Julian....
Katanya dia dibesarkan oleh nenek seorang, sejak kecil malah. Julian pun tak mengetahui keberadaan orang tuanya."Oh... maaf telah membuatmu mengatakan itu..." ucapku merasa merasa bersalah.
"Eh... tidak apa-apa... kan kamu udah kasih tau latar belakangmu.... jadi harusnya aku juga kasih tau katar belakangku... ya walau pun sedikit." Ucapnya.
"Dan kata nenek...!!"
Dari raut wajahnya dia terlihat sangat bahagia. Sambil memegang permen lolipop kesukaannya. Dia berkata."Aku punya seorang tunangan sejak kecil !!" Ucapnya dengan sangat gembira lalu menjilat permen lolipopnya.
Aku tersenyum tipis.
Seharusnya kamu bahagia Vannie!!
Tapi kenapa...
Kenapa setelah mengetahuinya rasanya...
Aneh...Ku tak tahu apa yang terjadi denganku. Rasa sedih marah bahagia bingung bercampur aduk mencadi satu. Aku tak tahu ini rasa apa?!
Apakah ini yang nama nya bahagia??
Kenapa rasanya perih??Aku tak pernah tahu bagaimana rasa bahagia itu.
"Se.. selamat..." ucapku memberi selamat sambil face to face.
"Kamu kenapa Va... Tefiti... ada apa dengan raut wajahmu?? Apakah ada mereka?? Dimana??" Ucapnya hampir keceplosan menyebut nama asliku.
"Lho... ini kan... namanya bahagia..."
Ucapku sambil menahan tangis."Wah.. baru pertama kalinya ku rasakan bahagia sampai menangis.... tak ku sangka..." perlaha-lahan air mata ku jatuh.
"Kamu ini benar-benar bodoh atau pura-pura bodoh ha??" Ucap Julian sambil mengelap tangisku dengan ibu jarinya dan menatap tajam kearahku. Membuatku terkejut.
Julian pov.
"Kamu ini benar-benar bodoh atau pura-pura bodoh?" Aku mengelap tangisnya dengan ibu jariku dan menatap tajam kearahnya. Bukannya ingin menakut-nakutinya. Tatapan tajam itu adalah tatapan tajam yang berarti cemas. Jujur, aku sangat cemas padanya.
Aku menggenggam tangannya lalu pergi.
"Ayo kita pulang..." ajakku.
Dan dia masih saja mengelap tangisnya.Dirumah~~
"Nenek... kami pulang...." ucapku ketika lonceng pintu berbunyi.
Tak ada jawaban. Sunyi."Nek... nenek... apakah nenek belum pulang??" Tanya ku oada diriku sendiri. Tanpa pikir panjang Vannie langsung bergegas pergi kedalam mencari nenek. Tapi kenapa dia yang paling khawatir.
"Nenek!! Nenek!!" Teriaknya memanggil-manggil nenek. Aku memegang pundaknya berusaha menenangkannya.
"Vannie.. sudah... mungkin dia masih bersama temannya..." Tanpaku sadari dia langsung menolak tanganku yang berada di pundaknya. Ku lihat dengan jelas muka yang memerah, air mata yang jatuh tak beraturan, dan raut wajah yang terlihat mencekam.
"Kamu ini bagaimana sih?! Kenapa kau tak khawatir?! Nenek sudah membesarkanmu tahu!! Kenapa kau hanya diam saja?! DASAR BODOH!!" Omelnya langsung menusuk tepat dihati. Vannie tekejut dengan apa yang dia katakan barusan. Vannie menutup rapat bibirnya dengan tangannya. Tanpa sepatah kata pun Vannie segera keluar pergi meninggalkanku sendirian dirumah. Sama seperti dulu.
Bukannya aku mengejarnya. Aku malah berdiam diri sendiri didalam rumah yang sepi tanpa sepatah kata pun.
Vannie pov.
Aku berlari kencang menjauh dari rumah nenek dan segera mencari nenek. Kekecewaanku bertambah saat mengetahui Julian terlihat biasa saja dengan hal ini. Aku bertanya kepada setiap orang satu persatu tapi tak ada satu orang pun yang mengetahui dimana nenek. Aku memencari dari setiap rumah kerumah,toko ke toko tapi nenek tetap tidak ada.
Dimana nenek...??
Aku mulai mencemaskan nenek lebih dari diriku sampai ku tidak tahu bahwa mereka kembail menemukanku.
Julian pov.
Aku duduk dalam diam. Merenung semuanya sendirian. Aku melihat keluar jendela. Ku lihat ada seorang anak kecil yang direbut lolipopnya oleh anak kecil yang jahat. Melihat itu aku jadi tersadar.
VANNIE!!
Aku segera keluar mencarinya.
Dia bisa saja tertangkap lagi. Aku, sangat mengkhawatirkannya. Aku sibuk mencarinya dimana-mana tapi tak ketemu satu pun."Vannie!! Vannie!!''
Saat itu juga aku mendengar seseorag seperti teriak-teriak tapi samar-samar memang waktu itu sangatlah ramai.
Saat itu juga aku melihat kearah belakang mencari sumber suara.
Mataku terbelalak.VANNIE!!
Aku megejarnya sambil berusaha meraihnya. Tapi terlambat, dia sudah dimasukkan didalam keretanya.
Aku... sungguh menyesal...
Ku putuskan untuk pergi mengikutinya. Aku tidak tahu apa yang membuatku berfikir seperti itu. Aku hanya mengikuti kata hatiku.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC 🐾🐾🐾Keadaan makin memanas gaess...
jangan lupa Vote🌟
Follow aku.... kalau mau folback bilang aja...
Komen ya....
Masukkin ke reading list...
Gomawo😉😉😉
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
True Princess
FantasySemua kisah putri itu tidak ada dalam diriku! Menceritakan seorang putri yang dibenci semua orang karena jelek..... ia tak mengenal ibunya... ia berkeinginan untuk kabur dari kerajaannya dan mencari keberadaan ibunya. . Semua akan berakhir . Itu ya...