💠 Taman Bunga

6.2K 417 0
                                    

Pagi ini Reina, Azzam, Keyna dan Rivan berangkat menuju taman bunga dengan mobil Azzam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Reina, Azzam, Keyna dan Rivan berangkat menuju taman bunga dengan mobil Azzam.

Azzam duduk di bangku kemudi dan di sampingnya ada Reina sedangkan Keyna dan Rivan duduk di belakang. Seperti biasa kedua sahabat itu ribut hanya karna masalah sepele, tapi kali ini mereka ributnya dengan suara berbisik karna takut kena marah oleh Azzam.

Reina terkekeh mendengarkan suara ribut Keyna dan Rivan membuat Azzam menatap Reina.

"Kenapa?" tanya Azzam membuat Reina memberikan kode dengan dagunya ke arah Keyna dan Rivan. Azzam hanya terkekeh saat menyadarinya.

"Kamu sekali lagi lepas kunciran aku ... aku sunatin itu kamu."

"Coba kalau bisa mah."

"Ya bisalah kenapa gak bisa coba?" Keyna menatap tajam Rivan.

"Hayoh mau modus dengan kedok mau sunatin kan lo?"

Keyna melotot dan menggetok kepala Rivan dengan majalah yang ada di mobil Azzam membuat Rivan langsung merintih kesakitan.

"Aaaa iya iya, jangan pake pukulan dong. Lo mah senengnya mukul," ucap Rivan dan membuang majalah ke belakang.

"Lagian ngeselin," jawab Keyna sebal.

Ekhem.

Reina terkekeh ketika Keyna dan Rivan saling diam dan saling duduk berjauhan. Hanya karna deheman dari Azzam mereka yang sedang ribut langsung terdiam.

Azzam melirik Reina yang tersenyum ke arahnya.

Akhirnya mereka sampai juga di taman bunga. Keyna dan Rivan mengeluarkan kotak makanan yang mereka sengaja bawa. Sedangkan pasangan suami istri itu hanya menatap ke arah Keyna dan Rivan yang akhirnya berhenti ribut.

Azzam menggenggam tangan Reina membuat gadis itu tersenyum menatap Azzam.

Mereka berjalan di belakang Keyna dan Rivan yang sepertinya bentar lagi akan ada suara keributan lagi.

"Aku yakin bentar lagi, Key bakal teriak terus mukul Rivan," ucap Reina yang seakan tau apa yang akan dilakukan gadis berkuncir kuda itu.

"Tau dari mana?" tanya Azzam dan Reina mendongak menatap laki-laki itu.

"Liat aja nanti," jawab Reina yakin dan benar saja Keyna sudah menatap tajam kearah Rivan.

"RIVAN GILA BIN SARAP."

Reina tertawa melihatnya, sekarang Keyna sedang berlari mencoba mengejar Rivan yang kabur.

Azzam ikut tersenyum saat melihat istrinya itu tertawa. Dia merangkul pundak Reina membuat gadis itu tertarik mendekat ke arah Azzam.
Mereka segera melanjutkan jalan mereka.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Sekarang mereka sedang berada di tempat menyewa sepeda gandeng.

Setelah menyewa sepeda gandeng mereka berempat naik ke atas sepeda masing-masing, Azzam dengan Reina dan Keyna dengan Rivan.

"Kamu di belakang aja lah, jangan di depan," ucap Azzam kepada Reina karna istrinya itu meminta untuk naik di depan.

"Kenapa emang?" tanya Reina heran kenapa dirinya tidak boleh duduk di depan.

"Ya gak kenapa-kenapa, tapi enak di belakang. Kamu di belakang aja ya, biar gak capek," ucap Azzam mencoba membujuk Reina dan pada akhirnya gadis itu mengangguk.

Mereka mulai mengayuh sepeda, Reina sangat menikmati liburan akhir pekannya saat ini. Berlibur dengan suami dan kedua sahabatnya membuatnya sungguh sangat bahagia dan merasa senang.

"Heh mendoan!"

Reina menengok ke arah Keyna dan Rivan yang setiap saat pasti bakal ribut, tapi Reina sangat suka melihat ketika kedua sahabatnya saling ribut. Lumayan tontonan gratis.

"Hmm?" jawab Keyna, gadis itu tidak mengayuh sepedanya dan malah melihat kanan-kiri.

"Berat tau bantuin ngayuh sepedanya lah jangan mau enaknya doang, udah gue yang bayarin nih sepeda lagi," ucap Rivan membuat Keyna mendengus sebal.

"Dimana-mana yang ngayuh sepeda itu laki-laki, Rivan," ucap Keyna membuat Rivan berdecak sebal.

"Kalau gue sama lo beda lagi, lo yang enak gue yang capek. Buruan bantuin ngayuh sepedanya kalau nggak gue potong rambut lo itu," ucap Rivan dengan ancaman yang mengerikan bagi Keyna.

"Iya iya." akhirnya Keyna menurut dan membantu mengayuh sepedanya.

Reina hanya terkekeh pelan melihat keduanya.

"Mereka emang suka gitu, yang?" tanya Azzam dan Reina mengangguk sebagai jawabannya.

"Tiap ketemu pasti ribut, Mas. Sampe bingung aku nengahin mereka, makanya kadang aku biarin aja buat tontonan kan lumayan," ujar Reina membuat Azzam terkekeh mendengarnya.

"Ada-ada aja kamu."

Setelah berkeliling taman bunga dengan menggunakan sepeda akhirnya mereka berhenti di sebuah tempat dengan banyak rumput dan banyak keluarga yang bertamasya.

Mereka menggelar tikar yang sengaja mereka bawa dan duduk di atas tikar lalu mengeluarkan makanan yang ada di dalam keranjang makanan.

"Akhirnya makan juga," ucap Keyna membuat Rivan mengetuk kepala Keyna dengan sendok yang dia pegang tapi Keyna malah bodoamat.

Azzam menyuapi Reina roti dan gadis itu menerimanya dengan senang hati, Reina mengunyah sambil tersenyum kearah Azzam.

"Suapin juga," ucap Azzam manja dan Reina menurut dia menyuapi Azzam roti yang laki-laki itu pegang dan Azzam membuka mulutnya kemudian menerima suapan dari Reina.

"Jomblo gerah jomblo," ucap Rivan dan mengipasi Keyna yang sedang sibuk dengan cake yang dia beli tadi malam.

"Kamu yang gerah kenapa aku yang dikipasin?" Keyna menatap tajam Rivan dan laki-laki itu hanya menyengir kuda kemudian memakan snack gurih milik Keyna.

"Yaudah sih kalian jadian aja," usul Azzam membuat Rivan dan Keyna menatap tajam ke arah Azzam.

"Jadian?" tanya Rivan dan Keyna secara bersamaan.

Azzam mengangguk dengan entengnya.

"Nggak!  Aku udah punya pacar di Korea," ucap Keyna membuat Reina mendengus sebal.

"Kamu nganggap dia pacar tapi dia nganggap kamu pacar juga gak?" tanya Reina membuat Keyna cemberut.

Rivan dan Azzam tertawa mendengarnya apalagi melihat wajah Keyna yang cemberut itu. Menggoda Keyna memang menyenangkan, pantas saja Rivan selalu menggoda sahabat barunya itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Unlimited [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang