Mirae, seorang wanita berumur 21 tahun selalu membawa keberuntungan bagi semua orang disekitarnya, layaknya Dewi Keberuntungan. Tetapi keberuntungan itu hanya berlaku bagi orang lain. Hidupnya sangat sial.
Di sisi lain, Jaeyoung, seorang aktor...
Setelah selesai syuting, Jaeyoung berniat untuk melepas letihnya di rumah. Siapa sangka saat perjalanan pulang ia bertemu Mirae. Ia memperhatikan Mirae dari jauh. "Gadis itu, benar-benar! Kalau sakit harusnya istirahat," gumam Jaeyoung. Ia masih berdiri sembari mengantongkan kedua tangan di saku celananya. Tak lama kemudian Mirae keluar. "Oh! Dia keluar? Apa dia mau pulang?" Jaeyoung tak sadar membuntuti Mirae. Jaeyoung terkejut setengah mati karena Mirae pingsan. Jaeyoung buru-buru mengangkat Mirae dan membawanya ke rumah sakit. Mirae masih tak sadarkan diri. Tiba-tiba ponsel Jaeyoung berdering. "Halo? Ada apa?" dialog Jaeyoung. "Ya. Baiklah. Aku ke sana sekarang," Jaeyoung menutup telepon dan langsung pergi. Selang beberapa menit, Mirae sadar dan kebingungan.
Jaeyoung ke lokasi syuting tadi karena masih ada scene yang belum tuntas. Jaeyoung kembali pulang dan tak sengaja bertemu Mirae lagi.
Ia sengaja berdiri di depan Mirae yang tidak fokus itu. Sesuai dugaan, Mirae menabraknya. "Maafkan aku," Mirae membungkuk 90°. "Bisa tidak fokus saat berjalan?" ucap Jaeyoung. Mirae mendongak dan dilihatnya pria yang membantunya waktu itu. "Maaf," kemudian Mirae berlari kecil menghindari Jaeyoung, tapi terlambat. Jaeyoung menggapai tangan Mirae dan membuat Mirae hampir terjatuh di pelukan Jaeyoung. "K-kenapa?" tanya Mirae gugup. "Maaf, nona. Aku bukan orang jahat seperti yang kau pikirkan" Jaeyoung tersenyum. "Maafkan aku, aku tak bermaksud menganggap anda orang jahat" Mirae membungkuk lagi. "Bicara informal saja, kita seumuran. Salam kenal," Jaeyoung menyodorkan tangannya. Mirae menjabat tangan Jaeyoung. "Jaeyoung," ucap Jaeyoung sambil tersenyum, lalu meninggalkan Mirae. 'Kenapa orang itu? Kenapa dia tersenyum?' batin Mirae.
Mirae tiba dirumah. Ia langsung membuka ponselnya dan menonton drama yang belum sempat ia selesaikan. Dua jam berlalu dan Mirae masih setia dengan drama itu. Ada satu scene yang menarik perhatian Mirae. "Kenapa aku tidak ingat wajah ini? Tapi wajahnya sangat familiar," Mirae ber-monolog. "Astaga! Astaga!" Mirae berteriak kaget dan melempar ponselnya. "Astaga! Kenapa aku tidak ingat wajah itu?" Mirae memukul kepalanya sendiri. "Tak heran kenapa pria itu tampan! Bodoh sekali aku," Mirae mengetuk kepalanya keras. "Aduh! Sakit," ucap Mirae sembari mengelus kepalanya.
06.00 KST Mirae terbangun dari tidur lelapnya. "Nyenyak sekali tidurku. Sudah lama tak merasakan tidur nyenyak," Mirae merengggangkan ototnya yang kaku. "Seperti lahir kembali," lalu Mirae pergi mandi. Setelah ia siap untuk berangkat kuliah, ia membuka pintu dan "Ibu!" latah Mirae, lantaran ada sosok misterius didepan pintunya. "Kau membuatku kaget! Kenapa anda bisa disini? Bagaimana anda tahu alamat rumah saya?," Mirae panik. "Aku tinggal disebelah," jawab Jaeyoung enteng. "Sejak kapan?" tanya Mirae polos. "Sejak Dinasti Qing menyerang Jo-seon! Yang pasti aku lebih dulu tinggal di sini daripada kau!" Jaeyoung kesal dengan pertanyaan tidak terduga. Seingat Mirae, ia tak pernah bertemu manusia ini. "Aku tak pernah melihatmu," ucap Mirae dengan nada polosnya. "Kalau aku tak membantumu waktu itu, mungkin kau tak akan tahu kalau aku ada di dunia ini" lalu Jaeyoung menghela napas. "Ah. Maaf" ucap Mirae, "Aku mau pergi," Mirae membungkuk dan pergi meninggalkan Jaeyoung. "Astaga, wanita itu! Mirip sekali dengan orang Goa. Ck" decak Jaeyoung.
Jaeyoung kembali masuk ke kamarnya. "Aku tidak populer. Apa yang kuharapkan dari wanita itu" monolog Jaeyoung lalu ia tidur.
"Mirae-ku. sayang!" Lia berteriak dari depan kelas dan mengundang gelak tawa satu kelas. "Hei. Memalukan tahu!" sikut Mirae. "Aku dengar kau sakit kemarin? Sudah baikan? Kalau masih pusing lebih baik kau izin saja hari ini," kata Lia panjang lebar. "Aku sudah sehat. Sangat sehat. Jadi tak perlu khawatir," santai Mirae. Dosen pun masuk dan langsung menjelaskan materi.
15.00 KST Mirae melamun di tempat kerja. Entah apa yang ia lamunkan. Kafe memang sedang sepi karena belum buka. Ia kemudian tertidur sejenak. 'Hidupku sangat membosankan, tiap hari sama saja' keluh Mirae dalam hati. Mirae kemudian membuka matanya. Tak disangka, didepan pandangannya ada wajah Jaeyoung. "Apa sekarang aku sedang mimpi? Terlihat sangat nyata," gumam Mirae, kemudian ia menyentuh wajah Jaeyoung. "Maaf, ini bukan mimpi" jelas Jaeyoung. Mirae kaget dan langsung berdiri. "Kenapa kau disini?" tanya Mirae panik. "Seperti aku tak layak hidup di daerah ini. Kenapa kau selalu bertanya? Aku disini karena aku mau," Jaeyoung mengomel. "Bukan seperti itu. Maksudku sekarang kami masih tutup" Mirae menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Mau menemui seseorang," jawab Jaeyoung.
"Siapa?" "Kau,"
Mirae tersentak. "Aku?" katanya sambil menunjuk dirinya. "Ya. Kau," Jaeyoung memperjelas dan menunjuk Mirae. "Kenapa?" tanya Mirae. "Hanya ingin melihatmu" jawab Jaeyoung enteng. Wajah Mirae mulai memerah dan panas.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
untuk memperjelas, author <abal-abal> biasany pas nulis karakter jeyong pake mukany jaewook. sedangkan miraeny bebas:v bs kalian halu sndiri atau gmn up to readers ^^
niatnya author pengen bkin ini sad ending gt, gmn pndapatny? silakan komen. janlup vote ye biar author ada niat buat bkin smpe tamat.
Arigato kamsia kamsamida yg ud mau baca n vote :* luffyu:* :* :*