Bagian Kelimabelas

31 2 1
                                    

"Gimana sekolah kamu?" tanya Panji.

"Baik."

"Masalah pendaftaran untuk jadi tentara, apakah ada kendala?"

"Nggak."

Panji menghela napas pelan melihat anaknya yang bersikap dingin padanya. Aji dan dia memang sebelas dua belas, mempunyai sifat yang kelewat datar.

Tapi jika mereka sedang berdua, jika dia tidak mengalah, maka tidak akan terjadi percakapan diantara mereka.

"Lusa ulang tahun mama. Kamu udah kosongin jadwal kamu?"

"Udah"

"Papa denger Kinan sakit?" tanya Panji lagi.

Aji menghela napas pelan. Dia menyenderkan tubuhnya di sofa, "Aji sama Kinan udah lama putus."

Panji terkekeh, "Kinan anak yang baik."

"Aji udah nggak ada perasaan sama dia," sahut Aji.

"Ada perempuan yang kamu suka?"

Aji mengangkat bahu tidak tahu.

Panji menepuk pundak Aji, "Kelulusan kamu tinggal beberapa bulan lagi. Setelah kamu lulus, kamu akan langsung pergi untuk meraih cita-cita kamu. Papa percaya kamu akan berhasil."

Aji mengangguk seraya tersenyum. Dia bangga pada papanya, dengan profesinya yang sekarang, dia tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang ayah sekaligus ibu untuknya.

"Apa papa bakal nikah lagi?" tanya Aji tidak nyambung.

Panji tersenyum. Matanya menerawang melihat foto keluarganya, "Hanya ada mama kamu di dalam sini," tunjuknya pada dadanya.

"Dan akan selalu begitu," Sambungnya lagi.

Aji ikut menatap foto keluarganya. Mamanya adalah cinta untuk mereka berdua yang tidak akan pernah tergantikan.

Dia bangga pada papanya yang mencintai wanita bahkan saat wanita itu tidak lagi di alam yang sama dengannya.

🍭🍭🍭

Yaswa menguap lebar. Matanya sudah ingin tidur tapi jiwanya masih ingin bertahan.

Yaswa mengambil novelnya. Biasanya jika dia baca novel, dia akan tertidur dengan sendirinya.

Ting

Rasya
Besok gue jemput yahh

Yaswa mengerutkan keningnya, kumat apa nih anak. Dia tidak bisa menerima ajakan Rasya, bukan apa-apa, dia hanya tidak ingin dirinya dan Aji kembali cekcok.

Yaswa
Kalo sampe lo jemput gue, gue bakalan marah seabad sama lo!

Rasya
Tapi weekend bisa jalan kan?

Yaswa
Lo pikir selama ini gue pincang?

Rasya
Ck, lo polos tapi lebih keliatan begonya.
Maksud gue, weekend gue mau ngajak lo jalan. Gimana?

Yaswa
Nggak bisa bambang

Rasya
Lo ngejauhin gue?

Yaswa menghembuskan napas kasar. Jadi serba salah kan dia.

Yaswa
Kalo sampe telat jemput, gue batalin.

Disana, Rasya tersenyum. Dia tidak akan melepaskan Yaswa hanya untuk orang seperti Aji. Tidak akan.

"Ada yang ngajakin balapan di jalan Rewala." ucap Dion seraya menyerahkan ponselnya pada Rasya.

My Captain (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang