13* Thirteen

104 19 3
                                    

🎆🎆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎆🎆

"Tolong jawab dengan jujur," pinta Sehun.

"Kenapa kamu berpikir begitu?" Aku melempari Sehun dengan pertanyaan alih-alih menjawab pertanyaanya.

"Itu bukan sesuatu yang aku pikirkan. Aku mendengarnya langsung dari Minhyun. Untuk itu aku─"

"Minhyun?" potongku cepat.

"Hm. Saat aku bermain game dengannya, dia mengatakan hal ini padaku," jawab Sehun.

Aku menghela napasku berat. Masih tak habis pikir dengan tingkah kekanak-kenakan Minhyun.

"Itu tidak benar," jawabku. Tanpa sadar aku menghindari tatapan mata Sehun.

"Bohong!" tegas Sehun. "Hidugmu berkeringat dan matamu tidak fokus. Kamu jelas berbohong," lanjutnya.

"Cih. Memangnya kamu psikolog seenaknya menebak gerak-gerik seseorang?"

"Chaeyeon, aku sudah berteman denganmu sejak lahir. Tanpa harus mempelajari ilmu psikologi aku bisa mendeteksi kebohonganmu."

"Kamu seperti orang yang paling mengenalku saja," desahku.

"Iya. Aku adalah satu-satunya manusia yang paling mengenalmu. Jadi cepat katakana, apa itu benar?" desaknya.

Sehun menyandarkan dirinya pada dinding.

Aku memilih diam untuk beberapa saat. Ada hal yang sedang aku pertimbangkan dalam pikiranku. Aku masih mencoba merangkai kalimat seperti apa yang harus aku ucapkan nanti. Sehun masih menanti jawabanku dengan tenang.

"Itu alasan dari Minhyun," jawabku akhirnya. Aku ikut menyandarkan diriku, tapi berbeda dengan Sehun, aku bersandar pada daun pintu.

"Itu alasan dia memutuskanmu?" tanya Sehun memperjelaskan ucapanku.

"Hm."

"Itu artinya kamu punya alasan sendiri?" tanya Sehun lagi. Kami berdua sedang kompak menatap lemari obat yang jauh di depan sana.

"Apa orang yang diputuskan juga harus punya alasan sendiri?"

"Kamu yang lebih dulu menjauhinya dan bersikap menyebalkan. Itu yang Minhyun katakan," kata Sehun.

"Woah. Rupanya dia menceritakan banyak hal padamu."

"Apa alasanmu menjauhinya?" tanya Sehun lagi. "Mungkin itu juga yang jadi asalan kamu setuju putus denganya," lanjutnya.

Aku terdiam sekali lagi. Tidak selama yang sebelumnya. Aku tahu jawaban apa yang harus aku katakan. Hanya saja, aku butuh waktu untuk bisa mempertimbangkannya sekali lagi.

"Naeun," lirihku sangat pelan.

"Hmm?"

"Lee Naeun. Dia adalah alasanku."

Flowerbomb [Jaehyun~Sehun~Eunwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang