💠 Jakarta

6.9K 562 11
                                    

Reina memasukkan baju-bajunya ke dalam koper yang Azzam belikan untuknya kemarin, nanti siang mereka berniat untuk pulang ke Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reina memasukkan baju-bajunya ke dalam koper yang Azzam belikan untuknya kemarin, nanti siang mereka berniat untuk pulang ke Jakarta.

Reina masih tidak percaya jika Azzam itu keturunan China, tapi emang mirip orang China sih.

Matanya yang sipit, hidung mancung, kulit putih, badannya tinggi pokoknya dia tuh emang hampir mirip orang China.
Beruntung gak sih Reina dapet suami kaya Azzam yang keturunan China begitu? Kayanya biasa aja deh.

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam." Reina menatap ke arah pintu kamar dan masuklah Azzam kemudian laki-laki itu menutup pintu kamar.

Azzam menaruh sajadah dan peci yang dia pakai, laki-laki itu habis sholat subuh di masjid dekat rumah.

Oh ya tentang kedua orang tua Reina dan Azzam mereka sudah duluan pulang lagi ke Jakarta, bisa di bilang mereka tuh hanya datang kesini cuma ingin menghadiri acara ijab qobul Reina dan Azzam.

"Woey bengong mulu, kagak mau salim sama suami?" Reina tersadar dan dia langsung mengambil tangan Azzam yang sudah menggantung di depan wajahnya, Reina menyalami tangan Azzam.

"Gue mau ganti baju dulu," ucap Azzam dan melompat karna di hadapan Reina yang banyak barang-barang.

Reina kembali sibuk dengan kegiatannya memasukkan baju-bajunya ke dalam koper dan juga merapihkan baju Azzam.

Setelah merapihkan semuanya Reina menarik koper besar itu dan menaruhnya di dekat pintu agar mudah di temukan.

Reina menatap ke arah pintu kamar mandi karna dari tadi Azzam belum keluar padahal bilangnya cuma ganti baju.

Reina berjalan ke arah pintu kamar mandi dan tangannya terangkat ingin mengetuk pintu kamar mandi tapi saat tangannya akan menyentuh pintu tiba-tiba pintu terbuka.

Reina terdiam saat didepannya dia melihat perut sixpack berkulit putih, biasanya dia akan melihat perut sixpack di dalam photo Idol k-pop di dalam handphonenya.

"Khem ... liat apa, Rei?" tanya Azzam membuat Reina tersadar dan segera membalikkan badannya, dia berjalan ke arah kasur dan duduk dipinggiran kasur kemudian tangannya mencari-cari handphonenya.

Azzam yang melihat itu hanya terkekeh pelan dan berjalan ke arah Reina.

"Baju gue mana?" tanya Azzam membuat Reina mendongak menatap laki-laki itu.

"Hah?"

Azzam mendengus sebal dan menaruh handuk kecil di lehernya kemudian menatap Reina lekat.

"Baju gue, Rei. Baju gue mana?" tanya Azzam memperjelas apa yang dia mau, Reina ber'oh'dan mengangguk.

"Ada, bentar." Reina mendorong Azzam dan dia berjalan ke arah lemari mengambil baju Azzam yang dia sisakan dilemari.

"Nih." Reina memberikan baju Azzam dan laki-laki itu langsung mengambilnya.

"Gue pake disini ya," ucap Azzam membuat mata Reina melotot kaget.

"Ya janganlah, emangnya Mas Azzam gak malu apa sama Reina? Ihh udah gede juga," ucap Reina dan berjalan ke arah kasur kemudian menidurkan badanya di atas kasur dan menarik selimut sampai menutupi seluruh badannya bahkan kepalanya juga.

"Buruan kalau mau pake baju, aku gak bakal ngintip," ucap Reina dan membuat Azzam terkekeh pelan kemudian dia berjalan ke arah kamar mandi.

Reina mengerutkan dahinya saat mendengar suara pintu tertutup, dia membuka selimutnya dan menghela nafasnya lega, Reina merapihkan kembali selimut yang sudah dia acak-acak.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Reina menggendong tas ransel Azzam yang isinya barang pribadinya sendiri sedangkan Azzam menarik koper mereka.

Mereka berjalan keluar dari Bandara, Azzam langsung menghentikan taksi dan memasukkan kopernya ke dalam bagasi.

Reina sudah masuk ke dalam duluan kemudian Azzam menyusul.

"Kita mau ke rumah siapa, Mas?" tanya Reina dan menatap Azzam.

"Ke apartement Nusa Tenggara, Pak" ucap Azzam kepada Pak supir taksi dan membuat supir taksi itu mengangguk kemudian melajukan mobilnya.

Reina mendengus sebal, padahal dia yang nanya kenapa Azzam malah jawabnya ke supir taksi.

Perjalanan dari Bandara ke apartemen ternyata tidak dekat membuat Reina tanpa sadar ketiduran.

Azzam yang dari tadi hanya sibuk dengan handphonenya melirik Reina dan tersenyum tipis, dia menarik pelan kepala Reina yang bersandar di sandaran kursi.

Sekarang kepala Reina berada dipundak Azzam, laki-laki itu mengelus sebentar rambut Reina.

"Hem, Mas."

Azzam menatap ke arah supir taksir.
"Kenapa, Pak?" tanya Azzam bingung, kenapa tiba-tiba supir taksi memanggil namanya.

"Mas sama Mbaknya itu pacaran atau gimana ya? Kok deket banget, jangan terlalu jauh Mas kalau pacaran nanti ujung-ujungnya jadi zinah," ucap supir taksi itu membuat Azzam hanya tersenyum tipis.

"Iya Pak saya juga tau, dia istri saya. Kita menikah muda," jawab Azzam dan supir taksi itu mengangguk.

"Saya hanya mengingatkan Mas, tapi alhamdulillah kalau Mas sama Mbaknya udah nikah, semoga sakinah mawaddah warohmah ya Mas, buat rumah tangga kalian," ucap supir taksi itu mendoakan membuat Azzam mengangguk sambil tersenyum.

"Aamiin "

"Kayanya Mbaknya itu naksir Masnya deh," ucap supir taksi itu membuat Azzam mengerutkan dahinya.

"Kenapa nih supir taksi jadi sok tau banget ya," batin Azzam.

"Bukannya saya mau jadi orang sok tau tapi dari tadi Mbaknya itu ngeliatin Masnya tapi Masnya gak peka," ucap supir taksi itu membuat Azzam menatap Reina yang tertidur.

"Gitu ya Pak?" tanya Azzam dan supir taksi mengangguk.

"Saya juga mau bilangin ke Masnya, dua bulan lagi Mbaknya bakalan hamil anak Mas, tapi Mas boleh percaya atau nggak itu terserah Mas."

"Bapak tau dari mana?"

"Mas itu orang baik, lebih baik Mas tinggalin pacar Mas. Soalnya dia cuma manfaatin Mas doang, istri Mas itu lebih baik dari pacar Mas."

Azzam mengerutkan dahinya.
"Bapak kok tau saya punya pacar?"

"Ada saatnya dimana Mbaknya akan capek ngejar cinta Mas, saya saranin Mas jangan terlalu gengsi kalau sayang tunjukin aja kalau Mas gak mau nyesel, kalau Mas gengsi bisa jadi Mas bakal kehilangan Mbaknya sama calon anak Mas nanti."

"Bapak cenayang?"

"Bapak cenayang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow.

Vote.

Komen.

Unlimited [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang