🎆🎆🎆
Jam pelajaran pertama akhirnya selesai. Semua siswa bersiap untuk mata pelajaran selanjutnya yaitu pelajaran fisika dari Bu Tiffany. Jika sudah waktunya pelajaran fisika semua anak akan membuka matanya lebar-lebar. Hanya ada dua alasannya, yang pertama karena visual Bu Tiffany yang sulit diabaikan dan kedua karena semua orang takut diserang Bu Tiffany jika kedapatan mengantuk saat mata pelajarannya.
"Ketua kelas," panggil Dahyun.
Aku segera menoleh. Ya, karena akulah ketua kelasnya.
"Pak Leeteuk memanggilmu."
"Oke. Makasih, Dahyun." Aku segera berdiri.
"Kata Pak Leeteuk, dia memintamu membawa tiga murid baru ke ruangannya." Dahyun melanjutkan kalimatnya.
Seolah kakiku punya rem, aku langsung terhenti. Aku mendesah kesal dan segera menatap wajah Sehun. Dia sedang tersenyum ke arahku.
Kutatap Eunwoo yang masih serius dengan catatanya sementara pria bernama Jaehyun sedang asyik dengan ponselnya. Bagaimana cara agar aku bisa mengajak tiga anak ini sekaligus ke ruangan Pak Leeteuk?
"Sehun, kamu adalah teman terbaikku sejak dulu. Maukah kamu membantuku?" ucapku memelas bantuan pada Sehun.
Beberapa anak menatapku dengan aneh. Mungkin mereka berpikir tingkahku tadi sedikit berlebihan.
"Aku pikir kamu mau mengatakan 'maukah kamu menikahiku?' ternyata bukan," ucap Sehun yang sekali lagi membuat beberapa tatapan anak-anak lain mengarah padaku.
Kenapa bukan pada Sehun? Apa mereka ingin memastikan seperti apa reaksiku setelah mendapatkan kalimat yang seperti itu dari Sehun? Oh, ayolah, bertahun-tahun aku sudah terlalu biasa mendengar ocehan aneh dari Sehun. Walau kadang mendebarkan, tapi itu tidak ada apa-apanya untukku. Bagiku Sehun benar-benar hanya seorang teman.
"Aku akan mengatakan kalimat itu jika kamu berhasil membawa dua teman seperpindahanmu itu untuk ikut denganku. Cepat, sebelum Bu Tiffany masuk," tegasku.
Seperti yang aku duga, mereka menatapku lagi. Aku tidak peduli. Lagipula setahuku beberapa dari teman kelasku memang sudah tahu bahwa aku dan Sehun adalah teman dekat.
Aku mengabaikan tatapan mereka dan kembali berfokus pada Sehun. Dia menyolek Eunwoo dengan hati-hati dan bahkan berbicara dengan hati-hati.
"Cih. Bahkan Sehun pun bisa merasa canggung dengan Eunwoo," batinku.
Sepertinya Eunwoo merespon Sehun dengan baik. Mereka berdua akhirnya bangkit dari bangku masing-masing. Kini tugas Sehun yang tersisa adalah Jaehyun.
Sangat berbeda jauh dengan caranya pada Eunwoo, Sehun kali ini menepuk pundak Jaehyun dan bicara dengan sangat santai seperti dua orang yang sudah lama saling kenal. Dan sekali lagi, Sehun berhasil mengajak Jaehyun.
"Mampus. Habis ini aku harus minta dinikahi Sehun," batinku lagi.
Aku tahu itu hanya akan berakhir sebagai candaan. Begitulah pertemananku dengan Sehun. perkataan yang bagi orang lain mendebarkan hanya akan berakhir sebagai lelucon bagi kami.
Akhirnya aku dan ketiga anak pindahan itu pergi ke ruangan Pak Leeteuk. Profesi Pak Leeteuk di sekolah ini cukup banyak. Selain menjadi wali kelasku, ia juga merupakan guru matematika sekaligus konselor dan tangan kanan kepala sekolah. Satu hal yang aku kagumi darinya adalah caranya yang bisa membagi waktu dengan baik. Well, walaupun ia tidak bisa membagi waktu untuk berkencan. Karena itulah ia masih melajang sampai sekarang.
Sebelum kami sampai ke ruang konseling, kami tidak sengaja bertemu Bu Tiffany.
"Hey, Chaeyeon," panggilnya dengan nada khas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowerbomb [Jaehyun~Sehun~Eunwoo]
RomanceDiriku yang terlalu mudah jatuh cinta, atau mereka yang terlalu mempesona? *** Semua berawal dari sebuah rasa tanggung jawab. Jung Chaeyeon yang merupakan siswa terpercaya oleh wali kelasnya, mau tidak mau harus berurusan dengan tiga cowok yang sela...