PAPA

262 12 0
                                    

Papa, sosok yang sangat berarti dalam hidupku. Beliau sudah almarhum. Tepat 12 September 2014 yang lalu. Sepanjang hidupnya, ia orang yang keras, cerdas, supel, daya analisis bagus, pantang menyerah dan pemikir positif. Almarhum Papa sangat suka makan-makanan yang enak. Klop dengan Mama yang jago masak. Makanan kesukaannya chinese food, udang, kepiting, telur, soto, rawon, ikan goreng atau bakar plus sambalnya. Tapi, yang lebih parah adalah ketidakmampuannya untuk tidak merokok, minum kopi dan stop durian.

Bisa diduga, karena tidak berolahraga akhirnya Papa kena stroke. Mama, benar-benar berjuang untuk menyembuhkan Papa. Hingga akhirnya strokenya yang pertamapun bisa terlewati dengan baik. Papa pulih seperti sediakala. Hanya saja akibat kecelakaan yang pernah Papa alami saat aku masih SMA, akhirnya Papa mengalami pengerutan otak juga. Dan pengerutan otak ini juga turut serta menambah kisruhnya kesehatan Papa.

Waktu berlalu, Mama selalu teliti dan cerewet terhadap apa yang dikonsumsi Papa. Dan seperti biasa, Papa tidak pernah mau menuruti aturan pantangannya hingga akhirnya setelah stroke pertama itu lalu berlanjut pada stroke kedua, ketiga dan keempat. Tapi Mama tidak pernah putus asa untuk mengobati Papa. Dan hebatnya, Papa tidak pernah mau tunduk pada penyakitnya. Ia selalu berjuang untuk mengalahkan penyakitnya dengan berfikir positif. Cukup lama Papa lewati strokenya yang keempat. Sekitar 4 tahunan Papa masih cukup sehat, bisa beraktifitas normal. Baru pada sekitar Oktober 2012, Papa stroke lagi yang kelima.

Dari stroke yang kelima itulah semakin bergulir satu demi satu kejadian. Saat Allah mengambil satu persatu nikmat yang Ia telah berikan pada Papa. Lalu banyak firasat dan pertanda yang berdatangan pada Mama, kakakku, aku dan anak-anakku. Semua itu merupakan rangkaian kisah yang memberikan banyak pelajaran kepada kami. Terutama padaku. Dari situ aku memahami banyak hal yang selama ini tak pernah kupikirkan. Kematian dan proses menuju kematian. Pelajaran yang tidak mudah. Ada sedih, air mata, kekecewaan, harapan, doa, ketakutan dan banyak perasaan lain yang bercampur aduk. Dan jawabannya sederhana, ada di dalam kepasrahan pada Allah. Seberapa besar kita berusaha dan berjuang, takdir tak dapat diubah….

100 HARI MENUJU SAKARATUL MAUT (15 Episode - Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang