang,kok kamu disini sih?" Tanya Reysya lagi tanpa sadar jika ada ayahnya dibalik punggung mungilnya.

"Kalau ketahuan ayah gimana?"

"REYSYA!" ucap ayahnya sedikit membentak.

Sang pemilik nama menegang di tempat. Ia kaget bukan main dengan suara barusan.

"Kamu ngomong sama siapa?" Tanya ayahnya galak.

Ucapan Reysya barusan sangat membuat Bima curiga. Apalagi sekarang ia berada di balkon bukan diatas kasur. Tentu saja siapa yang tidak berfikiran negative dibuatnya.

Reysya berbalik badan.

"Sama Nakula yah,hehe."

Ayahnya dapat bernapas lega setelah melihat seekor kucing berwarna abu abu itu berada di gendongan putrinya.

"Ayah kira kamu macam macam."
Sekarang Nakula sudah berpindah gendongan ke Bima.

Seakan paham maksud ayahnya lantas Reysya protes.
"Ish,ayah apaan. Mana berani Reysya begitu."

Bima tersenyum menanggapi putrinya. Lalu ia menyuruh Reysya untuk mencuci tangan lalu tidur.

Sedangkan Nakula dibawa Bima kembali kekandang.


"Terserah mamah,pokoknya Arjuna gak mau titik." Teriak juna di depan rumah.

QueerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang