9. Pewarna makanan? atau obat biru?

25 1 0
                                    

Milena berbaring terus tersenyum ketika Jibran mengobati kakinya yang terluka. Jibran memijat dan mengolesi  beberapa luka di kaki Milena akibat heels tadi

Jibran dan Milena sudah menggantinya dengan baju tidur. Jibran membantu Milena membuka gaun berwarna keunguan itu dan langsung membuangnya ke tempat sampah yang ada dikamarnya, Jibran tak suka istrinya memakai barang seperti itu.
Meskipun jika Jibran bangkrut dari perusahaannya ia masih bisa membelikan pakaian untuk menutupi punggungnya Milena

"Aduh! Pelan pelan!"
Milena menepis lengan Jibran yang sedang mengobati luka kecilnya

"Iya iya ini pelan"

"Kamu ngobatinnya pake obat apa?"
Tanya Milena aneh karna kapas itu berwarna sangat hitam

"Obat tetesan"

"Tetesan? Mana sini coba liat"
Milena mengambil kapas itu

"Baunya aneh. Ini bukan obat"
Milena menciumi kapas itu

"Kamu ambil dimana?"

"Dapur"

"Ambil dimana?"

"Lemari"

"Masa sebotol? Kan udah sekotak sama P3K ya?"

"Aku kira waktu kamu nyuruh bawa botol didapur botol ini"

"ASTAGA JIBRAN! INI PEWARNA MAKANAN!"
Milena berteriak ketika menyadari kapas yang ia pegang bukan obat luka melainkan pewarna makanan berwarna hitam

"ASTAGA BODOH SEKALI SUAMI KU! KAKI AKU BUKAN SEMBUH! MALAH DIKERUMUNIN SEMUT TAU GA!"

"MAKANYA PUNYA MATA DILIAT! JANGAN ASAL AMBIL!"

"PANTESAN RASANYA BEDA BANGET WAKTU DIKAKI. AKU KIRA OBAT BIRU"

"YAAMPUN JIBRAN!"

Milena terus memarahi Jibran abis abisan karna melakukan kesalahan. Sungguh ia kesal pada suaminya ini, tega teganya Jibran memberikan pewarna makanan dalam kapas obat

Jibran hanya tersenyum seperti anak kecil yang meminta maaf pada Milena. Ia pun menaruh kepalanya dibahu Milena berharap mendapatkan permintaan maaf

"Maaf yang aku gatau hehe"

"KETUA OSIS GABISA BACA? BACA TUH DIBOTOLNYA ADA TULISAN 'PEWARNA MAKANAN!'

"Maaf yang, janji deh gaakan ngulang lagi"
Jibran mengangkat kedua jarinya berbentuk V

Milena menghela nafasnya kasar. Ia terpaksa memaafkan kesalahan kecil suaminya ini

"Huft. Yaudah ambilin tuh obat biru sekarang gih"

"Siap tuan Putri!"
.
.
.
Jibran kembali ke kamarnya membawa satu mangkuk sup ayam dan air putih hangat serta obat kapsul untuk mengobati luka dari dalam. Milena yang sedang mengotak ngatik laptopnya pun berhenti menutup laptop itu

"Wangiii"

"Kamu bikin apa?"
Tanya Milena penasaran

"Cobain aja, nih aaaa"

"Enak?"

"Enak!! Wah!! Hebat!"
Kata Milena kagum dengan suaminya

"Aku liat dari internet"

"Enak loh. Tumben bisa, pantesan lama padahal disuruh ambil kotak obat doang"

"Aku tau kamu belum makan"

"Hihiii. Makasih ya"

Jibran tersenyum mengusap kepala istrinya

"Mana sini kakinya selonjorin, aku obatin. Kali ini bener obat luka!!"
Jibran memegang botol khusus obat luka

OUR JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang