Bagian Kesembilanbelas

28 1 0
                                    

"Makan!"

Kinan menggeleng, sejak kemarin nafsu makannya benar-benar hilang.

Aji meletakkan piring itu, "Lo mau sakit?"

"Kenapa lo nggak ngajak si Yaswa?"

"Jangan ngalihin topik."

Kinan mendengus pelan, "Gue suka sama dia."

"Lo homo?"

Kinan menabok lengan Aji, "Gue masih waras ya. Lagian, gue kan sukanya sama lo." kekeh Kinan.

"Dia orangnya asik, dan nggak jaim. Bikin siapapun nyaman sama dia."

Kinan menatap Aji serius, "Apa lo juga suka sama dia?"

"Apa?"

"Ck, lo suka sama Yaswa?"

"Kepo."

Kinan menatap Aji curiga, "Lo beneran suka sama Yaswa?"

Aji berdiri, "Gue mau taruh piring ke belakang." Aji pergi tanpa menjawab pertanyaan Kinan.

Kinan menghela napas pelan, Aji memang baik padanya, tapi dalam hal perasaan, hati Aji mungkin tidak lagi berpihak padanya.

Aji mengambil minuman dingin dari kulkas, dan meminumnya.

"Apa gue suka Yaswa?" tanyanya pada diri sendiri.

Aji menggeleng, "Nggak mungkin."

"Ji, jalan yuk."

Aji menoleh dan melihat Kinan yang sudah rapih. Bukankah tadi gadis itu masih kucel?

"Males."

"Ayo dong, gue juga butuh refreshing kali," bujuk Kinan.

"Gue nggak butuh."

"Kok lo gitu sih, lo nggak kasian sama otak gur yang udah full memori?"

"Ayolah Jii."

Aji menghela napas pelan, "Jangan sampai malem," ucapnya.

"Siap." jawab Kinan dengan gaya hormat.

🍭🍭🍭

"Lo mau kemana?"

"Nggak tau."

"Ke mall?"

"Males."

"Restoran?"

"Masih kenyang."

Rasya menghela napas pelan, "Kalo gitu, lo yang pilih mau kemana."

"Ck, gue kan udah bilang bingung," decak Yaswa.

"Lo lagi pengen apa?"

Yaswa tersenyum lebar, "Beliin gue buku dong."

Rasya melirik Yaswa lewat spion, "Rajin amat lo beli buku," ledek Rasya.

Yaswa menabok punggung Rasya, "Anak rajin dilarang dinistakan."

Rasya terkekeh, "Siap bos. Kita meluncur sekarang."

Rasya menambah kecepatan laju motornya untuk sampai di toko buku.

Yaswa mengetuk dagunya, pertanda bingung buku apa lagi yang harus dia beli. Matanya menatap deretan buku yang berjejer rapi disetiap rak.

"Nyesel gue turutin lo."

"Gue pikir, lo mau beli buku beneran," Keluh Rasya.

Yaswa beralih menatap Rasya, "Lo pikir ini bukan buku?" tanya Yaswa dengan mengangkat buku novelnya.

My Captain (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang