Saat itu aku menemani Papa di rumah sakit, aku jadikan foto Papa saat itu sebagai profile picture di akun BBM ku. Kutulis status bahwa Papa telah memasuki masa tidur panjangnya.. persiapan masuk ICU.
Tidak berapa lama, beberapa sahabat mempertanyakan statusku, menanyakan kondisi Papa, memberiku semangat dan mengirimkan doa-doa untuk Papa. Sempat kubalas BBM mereka dan sambil berkomunikasi dengan mereka, aku putarkan lagu-lagu rohani untuk Papa. Tapi menjelang Papa masuk ruang ICU, hape androidku itu tiba-tiba hang. Semua tombol dan touch screennya tidak mau respon. Karena baterainya inject, aku tidak bisa mematikannya. Terpaksa satu-satunya solusi hanya menunggu batere habis supaya bisa direstart.
Akhirnya malam itu Papa dipindahkan ke ruang ICU di lantai 4. Sebelum dipindahkan, aku masih bisikkan pada Papa, kalau Papa tidak sendiri. Kami akan bergantian menjaganya walau tidak boleh di dalam nantinya. Aku bisikkan agar Papa berdoa dalam hatinya. Aku katakan, aku tahu Papa bisa mendengarkanku. Allah Bapa mengasihi Papa. Ia akan menjaga dan mengirimkan Roh Kudus dalam hati Papa. Kumohon agar Papa tenang dan terus menyebut nama Allah Bapa. Dan setelahnya, Papa tidak boleh ditunggui di dalam ruang ICU. Kami menungguinya di luar.
Berhubung kami hanya bisa menunggu di luar dan tempat menunggu yang ada hanyalah ruang kosong saja, kami duduk di lantai beralaskan tikar. Ketiga anakku ikut. Anakku yang pertama besok masih ada ujian, maka akhirnya kami disuruh Mama untuk pulang.
Di perjalanan pulang, perasaanku sangat sedih. Sambil menyetir, airmataku terus mengalir. Tak berhenti kupanjatkan doa-doa untuk Papa. Entahlah, aku kepikiran sekali. Sebenarnya aku ingin menemani Papa di rumah sakit dan bisa berdoa dekat Papa. Tapi aku tidak tega dengan ketiga anakku. Kasihan kalau harus ikut di rumah sakit terus.
Sesampainya di rumah, hapeku masih belum juga mau digunakan. Tak ada satupun tombol, termasuk layar sentuhnya yang mau respon. Akhirnya kugeletakkan saja di kamar. Kesal, sedih, cemas, takut.. semua rasa itu bercampur menjadi satu. Aku sungguh merasa tak berdaya...
Malam itu, perasaanku bercampur aduk tidak karuan. Sudah tidak konsen lagi untuk memikirkan hal-hal lain. Dalam fikiranku hanya Papa, Papa dan Papa..
Aku mohon Tuhan..
Jangan biarkan Papa sendiri. Kumohon dampingilah Ia selalu.. Ampunilah dosa-dosanya... Ringankanlah bebannya, angkatlah segala rasa sakitnya... Jika ini memang sudah akhir hidup Papa, aku mohon agar jangan Engkau sakiti Papa. Cabutlah ruhnya perlahan-lahan... sehalus dan selembut mungkin...
Jangan biarkan Papa kesakitan saat itu semua terjadi.
Aku mohon Tuhan..
Hanya Engkaulah pemilik segala kehidupan...
KAMU SEDANG MEMBACA
100 HARI MENUJU SAKARATUL MAUT (15 Episode - Tamat)
HorrorKisah nyata penglihatan, suara bahkan pertemuan dengan malaikat maut, pergi ke awan dan perjalanan memasuki tubuh Papa kualami saat 100 hari mendampingi Papa menjelang meninggal dunia.. ********* Segenap firasat dan pertand...