3. Si Penolong

40 2 0
                                    

Oke kita percepat ya

Kehidupan pernikahan mereka berjalan baik layaknya suami istri selama satu minggu. Menginap di hotel selama seminggu pun waktunya sudah hampir habis, Milena yang sempat berhenti dari tugas tugas kuliahnya pun mulai sibuk kuliah lagi. Jibran pun sama, ia kembali memperkerjakan karyawannya kembali setelah meliburkan mereka. Untuk sementara mereka tinggal dirumah Jibran dulu, Milena tidak mau rumah itu dijual, pastinya juga banyak kenangan bukan?

Art Art dirumah Jibran pun masih mengenal Milena dengan baik. Art itu senang karna akhirnya Milena lah jodoh Jibran, art itu pun tau tentang Hamam karna Milena terus bercerita akan kehidupan masalalunya

Kini hari senin, pukul 06.30. Waktunya para pekerja sibuk kembali pada urusannya masing masing
Milena sibuk memilih dan menyiapkan pakaian kerja untuk suaminya, ia pun memanggang roti coklat kesukaan Jibran didapur minimalis itu

 Waktunya para pekerja sibuk kembali pada urusannya masing masingMilena sibuk memilih dan menyiapkan pakaian kerja untuk suaminya, ia pun memanggang roti coklat kesukaan Jibran didapur minimalis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jibran pun turun dari lantai 2 dimana kamar dirinya dan Milena. Ia turun dengan keadaan kemeja yang acak acakan, belum terkancing dan dasi yang dipasang sembarang
Berhubung masih dalam rangka hari pernikahan mereka, ART dirumah Jibran pun ikut diliburkan setelah Milena ingin menempati rumah suaminya. ART itu diberi libur selama 2 minggu untuk menemui saudaranya, Alhasil Milena dan Jibran yang mengurus rumah itu tanpa bantuan siapapun

Jibran duduk dikursi dapur itu sembari memainkan ponselnya sibuk membalas pesan dari para kliennya. Milena menyerahkan sepiring roti panggang untuk suaminya

"Ini gimana pasangnya, sini coba berdiri"
Milena membenarkan kancing dan dasi Jibran

Sedangkan Jibran sibuk memakan roti dengan tangan kanannya. Tangan kirinya pun sibuk memegang ponsel

"Emang kliennya banyak ya sampe ga diliat rotinya"
Kata Milena setelah selesai membenarkan busana suaminya

"Hm"

"Mau susu?"

Jibran menoleh akhirnya kearah Milena yang sedang membuka kulkas

"Mauu susu yang itu!"
Kata Jibran seperti anak kecil berlari kearah Milena masih dengan roti dimulutnya

Milena terkekeh melihat tingkah suaminya yang mesum
"Abisin dulu rotinya"

"Kamu kuliah jam berapa"

"Jam 10"

"Aku anter ya"

"Eh emang bisa?"

"Loh gabisanya kenapa emang?"

"Kamu kan banyak klien"

"Bisa aku atasin dong"

"Beneran?"

"Bener! Pokonya nanti aku anter jemput ya"

Milena mengangguk tersenyum ikut duduk disamping Jibran meminum segelas susu putih

OUR JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang