Bagian Ketigabelas

27 3 1
                                    

Rasya menatap foto Yaswa sambil tersenyum. Dia sedikit kesal mendapati Aji yang tadi memotong ucapannya.

Dirinya dan Aji memang tidak akur. Karena masa lalu, Aji dan dirinya menjadi musuh hingga sekarang.

Entah siapa yang memulai permusuhan ini, tapi baik dirinya ataupun Aji, tidak ada yang ingin mengalah.

"Cantik"

Rasya menatap tajam Axel yang melontarkan kata itu. Axel terkekeh, "Apa?"

"Tingga pilih mau di rumah sakit berapa hari," ucap Rasya yang lebih mirip peringatan.

"Oke oke."

Mandra menepuk bahu Rasya, "Kayanya lo beneran suka sama nih cewek. Siapa sih namanya?"

"Yaswa."

Mandra mengangguk, "Kalo Aji juga suka sama tuh cewek gimana?"

"Dia masih suka yang dulu."

"Lo ngga tau isi hati seseorang Ras. Bisa aja dia udah berpaling. Dan lagi, gue lihat mereka cukup akrab" celetuk Axel

Rasya terdiam kemudian tersenyum sinis, "Maka gue ngga akan ngebiarin hal itu terjadi."

"Kalian ngga mau damai?" sahut Mandra

Rasya menoleh menatap Mandra. Dia paham maksud ucapan damai itu, "Ngga tau."

Axel menyesap tembakaunya kemudian menghembuskannya pelan, "Kalo seandainya disuruh milih, lo lebih milih dia atau Yaswa?"

"Ck, ngga main sama masa lalu"

"Apapun itu, kita bakal tetep dukung lo. Kecuali masuk jurang aja gue ogah," sambung Mandra

Mereka terkekeh bersama. Jika memang suatu saat nanti orang dari masa lalunya datang. Dia tidak akan goyah. Hatinya sudah sepenuhnya diisi Yaswa.

🍭🍭🍭

Yaswa hanya diam mengamati kedua insan itu yang sibuk berdialog. Yaswa menghela napas pelan, tadi cewek itu sudah mengajaknya kenalan. Kalo tidak salah namanya Kinan. Dia seperti pernah mendengar nama itu. Dia merutuki ingatannya yang gampang sekali lupa.

"Lo sekelas sama Aji?"

Yaswa menoleh mendengar pertanyaan itu terlontar untuknya, "Engga. Kita beda jurusan. Cuma satu organisasi aja," sahut Yaswa.

Kinan tersenyum. Yaswa jadi iri, Kinan dan Aji seperti pangeran dan putri. Sedangkan dirinya, seperti upik abu diantara mereka.

"Betah juga ya lo temenan sama Aji yang kakunya kaya kayu."

Yaswa tertawa pelan mendengar ledekan dari Kinan. Dia melirik Aji yang memasang tampang kesal. Yaswa memang sedikit cemburu, tapi melihat sikap Kinan yang bersahabat dia jadi tidak bisa memusuhinya.

"Mama kira ada siapa ternyata lagi pada kumpul-kumpul yahh."

Entah kenapa begitu mama Kinan masuk. Cerri seperti merasa ruangan ini jadi tidak sehangat tadi. Auranya seperti berbeda saja gitu.

Kinan memudarkan senyumnya, dia mencoba acuh dan kembali menatap Yaswa, "Yas, lo suka baca novel?"

"Wahh lo juga suka. Gue pakarnya novel nihh" Sahutnya semangat.

Kinan kembali tersenyum, "Recommended dong"

Yaswa membuka ponselnya, "Nih, gue punya beberapa." Yaswa menunjukan beberapa koleksi novelnya pada Kinan.

My Captain (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang