Mirae kesulitan menutup rolling door karena tubuhnya yang tidak terlalu tinggi. Ia ditinggal rekan kerjanya, Younghee, karena ibunya sedang dirumah sakit. Tiba-tiba ada satu tangan berwarna putih pucat menggapai rolling door dari belakang Mirae. Mirae tersentak.
Pria itu berdiri tepat di belakang Mirae. Bulu kuduk Mirae merinding dibuatnya. Pria tersebut memakai pakaian serba hitam, topi dan maskernya pun hitam.
'Dia seorang pembunuh? Atau malaikat maut? Oh tidak! Aku belum mau mati sekarang!' batin Mirae.
Lain dari dugaannya, pria itu hanya membantu menarik rolling door lalu pergi begitu saja meninggalkan Mirae. Mirae menghela napas lega sambil memasang raut muka bingung.Keesokan harinya, Mirae menjalankan aktifitas seperti biasa.
Tapi ada yang aneh. Kedai kopi yang selalu ramai saat ia datang, hari ini menjadi sepi. Hanya ada satu orang di dalam kedai itu. Pria yang membantunya semalam.
Pria itu masih mengenakan pakaian yang sama, hanya saja ia melepas topi dan maskernya.
Mirae tertegun sejenak. Ia menatap wajah pria itu intens. Pria itu menoleh ke arahnya. Mirae terkejut dan menjadi salah tingkah. Akhirnya, ia tak jadi meminum kopi lagi.Mirae tak dapat fokus saat jam kuliah. Ia masih membayangkan wajah pria itu. Setelah di pikir-pikir, wajah pria itu tergolong tampan. Bahkan mampu terlukis di pikiran Mirae.
"Astaga. Apa yang kubayangkan!" gumam Mirae sambil memukul kepalanya sendiri.
"Kau kenapa?," tanya Lia.
"Tidak apa-apa." jawab Mirae.Mirae tetap kehilangan fokus saat bekerja.
"Hey! Kau mau merusak mesinnya? Hah!" teriak Younghee.
"Astaga. Maaf," Mirae mengambil sendok besi yang masuk ke mesin pengaduk otomatis.21.00 KST
"Hei. Kau ada masalah?" tanya Younghee.
"Tidak. Tapi tadi pagi aku bertemu pembunuh tampan," jawab Mirae setengah sadar.
"Hei! Kau memang sudah gila ya!" Younghee berteriak dan memukul pundak Mirae.
"Sakit!" akhirnya Mirae sadar dari lamunannya.
"Kau yakin tak perlu ke rumah sakit jiwa? Kurasa kau sakit jiwa," omel Younghee sambil memegang dahi Mirae.
"Semalam, aku bertemu pria yang berpakaian serba hitam. Bahkan aku tak sempat melihat wajahnya. Aku ketakutan setengah mati waktu itu," jelas Mirae.
Younghee berdehem merespon cerita Mirae.
"Tadi pagi aku melihatnya lagi," Mirae terhenti sejenak "... ia sangat tampan. Hehe" gumamnya.
"Kau memang sakit jiwa. Cepat pulang dan istirahat sana! Kewarasanmu menghilang karena terlalu banyak bekerja" omel Younghee.
Mirae? Masih bersama lamunannya.Jarum jam menunjukkan pukul 00.06 KST. Mirae masih berkutat dengan handphone-nya. Ternyata ia menonton drama. Lingkar matanya menghitam persis seperti panda yang kurang tidur.
"Aduh. Aku ngantuk. Tapi drama ini belum selesai," Mirae cemberut.
Di saat itu juga muncul wajah yang tak asing di layar HP-nya.
"Wajahnya tak asing. Dimana aku pernah melihatnya," Mirae berdialog sendiri.
"Persetan dengan wajah familiar. Aku ingin tidur."
Detik itu juga Mirae tertidur pulas.Alarm Mirae berbunyi nyaring sekali.
Tangan Mirae meraba mencari keberadaan pelaku.
"Dapat kau!" kekeh Mirae.
Mirae menatap jam weker miliknya.
"Astaga!" Mirae teriak sambil menutup mulutnya. Tak percaya bahwa sekarang sudah pukul 09.40.
"Aku sudah gila! Kenapa memasang alarm jam segini! Duh" dumel Mirae.Mirae berlari sambil mengenakan kemeja abu-abunya. Melewati kedai kopi dan pria itu. Pria itu menatap aneh Mirae, kemudian menyesap kopinya.
"Semua karena dia! Bagaimana bisa penjahat berwajah tampan! Benar-benar menyebalkan," Mirae bergerutu sendiri.
"Hai. Mirae," sapa Lia.
"Oh hai. Bagaimana harimu?" tanya Mirae.
"Tidak ada yang spesial," jawab Lia
"Kau?" tanya Lia.
"Tentu saja..."
"Ada?" potong Lia.
"Tidak ada." sambung Mirae.
Mereka berdua menghela napas tanpa alasan.
"Bagaimana kalau kita makan makanan super pedas?" tanya Lia girang.
"Setuju! Untuk melepas stres," balas Mirae.Mereka tiba di kedai makanan. Membahas ini-itu sambil tertawa.
"Oh iya! Aku lupa. Ada yang ingin ku tanyakan padamu," ucap Lia.
"Apa?"
"Kenapa kau terlambat tadi? Tidak biasanya kau terlambat," tanya Lia.
Mirae pun menceritakan kejadian yang dialaminya tempo hari.
"Hahaha," Lia tertawa terbahak-bahak.
"Mana mungkin ada pembunuh dilingkungan ini. Lagipula tidak akan ada yang mau membunuhmu," ledek Lia yang masih tertawa.
"Tidak ada yang tahu, kan?" balas Mirae.***
next? or nope?
iya tau karya gua absurd :")
tp makasi yg ud bantuin ama ngedukung ye
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Fortune
Teen FictionMirae, seorang wanita berumur 21 tahun selalu membawa keberuntungan bagi semua orang disekitarnya, layaknya Dewi Keberuntungan. Tetapi keberuntungan itu hanya berlaku bagi orang lain. Hidupnya sangat sial. Di sisi lain, Jaeyoung, seorang aktor...