💠 Sakit

5.8K 376 1
                                    

Reina menulis formulir pendaftaran untuk masuk ke dalam club membaca, setelah menulisnya dia mengumpulkannya di sebuah meja di ruang perpustakaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reina menulis formulir pendaftaran untuk masuk ke dalam club membaca, setelah menulisnya dia mengumpulkannya di sebuah meja di ruang perpustakaan.

Reina tersenyum ke arah Kakak tingkatnya yang akan menjadi seniornya di club membaca ini.

Reina berjalan keluar dari perpustakaan, dia tersenyum saat melihat Keyna yang menunggunya.

"Key."

Keyna menengok ke arah Reina dan tersenyum.

"Udah?" tanya Keyna dan Reina menganggukkan kepalanya.

"Rivan kemana?" tanya Reina saat tidak mendapati laki-laki bermulut bawel itu.

"Oh ... tadi dia pamit mau jemput calon istrinya katanya," jawab Keyna dan Reina hanya ber'oh' mereka berjalan berdampingan.

"Mbak Prima?" tanya Reina dan Keyna mengangguk sambil berdeham.
"Kapan ya mereka nikah?" tanya Reina lagi dan menatap Keyna.

"Itu sih aku gak tau, Rei. Tapi, katanya nungguin Rivan umur dua puluh satu, kan dia bentar lagi umur dua puluh satu," jawab Keyna dan Reina hanya manggut-manggut saja.

Mereka berjalan ke arah luar Universitas.

"Aku mau langsung pulang ya, Rei," ucap Keyna dan Reina mengangguk.

"Hati-hati oke," ucap Reina membuat Keyna tersenyum dan mengangguk, dia berjalan ke arah kanan sedangkan Reina berjalan ke arah kiri.

Reina berhenti saat dirinya sudah sampai di halte bus.
Handphonenya bergetar membuat Reina mengambil handphonenya di dalam saku jaketnya.

Reina tersenyum dan mengangkat panggilan telepon dari Azzam.

"Hallo Mas?"

"Kamu dimana, yang?"

"Di halte bus, Mas."

"Jangan kemana-mana aku kesana ya."

"Kita pulang bareng."

"Iya Mas."

Sambungan terputus dan Reina menaruh kembali handphonenya di dalam saku jaketnya.

Tidak lama muncul lah mobil milik Azzam, Reina berjalan mendekati mobil Azzam dan masuk ke dalam mobil suaminya.

Azzam tersenyum saat Reina masuk ke dalam mobil dan dia segera melajukan mobilnya.

"Gimana tadi kuliahnya?" tanya Azzam membuat Reina tersenyum dan menatap Azzam.

"Sama seperti biasanya, oh ya Mas. Aku ikut club membaca, tadi udah daftar," ucap Reina sedikit menyesal karena baru bilang dan Azzam mengangguk faham.

"Boleh."

Reina tersenyum dan menatap Azzam.
"Kak Rakha gimana, Mas?" tanya Reina membuat Azzam menghela nafasnya kasar.

"Diomelin sama emaknya, kasian aku," jawab Azzam dan terkekeh mengingat bagaimana Rakha yang diomeli oleh Bibinya.

"Aku belum pernah ketemu sama pacarnya Kak Rakha, Mas," ucap Reina dan Azzam melirik Reina.

"Pacarnya seumuran kamu, kata Rakha sih satu kampus sama kita," ucap Azzam kemudian menghentikan mobilnya saat lampu lalu lintas berubah menjadi merah.

"Mas tau siapa?" tanya Reina dan Azzam mengangguk.

"Namanya Ajeng," jawab Azzam membuat Reina mengerutkan dahinya.

"Aku gak tau siapa dia," ucap Reina membuat Azzam mengelus lembut rambut Reina.

"Entar kapan-kapan kita double date sama mereka ya," ucap Azzam membuat Reina tersenyum dan mengangguk pelan.

"Oh ya Mas entar malem aku mau ke toko kelontong tempat Key kerja ya," ucap Reina dan Azzam mengerutkan dahinya kemudian melajukan mobilnya saat lampu berubah menjadi hijau.

"Mau ngapain?" tanya Azzam dan melirik Reina.

"Ketemu Key sambil ngerjain tugas dari dosen."

Azzam mengangguk.
"Entar aku anterin," ucap Azzam membuat Reina tersenyum.
"Mau kemana dulu nih?" tanya Azzam.

"Pulang aja Mas, kepala aku sedikit pusing," jawab Reina membuat Azzam langsung menengok ke arah Reina.

"Kamu sakit, yang?" tanya Azzam khawatir dan Reina menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Cuma sakit kepala aja, Mas. Palingan bentar lagi sembuh kok, mungkin karna pelajarannya yang emang sedikit sudah," jawab Reina membuat Azzam bernafas lega.

"Kalau sakit bilang aku ya, entar kita langsung ke dokter," ucap Azzam dan Reina mengangguk.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Azzam mengerutkan dahinya saat mendengar suara seperti orang yang sedang muntah-muntah, dia terbangun dan menatap ke arah kamar mandi.

Azzam segera berlari ke arah kamar mandi dan menatap Reina yang sedang muntah-muntah.

"Rei."

Reina menengok ke arah Azzam, dia segera membersihkan wajahnya dan berkumur.

"Mas Azzam kenapa bangun?" tanya Reina dan menatap Azzam.

"Kamu sakit?" tanya Azzam khawatir membuat Reina tersenyum kemudian menggengam kedua tangan Azzam.

"Aku gak papa, Mas. Percaya deh," jawab Reina membuat Azzam langsung memeluk Reina.

"Kan aku udah bilang sama kamu, kalau kamu sakit bilang sama aku, Rei," ucap Azzam yang mengingatkan Reina.

"Iya Mas, tapi aku baik-baik aja kok," ucap Reina sambil mengelus lembut punggung Azzam.

"Kita tidur lagi yuk, Mas," ajak Reina dan Azzam mengangguk.

Dia menggendong Reina membuat istrinya itu terpekik kaget dan tertawa.

"Kenapa harus digendong sih?" tanya Reina dan menatap Azzam membuat laki-laki itu menatapnya.

"Kamu itu ratu disini, yang. Jadi aku harus memperlakukan mu dengan lembut," ucap Azzam membuat Reina tertawa.

Azzam berjalan sambil menggendong Reina, dia menidurkan Reina dengan lembut di atas kasur.

Azzam memeluk tubuh Reina kemudian mengelus rambutnya.

"Wan'an meinu," ucap Azzam dan mengecup kening Reina lembut.

"Jaljayo oppa," jawab Reina membuat Azzam tersenyum.

"Bahasa Korea?" tanya Azzam dan Reina mengangguk.

Azzam semakin erat memeluk tubuh Reina dan sesekali dia akan mengecup wajah Reina membuat istrinya itu tertawa geli.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unlimited [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang