💠 Vanessa

6.2K 415 0
                                    

Reina dan Azzam masih saling suap-suapan sedangkan Rivan dan Keyna saling tatap-tatapan dengan tatapan tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reina dan Azzam masih saling suap-suapan sedangkan Rivan dan Keyna saling tatap-tatapan dengan tatapan tajam.

"Kamu diem atau aku potong lidah kamu, Van," ucap Keyna yang sudah sebal dengan Rivan yang selalu membuat moodnya buruk seketika.

Reina terkekeh melihatnya.
"Udah-udah kok dari tadi berantem terus sih, malu sama anak kecil tau," ucap Reina membuat Keyna berdecak sebal ke arah Rivan.

"Malu sama umur, Van."

"Yeuh lo yang mulai duluan juga," ucap Rivan tak terima dituduh menjadi biangnya sama Keyna.

Reina menggelengkan kepalanya.
Reina tersentak kaget saat tiba-tiba pipinya dikecup oleh seseorang. Reina menengok ke arah samping dan tersenyum saat melihat Azzam yang juga tersenyum kearahnya.

"Azzam."

Mereka berempat sontak menengok ke arah sumber suara, Reina tersentak kakuk melihat mantan pacar suaminya.

"Nessa?"

Vanessa tersenyum dan langsung duduk di samping Azzam, gadis itu langsung memeluk tangan Azzam dengan manja. Azzam melirik Reina yang hanya terdiam.

"Lo ngapain disini, Nes?" tanya Azzam dan mencoba menjauhkan tangan Vanessa dari tangannya.

"Nessa kesini sama gue," ucap seseorang membuat mereka menatap ke arah orang tersebut.

"Nes, lepasin kita udah putus," ucap Azzam dan mencoba melepaskan tangan Nessa membuat Nessa langsung cemberut dan menjauh dari Azzam.

Laki-laki yang tadi bilang datang dengan Nessa menarik tangan gadis itu membuat Nessa berdiri dan menghentakkan kakinya dengan sebal.

"Ihhh Azzam, aku kan cuma mau minta maaf," ucap Vanessa dan dia menundukkan kepalanya.
"Maaf ya, Zam. Gue udah jadiin lo ATM berjalan gue, gue nyesel ngelakuin itu asal lo tau, Zam."

"Iya gue maafin," ucap Azzam dengan cueknya.

"Berarti kita bisa balikan lagi kan, Zam?" tanya Vanessa dengan nada semangatnya.

"Gue maafin lo bukan berarti kita bisa balikan, Nes," jawab Azzam dengan nada tegasnya membuat Vanessa cemberut.

"Kamu udah gak cinta sama aku, Zam?" tanya Vanessa membuat Azzam menghela nafasnya kasar.

"Emang," jawab Azzam membuat orang-orang yang ada disana menatap Azzam kaget.
"Gue udah nikah, Nes. Gue harap lo lupain gue," ucap Azzam membuat Vanessa tambah kaget.

"Nikah?" tanya Vanessa memastikan dan Azzam berdehem.
"Sama siapa?" tanya Vanessa lagi.

Azzam menggengam tangan Reina membuat gadis itu menatap Azzam kemudian menatap ke arah Vanessa.

"Dia istri gue. Namanya Reina," ucap Azzam mengenalkan Reina sebagai istrinya dan tersenyum ke arah Reina membuat Reina salah tingkah di perkenalkan langsung kepada mantan pacar suaminya itu sebagai istrinya.

"What?" Vanessa terpekik kaget dan menatap ke arah laki-laki yang ada di belakangnya.

"Lo tau Azzam udah nikah, Daf?" tanya Vanessa dan Daffin berdehem.

Vanessa mendesis sebal mendengar itu.
"Kenapa gak ada yang bilang Azzam udah nikah? Lo sengaja, hah?" tanya Vanessa marah dan menatap tajam ke arah Daffin.

"Gue cuma gak mau lo sedih lagi, Nes," jawab Daffin membuat Vanessa mendengus sebal.

"Sedih gak sedihnya gue gak ada hubungannya sama lo, Daf," ucap Vanessa kesal karna Daffin juga membohonginya.

"Lo tuh peka atau nggak sih, Nes?" tanya Azzam membuat Vanessa menatap Azzam dengan kening mengerut.

"Peka apaan maksud lo?" tanya Vanessa yang tersulut emosi.

"Gue duluan, gue tunggu lo di mobil," ucap Daffin dan langsung berjalan pergi meninggalkan mereka.

Vanessa mengerutkan dahinya melihat sikap Daffin yang tidak biasanya.

"Daffin tuh suka sama lo, Nes. Lo kenapa gak peka? Kasian dia nungguin lo dari SMP sampai sekarang ini," ucap Azzam membuat Vanessa terdiam karena kaget. Fakta apa lagi ini

"Daf ... Daffin kenapa?" tanya Vanessa masih dengan ekspresi kagetnya.

"Kak Daffin suka sama Kak Vanessa," ucap Keyna mengulanh ucapan Azzam tadi, membuat Vanessa terdiam.

Benarkah begitu? Kenapa dia gak tau apa-apa tentang perasaan Daffin sahabatnya? Padahal mereka berteman sudah cukup lama.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Vanessa masuk ke dalam mobil, dia memakai sabuk pengamannya dan Daffin langsung melajukan mobilnya.

Vanessa melirik ke arah Daffin yang hanya terdiam, laki-laki itu memakai kacamata hitamnya membuat Daffin bertambah semakin tampan saja.

"Daf?" panggil Vanessa hati-hati.

"Entar berenti dulu di supermarket," ucap Daffin dan Vanessa mengangguk.

"Daf."

"Gak usah kasian sama gue," ucap Daffin seakan tau apa yang akan Vanessa bahas, dan dia memutar setirnya kekiri.

"Nggak, gue nggak kasian sama lo kok," ucap Vanessa langsung, dia tidak mau Daffin salah foham padanya.

Daffin menghentikan mobilnya saat lampu merah, dia menatap ke arah Vanessa.

"Lo mau ngomong apa? Buruan," ucap Daffin membuat Vanessa memainkan jari jemarinya sendiri.

"Daf ... maaf ya, gue gak bisa balas perasaan lo," ucap Vanessa dan menatap ke arah Daffin.

"Udah lupain, kan gue udah bilang gak usah kasian sama gue," ucap Daffin dan melajukan mobilnya saat lampu berubah menjadi hijau.

"Lo gak marah sama gue kan?" tanya Vanessa dan menatap Daffin.

"Nggak."

"Kita bakalan tetep jadi sahabatkan, Daf?" tanya Vanessa lagi dan Daffin hanya berdehem.

"Kita bakal jadi sahabat terus, Nes. Lo tenang aja," jawab Daffin membuat Vanessa tersenyum lega.

Gadis itu menyandarkan badannya di kursinya dan tersenyum menatap Daffin.

Tanpa Vanessa tau jika hati Daffin seakan dicambuk beberapa kali saat dirinya bilang akan selalu jadi sahabat dengan Vanessa, apalagi melihat Vanessa yang senang karna mereka hanya berstatus sahabat, apakah tidak bisa lebih?

Tanpa Vanessa tau jika hati Daffin seakan dicambuk beberapa kali saat dirinya bilang akan selalu jadi sahabat dengan Vanessa, apalagi melihat Vanessa yang senang karna mereka hanya berstatus sahabat, apakah tidak bisa lebih?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Unlimited [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang