8th

29 6 6
                                    

Jaeyoung menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruang UGD.
"Keadaannya bagaimana, dokter?" Jaeyoung gelisah
"Tidak ditemukan sesuatu yang aneh. Mungkin ia terlalu banyak bekerja dan kurang istirahat. Dan ia harus istirahat selama seminggu penuh." jelas dokter.
"Baik, dokter" jawab Jaeyoung.
Lalu dokter meninggalkan Jaeyoung di lorong. Ia masuk ke kamar Mirae dan melihat betapa pucatnya wajah Mirae. Dipegang tangan Mirae, ia menangis dalam diam. Mirae membuka matanya dan ia kaget kenapa Jaeyoung ada di sampingnya.
"Jaeyoung, kenapa kau disini?" tanya Mirae.
Jaeyoung tersentak, ia menghapus air matanya.
"Eh-m anu.." Jaeyoung tergagap.
"Ya?" tanya Mirae.
"Tadi kau pingsan dikamar, aku sedikit khawatir dan membawamu kesini" jelas Jaeyoung.
"Oh. Jaeyoung, jangan terlalu baik padaku. Bagaimana kalau pacarmu marah nantinya?" ucap Mirae.
"Aku tidak punya pacar" jawab Jaeyoung.
"Suatu saat nanti?" tanya Mirae.
"Kalau dia melihat kita seperti ini, dia pasti marah kan?" sambung Mirae.
"S-sebenarnya aku-"
"Nona Mirae? Anda sudah sadar?" tiba-tiba suster datang dan memotong percakapan mereka. Jaeyoung menghela napas.

_______________________________________

Mereka berdua dalam perjalanan pulang. Suasana dan cuaca sangat mendukung.
"Kenapa belakangan aku sering ke rumah sakit ya?" gumam Mirae yang terdengar Jaeyoung.
"Karena itu, istirahat yang cukup. Pikirkan kesehatanmu" omel Jaeyoung.
"Baik baik, Pak" Mirae meledek Jaeyoung.
Perjalanan mereka dihiasi canda dan tawa.

Mirae masuk ke kamarnya. Ia melihat kamarnya sangat berantakan.
"Ini kamar atau kandang?" gumam Mirae sambil menghela napas panjang. Baru saja ia ingin merapikan kamarnya, tetangga mengetuk pintu.
"Siapa?" teriak Mirae.
"Aku" balasnya.
Mirae membuka pintunya dan nampak wajah Jaeyoung.
"Kau harus istirahat penuh. Aku akan mengurusmu sebagai tetangga yang baik. Jadi kau cukup tidur saja hari ini." ucap Jaeyoung.
"Kau tidak ingin mencari pacar? Sepertinya pacarmu akan senang" balas Mirae.
"Aku sedang mendekatinya" jawab Jaeyoung.
"Wah! Apa dia cantik? Seorang aktris?" Mirae penasaran.
"Apakah kita harus membahas ini di depan pintu? Kau belum mempersilahkan aku masuk"
"Ah maaf. Masuklah" Mirae mengizinkan sang tamu masuk.

Jaeyoung mengorek saku celananya, dan menaruh amplop di meja makan Mirae.

Mirae datang dari dapur sambil membawa segelas air.
"Thanks" kata Jaeyoung.
"Jadi siapa dia? Aktris? Lawan mainmu di drama?" tanya Mirae.
"Kau." jawab Jaeyoung singkat.
Mirae memiringkan sedikit kepalanya menandakan ia tak mengerti.
"Aku bilang aku suka kau" jelas Jaeyoung.
Wajah Mirae memerah seperti kepiting rebus. Mirae menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu sambil menunduk. Rambutnya turun menutupi wajahnya yang merah panas. Namun, jemari Jaeyoung menyingkap rambut Mirae. Reflek, Mirae menatap Jaeyoung. Wajah Jaeyoung mendekat dan bibir mereka hampir bersentuhan.
"Se-sebentar" ucap Mirae sambil menjauh. Ia mengedipkan matanya gugup.
"Kau tidak suka padaku ya?" Jaeyoung kecewa.
"Tidak!," ucap Mirae hampir teriak. Jaeyoung tersentak.
"B-bukan begitu, tapi-"
Cup
Ucapan Mirae terhenti karena ada sesuatu yang mendarat di bibirnya. Jaeyoung hanya tersenyum gemas melihat reaksi Mirae. Wajah Mirae menjadi merah sejadi-jadinya. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"Kenapa kau tutupi wajahmu? Wajahmu cantik, aku ingin melihatnya" kata Jaeyoung sambil tertawa. Ia menarik tangan Mirae namun gagal. Mirae menutupi wajahnya mati-matian agar Jaeyoung tidak melihatnya. Jaeyoung pun berusaha keras untuk melihat wajah Mirae.

_______________________________________

Mirae kembali ke kampusnya setelah sekian lama.
"Mirae!" teriak Lia dari ujung bumi.
"Pelan-pelan! Kau bisa membangkitkan orang mati" keluh Mirae.
"Sorry, aku terlalu senang karena melihatmu kembali" Lia memeluk Mirae manja.
"Steve dimana?" tanya Mirae.
"Kami sudah putus jadi jangan sebut namanya lagi, okay?" jawab Lia.
"Kenap-?"
"Sudah kubilang jangan diungkit. Sht" omongan Mirae dipotong Lia.

Seperti biasa, mereka menjalani hari yang membosankan.
"Mirae!" panggil Lia.
"Hari ini aku ingin makan di kafe-mu. Bisa? Tidak mengganggu, kan?" tanya Lia.
"Tidak. Tenang saja. Aku tak akan menganggapmu ada kalau sibuk." canda Mirae kemudian dibalas dengan tatapan sinis.

Waktu cukup cepat berlalu, Mirae dan Lia sudah menetap di kafe, tempat Mirae bekerja.
Mirae menjalani kehidupannya seperti biasa, begitupun Jaeyoung.

______________________________________

Jam menunjukkan pukul 22.00 KST. Waktu dimana Mirae pulang kembali ke habitatnya.

Sesampainya di apartemen, ia langsung merebahkan dirinya tanpa menghapus make-up terlebih dulu.
"Malas sekali" keluh Mirae. Ia memejamkan matanya sebentar. Tiba-tiba ada bunyi ketukan. Mirae terbangun.
"Siapa?" tanya Mirae.
"Paket" jawab pria di sebrang.
"Aku tak memesan apapun" gumam Mirae. Saat Mirae membuka pintu, bukan pengantar paket yang datang. Tapi wajah Jaeyoung yang terpampang. Mirae terkejut dan hampir membanting pintunya. Kalau kaki Jaeyoung tak menahan pintunya, habislah wajah Jaeyoung.
"Kau segitu membenciku sampai ingin menghancurkan wajahku?" omel Jaeyoung.
"Bukan, a-anu, aku kaget" jawab Mirae panik.
"Yasudah. Aku ingin masuk, boleh?" tanya Jaeyoung.
Mirae mengangguk. Jaeyoung masuk seperti pemilik apartemen.
'Kenapa dia ke sini sekarang?' batin Mirae.
"Jawabanmu?" ucap Jaeyoung memecah keheningan.
"Eung?" Mirae tak paham.
*"Mau makan ramen denganku?" tanya Jaeyoung.
(*: kalimat yang biasanya digunakan untuk menggoda lawan jenis)
Mirae terkejut dengan ke-frontal-an Jaeyoung.

"A-aku kenyang" jawab Mirae terbata-bata.
"Aku ditolak?" Jaeyoung murung.
"Tidak. Bukan seperti itu. Uakh!"
Jaeyoung menarik pergelangan tangan Mirae hingga ia terduduk di pangkuan Jaeyoung.
"A-apa apaan ini?" tanya Mirae gugup sambil mengalihkan pandangannya.
"Jadi kau menerimaku atau tidak?" Jaeyoung berbisik tepat ditelinga Mirae.
Mirae mengangguk kecil dan menutup wajahnya. Jaeyoung tersenyum gemas melihat tingkah Mirae.
"Kenapa kau menutup wajahmu terus?" ucap Jaeyoung. Jaeyoung menarik tangan Mirae seperti biasa.
Mirae mengelak untuk memperlihatkan wajah merah tomatnya pada Jaeyoung.
"Benar-benar!" Mirae kesal dan akhirnya membuka tangannya.
"Cantik." Ucap Jaeyoung pada Mirae.
Jaeyoung mengecup bibir Mirae beberapa kali sebelum melakukan dengan 'serius'.

_______________________________________

astaga, maapkan keterlambatan updateny :"(
ad bbrp mslh yg hadir dlm idup author :"(
karna itu sata berjanji akan up 1 minggu sekali:"(
maapkan sekali lg ya gaes:(

janlup voment, krisar, dll biar author jd smkin baik dlm menulis krgan

tencu:*

Miss FortuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang