12. Itu pasti bukan dia!

24 1 0
                                    

Jibran bersantai menikmati segelas kopi juga makanan didalam salah satu restoran Jepang. Jibran memesan kopi juga makanan ringan, sedangkan perempuan yang baru ia kenal hanya memesan caramel latte

"Arigatou"

Kata mereka berbarengan ketika pelayan memberikan pesanan

Jibran kini menyeruput kopi hitam yang ada dimeja nya. Ia pun sesekali mengajak wanita itu mengobrol dengan dirinya agar tujuannya jelas mengajak wanita ini

"Are you busy now?"
Tanya Jibran kaku

"Haha..pake indo aja, aku juga ngerti"
Perempuan itu terkekeh

"Hehe. Oiya, kita belum kenalan"

"Mina"

"Jibran"

Mereka berjabat tangan layaknya orang muda yang baru berkenalan

"Orang Indo? Turunan?"
Tanya Jibran pada wanita bernama Mina

"Mama aku asli sunda, papa aku Jepang"

"Ohh orang sunda? Haha, kumaha damang?"
Jibran tertawa sembari menirukan logat bahasa sunda

"Alhamdulillah damang a hehe"

"Eum, disini ikut ayah?"

"Iya, aku juga kuliah disini"

"Oh ya? Jurusan apa?"

"Ambil kedokteran, baru S1 sih"

"Kedokteran?"
Fikiran Jibran tertuju pada Milena, istrinya

"Pasti kalo disini bayarannya gede ya beda dari Indo?"
Jibran penasaran

"Haha, sebenernya sih kalo soal bayaran aku dapet beasiswa disini"

"Gitu.."

"Jadinya, aku ikut tinggal sama ayahku disini dari kecil"

"Eum udah bersuami? Atau pacar?"
Jibran melihat sebuah cincin melingkar di Jari bernama Mina

"Oh ini? Sudah!, anak ku perempuan dua duanya. Yang kecil baru TK disini, Yang satu lagi baru mau masuk SD. Suami dosen disini, anda sendiri?"
Perempuan itu berbalik melihat kearah Jari Jibran sama seperti dirinya memakai cincin pernikahan

"Ini? Aku.. udah..tapi--"

"Kalo gamau cerita gapapa, eum sorry aku mungkin ganggu privasi kamu?"

"Gapapa"
Jibran menyeruput kembali kopi itu

•••

Saat semua barang sudah ia simpan didalam kamar, Lutfi mengajak Milena untuk keliling kota jepang di dekat penginapan mereka pada malam hari ini. Walaupun Milena baru menginjak negara lain, tapi ia tidak merasakan lelah sedikit pun karna perjalanan yang sangat jauh. Malah ia senang karna bertemu Lutfi disini

"Mau kopi? Aku tau tempat kopi yang enak"

"Tapi aku gasuka kopi"
Kata Milena memasukan kedua tangannya dalam saku jaket

"Banyak jenis minuman juga. Yu"

"Boleh"

Milena masuk dalam cafe yang cukup ramai. Ia melihat keseliling betapa banyak orang orang berpacaran disini, entah itu warga asing atau warga yang berkewarganegaraan Jepang sendiri

"Len mau apa?"

"Aku cappucino aja"

Lutfi berbicara pada pelayan itu dengan berbahasa Jepang yang tidak Milena mengerti, Milena pun melihat sekeliling cafe ini sambil menunggu Lutfi. Pandangan Milena tertuju pada seseorang yang membelakanginya memakai topi hitam, kemeja hitam, dan jass coklat dibelakang kursinya

OUR JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang